KEBUDAYAAN
Kebudayaan Berasal Dari Kata Sansekerta “Buddhayah “ , yang merupakan bentuk
jamak dari kata “Buddhi” yang berarti
budi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan
dengan budhi atau akal”
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Komunikasi yang terjadi dalam lingkup masyarakat
dalam kaitan budaya yang senantiasa membuat individu dalam menyesuaikan budaya
asal dengan budaya individu lain, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
WUJUD KEBUDAYAAN
Kebudayaan
pada dasarnya tidak hanya diwujudkan dalam bentuk artefak, seperti tari-tarian,
lukisan, dsb. Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan
artefak.
1.Gagasan (Wujud
ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam pola pemikiran masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka
itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan dan buku-buku hasil karya para penulis masyarakat tersebut.
2.Aktivitas
(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai
suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan
adat tata kelakuan.
3.Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan
fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia
dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat,
dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud
kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan
yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai
contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan
(aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Tugas Student Day 2013 ini mengangkat tentang
tulisan mengenai isu budaya. Isu tersebut misalkan terkait sebuah kebudayaan
yang terlupakan, tergerus perkembangan zaman, terjadi pergeseran makna, budaya
yang telah tiada, dan yang lainnya. Tujuan penugasan ini juga membangkitkan
daya kritis, dan pemikiran sosial mahasiswa baru agar lebih tanggap dan peka
terhadap lingkungan, terlebih dalam isu tentang kebudayaan.
Tulisan dibuat dalam
kertas double folio dengan tulis
tangan, minimal 2 halaman double folio. Margin kertas kanan-kiri 2cm dan ujung atas 5 cm.
Tulisan menangkat isu kebudayaan, seperti budaya yang terlupakan, tergerus
perkembangan zaman, terjadi pergeseran makna, budaya yang telah tiada, dan yang
lainnya. Tulisan berisikan sebuah gambar/foto yang mengilustrasikan isu
kebudayaan yang coba anda angkat. Gambar/foto tersebut dapat diambil secara
langsung, atau dari media lain, sepeti internet. Setelah penulisan tentang isu
kebudayaan, dilanjutkan dengan tulisan opini, kenapa anda memilih topik
tersebut/hal apa yang membuat anda tertarik untuk mengangkat tulisan tersebut.
Tulisan dikumpulkan pada tanggal … dengan mencantumkan Gugus, Nama, Nim,
Fakultas/Program Studi.
CONTOH TULISAN MENGENAI ISU KEBUDAYAAN
Nim : 1006205158
Fakultas/PS : Ekonomi dan Bisnis / Manajemen
[A5] Kebudayaan atas norma
dan tata karma yang sejak dahulu mencirikan jati diri Bangsa Indonesia, telah
mulai luntur. Budaya tersebut adalah budaya sopan santun. Sopan santun, atau juga dikenal sebagai tata
krama, merupakan salah satu ciri khas dari masyarakat Indonesia. Sejak dahulu,
bangsa Indonesia dikenal dengan keramahannya, kesopanannya, serta adat istiadat
yg dijunjung tinggi. Sifat pada diri pribadi seseorang dapat dilihat dari
perkataan yang ia mengucapkan maupun pada penampilannya. Jika seseorang
menggunakan bahasa yang lemah lembut sopan, santun mencerminkan pribadi yang
berbudi. Namun sebaliknya apabila seseorang sering bertutur kata kasar,
menghujat, memprovokasi, dan memfitnah justru mencerminkan keperibadian yang
kurang berbudi.
Dalam beberapa tahun terakhir nampaknya masyarakat
sekarang cenderung kehilangan etika dan sopan santun terhadap terhadap teman
sebaya, guru, orang yang lebih tua atau bahkan terhadap orang tua. Hal tersebut
diakibatkan dari berbagai faktor seperti dari efek negatif dari media
elektronik, televisi, dan jaringan internet karena dari berbagai tontonan yang
dapat disaksikan menyajikan unsur-unsur kekerasan, baik kekerasan fisik maupun
kekerasan dalam bentuk perkataan yang melecehkan. Tentunya ini berpengaruh perilaku
keseharian masyarakat.
Berbagai kejadian
buruk seperti tawuran, membuat keributan, pelecehan seksual, hingga melakukan
tindakan pembunuhan, merupakan cerminan atas sikap sopan santun yang mengalami
kemunduran. Selain itu, masuknya budaya barat juga semakin masyarakat dalam
memepertahankan budaya sopan santun pada beberapa tempat umum dan juga pada pergaulan,
misalnya saja dalam berpakaian diluar negeri atau dunia barat orang yang
berpakaian bikini disekitar pantai
adalah sesuatu yang wajar dan tidak melanggar kesopanan dimuka umum, tetapi
masyarakat Indonesia berpakaian seperti itu sangat tidak sopan karena dianggap
tidak sesuai dengan nilai dan norma kesopanan. Selain itu sopan santun dalam
pergaulan jika dibudaya barat bertemu teman berawanan jenis boleh mencium
bibir, tetapi hal tersebut di Indonesia hal tersebut sangat melanggar norma
kesopanan dan kesusilaan.
Lebih sederhana lagi
misalnya, contoh perilaku sopan-santun, misalkan ‘senyum, sapa, salam’. 3 hal sederhana
yang mulai terlupakan. Padahal, dengan senyum, sapa, dan salam, seseorang dapat
lebih akrab menjalin hubungan sosial, menghindari permusuhan, dan dengan begitu
orang pun akan melihat kita sebagai orang yang ramah dan rendah hati. Atau
misalkan lagi mengucapkan kata “maaf”, “tolong”, dan “terimakasih” yang
penggunaannya semakin memudar oleh kurangnya budaya sopan santun dalam
keseharian.
Kebudayaan dalam hal ini ialah budaya dalam wujud
norma. Budaya sopan santun merupakan budaya yang sering kita temui sehari-hari
dalam kehidupan. Budaya ini adalah contoh dari sebuah budaya sederhana yang
sudah mulai luntur. Padahal, dengan menerapkan budaya sopan santun ini, kita
dapat menghindari hal hal yang tidak perlu seperti tawuran, dsb. Saya mengangkat
isu budaya ini karena ketertarikan dan keironisan saya melihat kondisi
lingkungan saya, yang dari budaya sopan santun telah mengalami kemunduran,
dimana hal hal kecil seperti rasa empati, ucapan terima-kasih, tolong, maaf,
hingga senyum sapa dan salam lama-kelamaan mulai berkurang penggunaannya. Harapan
saya, sebagai generasi muda, budaya sopan santun ini semakin lama semakin kuat
ditanamkan dari diri kita, bukannya luntur dan dilupakan. Ini dilakukan dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ditanamkan sebagai budaya warisan
bangsa Indonesia yang terkenal dengan keramah-tamahannya, terlebih lagi budaya
sopan santunnya. Sehingga nantinya, kita menjadi generasi yang hebat karena
budaya positifnya, bukan mundur akibat tergerusnya budaya kita sendiri,
terkhusus dalam budaya sopan santun.
[D1]DARI UJUNG ATAS MARGIN 5CM
[A2]GUGUS,NAMA, NIM FAKULTAS/PS DIITULIS DI POJOK
KIRI ATAS
[D3]MARGIN KIRI KANAN 2 CMDARI KERTAS
[A4]TULISAN BERISI JUDUL YANG SEDERHANA, DAN
MENARIK
[A5]AWAL PARAGRAF, TULISAN DIMULAI MENJOROK KE
DALAM KIRA2 1 CM
[A6]FOTO DAPAT DI TEMPEL DARI ARTIKEL/MEDIA LAIN,
YANG UKURANYA TIDAK MELEBIHI LEBAR KERTAS, FOTO/GAMBAR MENGILUSTRASIKAN ISU
KEBUDAYAAN YANG ANDA ANGKAT
[A7]OPINI BERISIKAN LATAR BELAKANG/ALASAN MENGAPA
ANDA MENGANGKAT ISU TERSEBUT, TANGGAPAN, HINGGA HARAPAN ANDA MENGENAI ISU
KEBUDAYAAN YANG ANDA ANGKAT
0 comments:
Post a Comment