Pages

Subscribe:
Powered By Blogger

Sunday 31 May 2015

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum Tuberosum L.) SECARA ORGANIK “

Pertanian ramah lingkungan adalah aktivitas pertanian yang secara ekologi sesuai, secara ekonomi menguntungkan, secara sosial diterima dan mampu menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan (susanto, 2002).  Menurut ala (2001) sitem pertanian ramah lingkungan, merupakan salah satu bagian dari pengembangan sistem pertanian berkelanjutan, yang dapat terlaksana, bila memenuhi lima pilar, yaitu (a) produktif, (b) berisiko kecil, (c) tidak menimbulkan degradasi lahan dan air, (d) menguntungkan secara ekonomi jangka panjang dan (e) diterima oleh masyarakat.
Secara umum pertanian ramah lingkungan sulit untuk dilakukan namun dengan pengetahuan dan kemauan yang keras maka sistem pertanian yang ramah lingkungan dapat kita implementasikan dalam pembangunan pertanian ke masa depan. Agar program pertanian ramah lingkungan berhasil dan berdaya guna program tersebut harus mengikuti kaidah sebagai berikut; (a) menggunakan sedikit mungkin input bahan kimia, (b) melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air, (c) memperhatikan keseimbangan ekosistem dan (d) mampu menjaga stabilitas produksi secara berkelanjutan (Susanto, 2002).Tujuan yang hendak dicapai dengan melaksanakan sistem pertanian ramah lingkungan menurut Zebua (2003)  adalah (a) keseimbangan ekologis, (b) terjaganya keanekaragaman hayati, (c) terjaganya kelestarian sumberdaya alam, (d) lingkungan yang tidak tercemar dan (e) tercapainya produksi pertanian yang berkelanjutan.pertanian ramah lingkungan juga didasari oleh teknik budidaya.
Teknik Budidaya merupakan bagian dari kegiatan agribisnis harus berorientasi pada permintaan pasar. Paradigma agribisnis : bukan Bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan, tapi Bagaimana menghasilkan produk yang dapat dipasarkan. Terkait dengan itu, teknik budidaya harus mempunyai daya saing dan teknologi yang unggul. Usaha budidaya organik tidak bisa dikelola asal - asalan, tetapi harus secara profesional. Ini berarti pengelola usaha ini harus mengenal betul apa yang dikerjakannya, mampu membaca situasi dan kondisi serta inovatif dan kreatif. Berkaitan dengan pasar (market), tentunya usaha agribisnis harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan berlanjutan.
Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterakan petani dan konsumen. Berbagai sayuran khususnya untuk dataran tinggi, yang sudah biasa dibudidayakan dengan sistem pertanian organik, diantaranya : Kubis (Brassica oleraceae var. capitata L.), Brokoli (Brassica oleraceae var. italica Plenk.), Bunga kol (Brassica oleraceae var. brotritys.), Andewi (Chicorium endive), Lettuce (Lactuca sativa), Kentang (Solanum tuberosum L.), Wortel. (Daucus carota).
            Sistem pertanian organik merupakan suatu sistem produksi pertanian dimana bahan organik menjadi faktor penting dalam produksi usaha tani. Contohnya penggunaan pupuk organik (alami atau buatan) dan pupuk hayati serta pemberantasan hama, penyakit, dan gulma secara biologis. Pertanian organik  berupaya mendayagunakan potensi lokalitas yang ada sebagai suatu agroekosistem yang tertutup dengan memanfaatkan bahan baku atau input dari sekitarnya. Berupaya menjaga, merawat, dan memperbaiki kualitas kesuburan tanah melalui tindakan pemupukan organik, pergiliran tanaman, konservasi lahan dll.
1.2  TUJUAN
1.      Untuk mengetahui bagaimana dampak pertanian organik terhadap lingkungan .
2.      Untuk mengetahui bagai cara menerapkan pertanian secara organik.

2.1 Pertanian Organik
Ada dua pemahaman tentang pertanian organik yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pertanian organik dalam artian sempit yaitu pertanian yang bebas dari bahan – bahan kimia. Mulai dari perlakuan untuk mendapatkan benih, penggunaan pupuk, pengendalian hama dan penyakit sampai perlakuan pascapanen tidak sedikiti pun melibatkan zat kimia, semua harus bahan hayati, alami. Sedangkan pertanian organik dalam arti yang luas, adalah sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari atau membatasi penggunaan bahan kimia sintetis (pupuk kimia/pabrik, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan). Dengan tujuan untuk menyediakan produk – produk pertanian (terutama bahan pangan) yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta menjaga keseimbangan lingkungan dengan menjaga siklus alaminya.
2.2    Deskripsi Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.)
Solanum tuberosum atau yang lebih dikenal sebagai kentang merupakan tanaman setahun, bentuk sesungguhnya menyamak dan bersifat menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, panjang bisa mencapai 50 – 120 cm dan tidak berkayu. Batang dan daun berwarna hijau kemerah-merahan atau keungu-unguan. Akar tanaman menjalar dan berukuran sangat kecil bahkan sangat halus. Selain mempunyai organ-organ di atas, kentang juga mempunyai organ umbi. Umbi tersebut berasal dari cabang samping yang masuk ke dalam tanah. Cabang ini merupakan tempat untuk menyimpan karbohidrat sehingga membengkak dan bisa dimakan. Umbi bisa mengeluarkan tunas dan nantinya akan membentuk cabang-cabang baru. Kentang termasuk tanaman setahun yang ditanam untuk dipanen umbinya. Umbi kentang merupakan ujung stolon yang membesar  dan merupakan organ penyimpanan yang mengandung karbohidrat yang tinggi (Setiadi dan Nurulhuda, 1998). Dalam sistematika tumbuhan, tanaman kentang diklasifikasikan ke dalam :

Divisio        : Spermatophyta
Subdivisio  : Angiospermae
Kelas         : Dicotyledoneae
Ordo          : Solanales
Familia       : Solanaceae
Genus        : Solanum
Spesies      : Solanum tuberosum L.
(Setiadi 2009).
    Pada stadia awal tumbuhnya, stolon sepintas seperti akar biasa. Warnanya lebih putih dan biasanya lebih panjang daripada akar cabang. Ukurannya juga lebih besar. Stolon amat lunak dan berisi lebih banyak cairan dibanding akar. Stolon inilah yang bakal menghasilkan umbi kentang. Setelah mencapai ujung maksimal, stolon akan menggembung pada ujungnya (Hartus, 2001).
Rukmana (1997), menyatakan kentang merupakan tanaman yang berbentuk semak atau herba, dengan susunan utama terdiri atas stolon, umbi, batang, daun, bunga, buah dan biji serta akar. Stolon merupakan tunas lateral yang tumbuh dari ketiak daun di bawah permukaan tanah stolon tumbuh memanjang dan melengkung di bagian ujungnya, kemudian membesar dan membengkak untuk membentuk umbi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Batang tanaman kentang berbentuk bulat dan persegi, berbuku-buku dan berongga dengan pertumbuhan batang tegak, menyebar, atau menjalar. Batang tanaman kentang di atas permukaan tanah berwarna hijau, hijau kemerahan atau hijau keunguan.
 Bunga tanaman kentang berjenis kelamin dua (bunga sempurna), yang tersusun dalam karangan bunga dan tumbuh pada ujung batang, dengan tiap karangan memiliki 7-15 kuntum bunga. Mahkota bunganya berbentuk terompet yang bagian atasnya berbentuk bintang. Warna bunga kentang beraneka macam, ada yang putih, merah muda, ungu atau biru
Warna buah kentang bervariasi mulai hijau tua sampai keunguan, berbentuk bulat, berdiameter kurang lebih 2,5 cm dan berongga dua. Buah mengandung sekitar 500 bakal biji, tetapi yang dapat berkembang menjadi biji hanya berkisar antara 10 – 300 biji. Biji kentang berwarna coklat muda (krem), berdiameter kurang lebih 0,5 milimeter dan mempunyai masa dormansi lebih kurang 6 bulan (Hartus, 2001). 

2.3  Syarat Tumbuh


Iklim
Kentang termasuk tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropika dan subtropika (Ewing dan Keller, 1982)
Di Indonesia, tanaman kentang di usahakan di daerah yang memiliki ketinggian 500 m – 3000 m di atas permukaan laut, dan pada ketinggian optimum antara 1000 m – 2000 m di atas permukaan laut (Soelarso, 1997).
Suhu
Pertumbuhan tanaman kentang sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca. Tanaman kentang tumbuh baik pada lingkungan dengan suhu rendah, yaitu 15 sampai 20 °C, cukup sinar matahari, dan kelembaban udara 80 sampai 90 % (Sunarjono, 1975).
Suhu tanah berhubungan dengan proses penyerapan unsur hara oleh akar, fotosintesis, dan respirasi. Menurut Burton (1981), untuk mendapatkan hasil yang maksimum tanaman kentang membutuhkan suhu optimum yang relatif rendah, terutama untuk pertumbuhan umbi, yaitu 15,6 sampai 17,8 °C dengan suhu ratarata 15,5 °C.
Tanah
Tanaman kentang dapat tumbuh baik pada tanah yang mempunyai struktur cukup halus atau gembur, drainase baik, tanpa lapisan kedap air, debu atau debu berpasir dan sedikit kering. Lapisan keras akan menyebabkan genangan air dan perakaran kentang tidak dapat menembus lapisan kedap air. Lebih suka tanah vulkalis (andosol). Tanah lempung berpasir dan subur, rasa umbi lebih enak dan kandungan karbohidratnya lebih tinggi. Pada tanah liat yang berat, umbi cenderung berlemak dan aromanya berkurang (Soelarso, 1997).
Tanah yang gembur atau mengandung sedikit pasir,mengandung banyak humus merupakan tanah yang bisa menjaga kelembapan tanah ketika musim hujan. Kelembapan tanah yang cocok untuk umbi kentang adalah 70%. Kelembapan yang lebih dari ini menyebabkan kentang mudah terserang oleh penyakit busuk batang, leher akar atau umbi (Setiadi, 2009).
Tanaman kentang toleran terhadap pH pada selang yang cukup luas, yaitu 4,5 sampai 8,0. tetapi untuk pertumbuhan yang baik dan ketersediaan unsur hara, pH yang baik adalah 5,0 sampai 6,5.
Menurut Asandhi dan Gunadi (1989), tanaman kentang yang ditanam pada pH kurang dari 5,0 akan menghasilkan umbi yang bermutu jelek.


Curah hujan
Tanaman kentang memerlukan banyak air, terutama pada stadia berbunga, tetapi tidak menghendaki hujan lebat yang berlangsung terus-menerus. Curah huajn yang baik untuk pertumbuhan tanaman kentang ialah 2.000-3000 mm/tahun. Hujan lebat yang berkepanjangan menghambat pancaran sinar matahari, memperlemah energi surya, hingga fotosintesis tidak berlangsung optimal. Hal ini menyebabkan umbi yang terbentuk kecil dan produksinya rendah (Sunarjono, 2007).
Saat kritis bagi tanaman kentang adalah saat ketika dibutuhkan lebih banyak air, yaitu pada permulaan pembentukan umbi dan pembentukan stolon. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang tinggi, pada saat itu kadar air tanah pada kedalaman 15 cm dari permukaan tanah tidak boleh kurang dari 56% kapasitas lapang (Nonnecke, 1989).
Hal itu didukung oleh Gandar dan Tanner (1976) yang menyatakan bahwa perpanjangan dan bentangan daun menurun jika potensial air daun menurun.
Intensitas cahaya
Bodlaender (1983) menyatakan bahwa untuk dapat berfotosintesis dengan baik, tanaman memerlukan intensitas cahaya yang tinggi yang diperlukan untuk mengaktifkan distribusi asimilat, memperpanjang cabang, dan untuk meningkatkan luas serta bobot daun. Meningkatnya cahaya yang dapat diterima tanaman akan mempercepat proses pembentukan umbi dan waktu pembungaan, bahkan pada intensitas cahaya yang berlebihan dapat menurunkan hasil karena terjadi transpirasi yang tinggi yang tidak dapat diimbangi dengan penyerapan air dari dalam tanah. Oleh karena itu, sel akan kehilangan turgor, stomata menutup, dan absorbsi CO2 berkurang sehingga hasil fotosintesisnya berkurang.
Panjang hari
Panjang hari juga berpengaruh terhadap pembentukan umbi, tetapi hal itu tidak terlalu penting karena umbi tetap terbentuk pada berbagai tingkatan panjang hari. Perbedaannya hanya saat kapan umbi terbentuk dan lamanya proses perkembangan berlangsung. Panjang hari yang dikehendaki tanaman kentang bervariasi, bergantung pada varietasnya, kisaran yang diperlukan antara 10 sampai 16 jam hari-1. Chapman (1975) menyimpulkan bahwa jika tanaman mendapat perlakuan hari pendek, ujung stolon akan cepat membentuk umbi, sedangkan jika diberi perlakuan hari panjang, stolon cenderung bertambah panjang dan baru
kemudian membentuk umbi. Proses pembentukan umbi pada tanaman kentang dapat dipercepat oleh hari pendek, intensitas cahaya tinggi, suhu malam yang rendah, dan N yang rendah serta kombinasi faktor tersebut (pada musim hujan kombinasi intensitas cahaya dan suhu adalah hari pendek, suhu tinggi, dan intensitas cahaya rendah, sedangkan pada musim kemarau adalah hari pendek, suhu rendah, dan intensitas cahaya tinggi).

2.4  Persiapan Lahan
Lahan untuk bertanam kentang harus tanah yang gembur atau sedikit mengandung pasir agar mudah diserapi air dan mengandung humus yang tinggi.
1. Penggemburan Tanah untuk penanaman kentang pada umumnya dibajak terlebih dahulu, yang kemudian setelah beberapa hari siap untuk dicangkuli agar tanah menjadi remah dan gembur. Setelah beberapa hari tanah kembali dibajak dan dicangkuli. Jadi tanah untuk kentang memerlukan dua kali pembajakan dan pencangkulan.
2. Membuat Guludan Guludan secara definitif adalah tanah yang permukaannya ditinggikan. Pekerjaan meninggikan permukaan itu dilakukan sambil menggemburkan tanah ( disekitar tanaman ) dengan maksud agar erasi udara dalam tanah menjadi baik.
3. Pupuk Dasar
Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman dilakukan. Pupuk ini bisa berupa pupuk organik. Untuk jenis pupuk kandang misalnya berasal dari sapi atau domba. Begitu ula pupuk kompos bisa berasal dari tanaman jagung, rumput, atau sampah dedaunan. Selain pupuk organik, pupuk dasar juga berupa anorganik (pupuk buatan).
4. Jarak dan Lubang
tanam Kalau bibitnya seukuran telur bebek, jarak tanamnya 35 cm. jika bibitnya seukuran telur ayam, jaraknya 25 cm. Sedangkan ukuran guludannya antara 75 cm – 80 cm atau lebih idealnya minimal 100 cm untuk dua barisan. Kemudian untuk tinggi guludan sedalam bajakan ( 30 – 40 cm ) atau sedalam cangkulan ( 20 – 30 cm ). Lubang tanaman posisinya “pas di tengah-tengah” guludan.

2.5 Manfaat Kentang Untuk Kesehatan

1. Pencegahan kanker
Vitamin B6 pada kentang ampuh melawan terjadinya pembentukan tumor dalam tubuh yang sangat memicu kanker, dalam hal ini adalah kanker prostat pada pria dan kanker rahim pada wanita. Mengkonsumsi kentang akan mencegah tumbuhnya sel kanker dalam tubuh dan telah banyak studi yang membuktikannya.
2. Mengurangi kadar kolesterol
Manfaat kentang dalam mengurangi kadar kolesterol berasal dari kandungan zat potasium yang cukup banyak dalam dirinya. Seperti yang dapat kita temui pada manfaat pisang, zat potasium membantu menghalangi penumpukan kolesterol dalam darah. Kalori yang rendah pada kentang, dapat menjadi menu diet rendah kolesterol anda, tentu saja tanpa di goreng.
3. Mengurangi resiko batu ginjal
Memang pada kentang kandungan kalsium dan zat besi dapat memicu pembentukan batu ginjal, namun magnesium yang kaya pada kentang dapat menolak kalsium yang ada pada jaringan ginjal. Pada orang-orang penderita batu ginjal, kentang bukan merupakan makanan yang ‘haram’ bahkan beberapa menu diet juga melibatkan kentang.
4. Kesehatan Tulang
Kentang sangat baik untuk tulang, kandungan zat besi yang terdapat pada kentang memastikan ia sangat membantu pertumbuhan dan kesehatan tulang secara keseluruhan. Zat Besi, kalsium, fosfor, magnesium, dan seng yang ada dalam kentang merupakan kombinasi sempurna untuk membangun dan membentuk struktur serta kekuatan tulang.
5. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Asupan natrium harus dikurangi agar dapat membantu dalam hal menurunkan tekanan darah, namun meningkatkan asupan kalium cukup penting untuk menurunkan tekanan darah ini. Sumber zat lain seperti kalium, magnesium, dan kalsium  merupakan zat yang dipercaya dapat menurunkan anda yang memiliki tekanan darah tinggi.
6. Kesehatan Jantung
Ada banyak zat gizi yang terdapat di dalam sebuah kentang yang dapat mendukung kinerja jantung yang sehat, Serat, kalium, vitamin C dan vitamin B-6 adalah beberapa diantaranya. Kentang juga tidak memiliki kandungan kolesterol yang tinggi semuanya sangat baik untuk Jantung.
7. Membangun dan pembentukan sel
Vitamin B6 merupakan salah satu vitamin penting yang dibutuhkan untuk melakukan pemrosesan reaksi kimia yang dibutuhkan untuk membentuk sel dalam tubuh. Vitamin B6 dibutuhkan lebih dari 100 reaksi enzimatik, enzim sendiri adalah protein yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia. Sebagian besar protein dan asam amino membutuhkan vitamin B6 untuk sintesis dalam pembentukan DNA dalam tubuh. Untuk itu vitamin B6 ini juga dibutuhkan untuk pembuatan sel sel baru dalam tubuh kita.
8. Kesehatan Otak & Saraf
Kandungan vitamin B6 yang tinggi juga sangat membantu kesehatan otak dan membantu dalam proses transmisi yang dilakukan dalam saraf.Selain untuk kesehatan, kentang juga sangat baik digunakan untuk perawatan kecantikan wajah dan kulit.

3.1 Budidaya Kentang
Dalam proses perbanyakan benih kentang memerlukan cara budidaya yang benar agar bisa mendapatkan benih yang bermutu tinggi. Disamping itu juga dibutuhkan cara penanganan benih kentang pada periode pra panen, panen dan pasca panen yang dapat menentukan dan menjaga mutu benih agar lebih baik.
Teknis budidaya benih kentang:
1.      Pengolahan lahan
Tanah harus dicangkul sedalam 30-40 cm setelah dicangkul tanah dibiarkan beberapa hari agar mendapatkan sinar matahari sehingga aerasi udara lancar, hama atau bakteri dapat terbunuh. Setelah pencangkulan tanah digemburkan sampai lembut karena tanaman kentang membutuhkan tanah yang gembur, untuk perkembangan akar sebagai asal terjadinya umbi. Tanah yang kurang gembur dapat menghambat proses terjadinya umbi, tanah yang baik untuk pertumbuhan kentang yaitu tanah yang gembur dan agak berpasir. 
Bedengan dan saluran air perlu dibuat karena sebagai tempat penanaman, bedengan juga dapat mencegah agar tanaman tidak tergenang air bila hujan turun, dan memudahkan untuk pemeliharaan tanaman.Tinggi bedengan kurang lebih 20 cm, dan lebarnya kurang lebih 70 cm, panjang bedengan menyesuaikan ukuran tanah, dengan lebar parit 25 cm. Parit-parit bedengan selain berfungsi sebagai jalan dalam merawat tanaman , juga sebagai saluran air oleh karena itu parit-parit bedengan ini dibuat sedemikian rupa agar air dapat mengalir lancar bila turun hujan.            
2.       Pembibitan dan Penanaman
Bibit adalah bakal terjadinya tanaman, oleh karena itu sangat menentukan sekali terhadap hasil yang dicapai. Bibit yang tidak baik hasilnya pun akan mengecewakan. Tanaman kentang ditanam melalui umbinya, yang langsung pada lahan tanpa melalui persemaian terlebih dahulu. Jauh sebelum penanaman, bibit harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan memilih umbi-umbi kentang yang baik, besar, dan tidak banyak matanya.
Umbi-umbi calon bibit tersebut ditempatkan pada bakul-bakul lalu diletakkan pada para-para yang tempatnya kering dan hanya segar. Kemudian dibawah para-para tersebut dibuat perapian yang hanya mengeluarkan asap saja. Pembibitan ini memakan waktu kurang lebih 3 bulan lamanya.
Yang harus dikerjakan dahulu dalam penanaman ini, yaitu membuat lubang-lubang tanam dalam bedengan dengan jarak tanam kurang lebih 60-70 cm. Setiap lubang tanam diberi pupuk kandang sebanyak 0,5 kg, bibit-bibit diletakkan di atas pupuk kandang dengan kedalaman 7-12 cm, dan diusahakan agar tunas-tunasnya menghadap ke atas dan sebelah kanan dan kirinya diberi pupuk ZA dan NPK sebanyak 16 g dengan jarak 5 cm dari bibit, setelah itu lubang-lubang tanam tersebut ditutup dengan tanah.
3.      pemeliharaan
Pemeliharaan ini meliputi penyiraman, pendangiran, pemberantasan hama dan penyebab penyakit. Pemeliharaan ini sangat perlu dilakukan karena berpengaruh pada produksi hasil, pemeliharaan yang kurang sempurna hasil produktifitasnya pun kurang memuaskan.
a.       penyiraman
Tanaman kentang tidak menghendaki kekeringan, walaupun tanaman ini juga sangat peka terhadap air yang berlebihan terutama terhadap air yang menggenang. Pada tanah yang terlalu kering suhu tanah akan menjadi panas dan kelembabannyapun menjadi turun. Umbi kentang memerlukan suhu dingin dengan kelembaban yang tinggi. Pada tanah yang tidak stabil suhu dan kelembabannya tanaman kentang akan menghasilkan umbi yang kurang bagus.
Penyiraman harus diperhatikan, terutama bila tidak turun hujan.
b.      Pendangiran.
Setelah tanaman berumur 1 bulan, maka dilakukan pendangiran. Rumput-rumput yang mengganggu dibersihkan dan tanah disekitar tanaman digemburkan sambil meninggikan gundukan tanah atau bedengan agar umbi tanaman selalu terkubur, bila tidak  tertutup tanah maka umbi kentang akan berwarna hijau dan kualitasnya rendah.
c.       Pemberantasan hama dan penyebab penyakit
Hama dan penyakt tanaman harus diberantas. Bila tidak diberantas, maka tanaman dapat gagal dan merugikan usaha bercocok tanam. Pengendalian hama penyakit sebaiknya dilakukan sesuai jadwal, pengendalian terlebih dahulu dilakukan dengan pengamatan di lahan guna menentukan hama penyakit apa yang menyerang (menentukan insektisida dan fungisida apa yang akan digunakan) Hama yang mengganggu tanaman kentang biasanya ulat daun, orong-orong dan ulat tanah. Cara pengendalian hama ini dengan Diazinon 0,2%, buldox atau curacron, sedangkan untuk orong-orong pengendaliannya dengan diberi furadan 3 G, sebaiknya pemberian furadan ini dilakukan pada saat pemberian pupuk kandang (sewaktu mengolah tanah). Sedangkan penyakit yang biasa menyerang yaitu busuk daun, mozaik dan pusarium. Cara pengendalian penyakit ini dengan menggunakan Dithane M-45, Antracol dan Daconil.Untuk mozaik obat pembasmi ampuh belum ditemukan, hanya untuk menghindari semacam ini harus memilih bibit tanaman yang baik dan bebas virus serta mencabut  tanaman yang sudah terjangkit biar tidak menular ke tanaman yang lain.  
       4.   Pra panen
Pada periode pra panen terdapat tiga kegiatan yang meliputi a) penghitungan populasi, b) panen percobaan, c) pemangkasan batang.
a.       Penghitungan populasi
Dalam proses perbanyakan bibit kentang jumlah bibit yang ditanam mungkin tidak akan tumbuh baik secara keseluruhan karena pengaruh berbagai faktor baik lingkungan, cuaca, hama, penyakit. Dengan penghitungan populasi dapat diketahui populasi tanaman produktif. Penghitungan populasi dilaksanakan pada umur 50-60 hari setelah tanam.
Dalam penghitungan populasi, selain dapat diketahui populasi tanaman produktif juga dapat diperkirakan jumlah knol (umbi) yang akan dihasilkan dengan mengalikan jumlah populasi tanaman dengan jumlah umbi yang dihasilkan oleh tanaman yang biasanya menghasilkan umbi kurang lebih sekitar 7-8 umbi.
b.      Panen percobaan
Hasil produksi umbi sebanyak 80 % sampai 90 % harus dalam ukuran standar bibit. Untuk mengetahui keadaan umbi dalam tanah baik kesehatannya maupun ukurannya perlu dilakukan panen percobaan. Panen percobaan dilakukan pada umur 70-75 hari setelah tanam. Pada umur tersebut keadaan umbi sudah matang secara fisiologis bisa digunakan sebagai bibit. Panen percobaan dilakukan guna menentukan waktu pangkas batang dan untuk membuat angka ramalan produksi mengenai jumlah knol dari tiap kelas bibit, jumlah berat dari tiap kelas bibit dan jumlah total hasil produksi yang akan diperoleh baik jumlah knol atau jumlah berat.
c.       Pemangkasan batang
Pemangkasan batang harus dilakukan pada umur 70-85 hari setelah tanam kurang dari 70 hari ukuran umbi biasanya masih kecil-kecil, kalau lebih dari 85 hari ukuran umbi biasanya lebih besar dari ukuran bibit.
Varietas granola yang dibudidayakan di BBH Tawangmangu, pemangkasan batangnya dilaksanakan pada umur 85-90 hari setelah tanam. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan umur panen tanaman kentang varietas granola dan biasanya diambil umur maksimumnya.
Pemangkasan batang dilakukan dengan menggunakan sabit yang bersih dan tajam atau gunting potong. Tinggi batang yang dipangkas sekitar 5 cm dari permukaan tanah. Semua batang hasil pangkasan harus dibuang atau dikubur agar tidak menjadi sumber penyakit.
Keuntungan dari pemangkasan batang antara lain :
1.  Menghambat infeksi penyakit yang dapat terjadi dari bagian atas tanaman turun ke umbi.
2.      Menghentikan pembesaran umbi dan mempertahankan ukuran umbi sesuai dengan ukuran bibit yang diinginkan.
3.      Menghentikan proses pertumbuhan tanaman agar kulit umbi menjadi kuat dan tidak mudah terkelupas pada saat panen.
5.   Panen
Tanaman kentang varietas granola yang dibudidayakan di BBH Tawangmangu dipanen 10 hari setelah dilaksanakan pemangkasan batang atau kurang lebih pada saat tanaman berumur antara 100-115 hari setelah tanam.
Waktu paling baik untuk panen kentang adalah pada saat cuaca terang di pagi hari. Hindar waktu panen kena hujan karena bila waktu panen terkena hujan pada saat umbi masih terhampar di tanah dapat menyebabkan kerusakan umbi pada saat penyimpanan di gudang.
Panen dapat dilakukan dengan jalan menggemburkan guludan dengan cara mencangkul pinggirannya lalu mengangkatnya. Pencangkulan dilakukan pada setiap tempat untuk menghidari kerusakan umbi oleh cangkul. Selain itu, cara panen dapat dilakukan dengan menggunakan tangan dengan cara membongkar guludan atau menggalinya langsung.
Setelah penggalian dan pengumpulan umbi oleh tangan, umbi dibarkan saja merata di lahan, maksudnya agar umbi terangin-anginkan dan terkena sinar matahari langsung sehingga kulit umbi menjadi kering
Setelah umbi kering dan tanah tidak menempel lagi, segera dilakukan pewadahan umbi sekaligus melaksanakan seleksi lapangan, maksudnya sambil melakukan pewadahan juga memilih umbi yang secara visual kondisi fisiknya baik dan sehat. Sisa tanaman kentang yang berupa bekas bibit dan umbi yang rusak dikumpulkan sehingga tidak ada lagi yang tertinggal di kebun karena dikhawatirkan nantinya tumbuh volunteer atau kireura yang bisa terinfeksi penyakit dan jadi sumber penyakit pada pembibitan periode selanjutnya.
Pengangkutan umbi bibit kentang ke gudang yang sudah dipersiapkan dalam keadaan bersih dilakukan setelah pewadahan dan seleksi lapangan. Umbi bibit yang sudah sampai di gudang dihamparkan di lantai gudang untuk diangin-anginkan lagi. Lamanya pengangin-anginan ini cukup dua hari saja atau paling lama 5 sampai 7 hari. Sebelum umbi diangin-anginkan di gudang perlu dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat benih setelah panen.
6.   Pasca Panen
Kerusakan umbi kentang dapat terjadi mulai periode pra panen hingga pasca panen. Besarnya tingkat kerusakan ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain cara budidaya, iklim, hama, penyakit, umur panen, kerusakan selama panen dan perlakuan pasca panen. Penanganan pasca panen yang tidak baik menyebabkan kerusakan umbi kentang antara 2-10% dan bagian yang terbuang kurang lebih 10 %, oleh karena itu untuk mengurangi tingkat kerusakan umbi kentang setelah panen, perlu langkah-langkah penanganan pasca panen yang baik dan memadai.
Kegiatan penanganan pasca panen umbi benih kentang meliputi a) persiapan gudang, b) perlakuan benih di gudang, c) pemeliharaan benih selama di gudang penyimpanan, dan d) pengemasan dan pengangkutan benih.
a.       Persiapan gudang
Gudang yang disiapkan untuk menyimpan benih kentang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Ventilasi udara dan penyebaran cahaya yang baik
2. Kebersihan gudang dan rak penyimpanan. Bersih dari kotoran dan sisa-sisa umbi yang busuk.
3. Sebelum benih disimpan, gudang harus disterilkan khususnya untuk pengendalian penggerek umbi (Phthorimaea perculella) minimal satu minggu sebelum panen dengan cara pencucian gudang dan rak penyimpanan serta penyemprotan pestisida.
Kegiatan persiapan gudang biasanya dilakukan pada masa pra panen.
b.      Perlakuan benih di gudang
Setelah benih disimpan di gudang dan diangin-anginkan, dilakukan :
1.      Seleksi atau sortasi
Seleksi atau sortasi yaitu memisahkan umbi yang sehat, busuk (penyakit) dan kerusakan fisik (hama dan mekanis). Seleksi harus dilaksanakan di tempat seleksi atau gudang penyimpanan dengan keadaan ruangan yang cukup terang supaya umbi kentang yang akan diseleksi mudah untuk dilihat kerusakannya.
2.      Grading
Menentukan umbi untuk benih, tergantung dari diri sendiri. Menurut petani, umbi yang baik untuk benih adalah yang sehat, bermutu super, mempunyai 3 sampai 5 mata tunas dan bobotnya 80-100 g.
Pengkelasan benih kentang berdasarkan berat umbi (g) adalah sebagai berikut :
-      Ukuran SS   : Lebih kecil dari 10 g
-      Ukuran S     : 11-30 g
-      Ukuran M    : 31-60 g
-      Ukuran L     : 61-120 g
-      Ukuran LL  : lebih besar dari 121 g
3.      Pencelupan benih
Sebelum dilakukan pencelupan umbi dengan insektisida, sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan air bersih untuk membersihkan tanah yang menempel pada umbi karena tanah tersebut mempunyai kemungkinan tercampur dengan nematoda atau telur-telur nematoda, sehingga dengan pencucian tersebut umbi menjadi bersih dan insektisida yang diberikan pada waktu pencelupan lebih efektif. Pencelupan dengan menggunakan insektisida bertujuan untuk pengendalian hama penggerek umbi (Phthorimaea operculella Zeller).
Yang perlu diperhatikan dalam pencelupan antara lain :
-      Air yang digunakan harus bersih
-      Cuaca dalam keadaan kering
-      Lama pencelupan kira-kira 10 detik
-      Suhu terbaik 10-20 oC
-      Benih yang telah dicelup dibiarkan, dijemur 1 sampai 2 jam dibawah sinar matahari, selanjutnya disimpan dan dikeringanginkan di dalam gudang.
4.      Penaburan insektisida dan penimbangan
Penaburan insektisida dan penimbangan dilakukan setelah pencelupan benih dan benih sudah kering. Setelah benih kering dilakukan penimbangan dan ditaburi insektisida. Penaburan insektisida dilakukan untuk mencegah hama penggerek umbi yang biasa menyerang tanaman kentang dan umbi baik di kebun maupun pada saat penyimpanan. Penimbangan dilakukuan untuk mengetahui jumlah berat tiap kelas benih dan jumlah total hasil produksi serta untuk mengetahui besarnya penyusutan atau besarnya umbi yang rusak.
5.      Penyimpanan
Penyimpanan benih dilakukan dengan cara meletakkan masing-masing kelas umbi dalam rak penyimpanan yang terdiri dari 3 sampai 4 lapis umbi dan rak-rak tersebut disusun secara rapi untuk memudahkan pengontrolan. Benih kentang yang sudah diletakkan di dalam rak penyimpanan ditutup dengan kain kasa yang kemudian dilakukan penyemprotan insektisida. Hal ini dilakukan untuk pengendalian hama penggerek umbi selama penyimpanan.
c.       Pemeliharaan benih selama di gudang penyimpanan
Benih yang sudah disimpan di gudang penyimpanan tidak dibiarkan begitu saja tetapi perlu dilakukan pemeriksaan benih secara teratur (minimal 1 minggu 3 kali) dan pergiliran rak penyimpanan (box atau krat) selama 7 sampai 10 hari sekali untuk mengontrol benih dari serangan hama penggerek umbi. Apabila ada gejala serangan hama penggerek umbi harus dilakukan penyemprotan.
Pemeliharaan sanitas gudang perlu dilakukan agar tetap bersih dari kotoran serta umbi-umbi yang busuk. Suhu, cahaya, dan kelembaban udara harus dijaga sesuai dengan yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tunas.
d.      Pengemasan dan pengangkutan benih
Benih kentang yang telah lulus seleksi dan mendapatkan sertifikat benih dari Balai Pengawasan dan Sertifikat Benih Tanaman Pangan Hortikultura (BPSBTPH) dikemas dengan menggunakan karung jaring (waring) dengan ukuran setiap kemasan 20 kg dan dilakukan pelabelan dengan cara dijahit serta disaksikan oleh BPSBTPH. Dalam pengangkutan benih harus diperhatikan cara penyusunan kemasan dan alat angkut yang digunakan untuk menghindari kerusakan benih.
Penanaman tanaman kentang yang dijadikan bibit di BBH Tawangmangu sudah memenuhi persyaratan, misalnya lahan untuk bercocok tanam dengan teori hampir sama, tinggi tempat dan curah hujan sudah sesuai.

4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dengan Teknik budidaya tanaman kentang yang baik terdiri dari pembibitan, pengolahan media tanam, teknik penanaman,dan pemeliharaan tanaman. Kuantitas dan kualitas tanaman kentang akan semakin baik dengan teknik pembudidayaan yang benar dengan tetap menjaga kelestarian alam. Selain itu seperti dari pemaparanmakalah diatas bahwa dalam kehidupan manusia kentang sangat berperan dan bermanfaat kehidupan manusia.sehingga dalam pembudidayaan kentang harus dimenggunakan sistim pertanian organik dikareanakan kentang semakin tahun semakin banyak dibutuhan dan pesanan semakin meninggkat dengan sistim tersebut dapat menciptakan pertanian yang ramah lingkungan.

4.2 Saran
Pembudidayaan Kentang saat ini memiliki peluang yang sangat besar dalam dunia agribisnis.dikarenakan sangat berpeluangnya diagribusines makan setiap produk yang dijual harus lah berkulitas dan berkuantitas bebas dari bahan kimia atau pestisida yang dapat membahyakan manusia jadi saran disini dari semua pihak harus bererja sama untuk membuat pertanian organik sehingga menjadikan pertanian yang ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Budidaya Kentang (terhubung berkala)www.iptek.net.id 
Parabowo, Abror Yudi.2007.Budidaya Kentang(terhubung berkala) http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kentang.html 
Atmojo, S.W., 2007.  Pertanian sehat ramah lingkungan. http://suntoro.staff.uns.ac.id
The Agricoach Inc. 2008. Perlakuan pengolahan tanah. http://www.agricoach-inc.com
PUSTEKKOM. 2005. Usaha mengurangi erosi tanah. http://www.e-dukasi.net. [ 10mei2015 ].





Saturday 30 May 2015

ujiu daya perkecambahan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar belakang
Berkaitan dengan budidaya tanaman, petani selalu berusaha untuk mendapatkan hasil yang optimal. Berhasil atau tidaknya suatu produksi pertanian tergantung dari beberapa faktor. Kedalaman dan media tanam dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda.
Negara Indonesia merupakan Negara agraris dimana daerah-daerah yang terdapat dikepulauan Indonesia mempunyai potensi untuk lahan pertanian. Lahan pertanian yang terdapat di Indonesia sangatlah luas sehingga pertanian dapat tumbuh dan berkembang baik. Optimalisasi pertanian merupakan usaha dalam bertani untuk meningkatkan produksi pertanian dengan usaha mengoptimalkan factor-faktor yang mendukung keberhasilan usahatani. Dalam melakukan suatu budidaya tanaman misalnya buncis, kita harus mengetahui kedalaman tanam yang harus dilakukan. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran buah yang termasuk famili Leguminosae. Tanaman buncis cocok dibudidayakan dan berproduksi baik pada dataran medium maupun dataran tinggi. Kedalaman tanam berkisar 3-8 cm, dengan cara ditugal dan setiap lubang tanam diisi dua biji.
Buncis (dari bahasa Belanda, boontjes, Phaseolus vulgaris L.) merupakan sejenis polong-polongan yang dapat dimakan. Buah, biji, dan daunnya dimanfaatkan orang sebagai sayuran. Sayuran ini kaya dengan kandungan protein. Ia dipercaya berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Buncis adalah sayur yang kaya dengan protein dan vitamin ini membantu menurunkan tekanan darah serta mengawal metabolisme gula dalam darah dan amat sesuai dimakan oleh mereka yang mengidap penyakit diabetes atau hipertensi. Kandungan serat dan enzim yang tinggi dapat membantu penurunan berat badan Kacang buncis tumbuh melilit, mempunyai akar tunggang dan sisi yang panjang dan memerlukan tiang untuk memanjat.
Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.
B.   Sentra Penanaman
Daerah yang sejak lama menjadi sentra pertanaman buncis antara lain Kotabatu (Bogor), Pengalengan dan Lembang (Bandung) dan Cipanas (Cianjur). Sedangkan pusat terbesar pertanaman kacang ijo anatara lain daerah Garut (Jawa Barat).


C.   Manfaat Tanaman
Peningkatan produksi buncis mempunyai arti penting dalam menunjang peningkatan gizi masyarakat, sekaligus berdaya guna bagi usaha mempertahankan kesuburan dan produktivitas tanah. Kacang buncis merupakan salah satu sumber protein nabati yang murah dan mudah dikembangkan.
Kacang jogo/kacang merah yang dikonsumsi bijinya, mengandung protein 21-27%, sehingga menu makanan yang terdiri atas campuran nasi dan kacang jogo (90%+10%) merupakan komposisi makanan yang mencukupi karbohidrat dan protein tubuh.
Selain itu, manfaat buncis lainnya adalah :
·         Buncis merupakan sumber protein nabati yang sangat penting dan banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan C,
·         Khasiat buncis adalah mampu melancarkan sistem pencernaan.
·         Mencegah konstipasi,
·         Menstimulasi sistem kekebalan tubuh secara alami,
·         Menetralkan gula darah,
·         Mengobati tukak lambung,
·         Mencegah kanker usus besar dan mampu memperkecil resiko terkena kanker ganas.



D.   Jenis Tanaman
Taksonomi tanaman buncis diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Plant Kingdom
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio      : Angiosspermae
Kelas   : Dicotyledonae
Sub kelas         : Calyciflorae
Ordo    : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub famili        : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies            : Phaseolus vulgaris L.
BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS
2.1 Pengertian Kacang Buncis( Phaseolus Vulgaris L. )
Buncis merupakan salah satu jenis kacang sayur yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Buncis (phaseolus vulgaris L.) bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini berasal dari Mexico Selatan, Amerika Selatan, dan daratan Cina. Selanjutnya, penanaman tanaman ini meluas ke Indonesia, Melaysia, Karibia, Afrika Timur, dan Barat.
Tanaman buncis termasuk family Leguminoceae dan merupakan tanaman semusim berbentuk perdu. Tanaman ini juga memiliki beberapa sifat botani penting, diantaranya adalah sebagai berikut :
Susunan daunnya merupakan daun majemuk dengan tiga helai daun berbentuk segitiga pada tiap tangkai daun
Tandan bunga duduk diketiak daun dan merupakan bunga sempurna, sehingga bersifat menyerbuk sendiri
Warna dan ukuran polong bervariasi. Pada umumnya, polong berwarna hijau dan lurus memanjang
Warna dan bentuk biji juga bervariasi yakni putih, kuning, merah, nila, coklat, dan hitam
Tipe tanaman buncis
Tanaman buncis dibedakan atas dua tpe pertumbuhan, yakni:
Tipe Merambat
Buncis tipe ini memiliki system pertumbuhan merambat, sehingga memerlukan tiang untuk merambat. Produksinya berupa polong yang umumnya dipetik pada saat masih muda. Masyarakat umum menyebutnya koro atau kacang buncis.
Tipe Tegak
Buncis tipe ini memiliki system pertumbuhan yang tegak, tidak merambat. Tingginya sekitar 30 cm – 40 cm. Percabangannya rendah dan sedikit, ruas batangnya agak pendek. Tipe buncis tumbuh tegak ini dikenal sebagai kacang jogo. Kacang jogo umumnya dikomunikasi dalam bentuk biji, bukan polong. Dan kacang jogo ini dibagi menjadi dua, yaitu : kacang merah dan kacang coklat ( buncis pendek ).
2.2 Syarat Tumbuh
Tanaman buncis, tumbuh denga baik pada daerah dengan ketinggian 1.000 cm – 1.500 m dari permukaan laut ( dpl. ). Namun demikian, tanaman ini masih mampu tumbuh pada ketinggian antara 500 m – 600 m dpl., terutama jenis buncis tegak.
Tanaman buncis dapat tumbuh di semua jenis tanah, terutama terutama jenis Andosol dan Regosol. Keasaman ( pH ) tanah yang dikehendaki berkisar antara 5,5 – 6,0. Untuk menaikkan pH tanah, dapat dilakukan pengapuran. Setiap kenaikan pH sebesar 0,1 dibutuhkan sekitar 480 kg kapur/ha. Pengapuran dilakukan 2 – 3 minggu sebelum penanaman.
Suhu udara yang paling baik bagi pertumbuhan buncis adalah antara 20
- 25. Sebaliknya, pada suhu lebih dari 25, banyak polong yang hampa. Pada umumnya, tanaman tanaman buncis memerlukan cahaya matahari yang cukup banyak yakni sekitar 400 – 800 footcandles. Oleh karena itu, tanaman buncis tidak memerlukan naungan. Tetapi didaerah yang bersuhu tinggi, sebaiknya tanaman diberi pohon pelindung atau mulsa. Mulsa dapat berupa jerami atau daun pisang kering.
Pada umumya, buncis adalah tanaman didaerah dengan kadar curah hujan 1.500 mm – 2.500 mm/tahun. Sebenarnya, tanaman ini tidak menghendaki curah hujan yang tinggi, tetapi yang terpenting jangan sampai terjadi kekurangan air. Saat penanaman yang paling baik adalah pada masa perahilan, yakni pada akhir musim kemarau atau akhir musim hujan. Pada saat peralihan, air hujan tidak begitu banyak, sehingga tanaman dapat terhindar dari penyakit bercak.
Kelembapan udara yang diperlukan tanaman buncis berkisar antara
50% - 60%. Kelembapan yang terlalu tinggi akan mendukung terjadinya serangan hama dan penyakit. Untuk mengurangi kelembapan, dilakukan pemangkasan dan penyiangan tanaman.