Sistem USDA atau Soil Taxonomy dikembangkan pada
tahun 1975 oleh tim Soil Survey Staff yang bekerja di bawah Departemen
Pertanian Amerika Serikat (USDA). Sistem ini pernah sangat populer namun juga
dikenal sulit diterapkan.Oleh pembuatnya, sistem ini diusahakan untuk dipakai
sebagai alat komunikasi antarpakar tanah, tetapi kemudian tersaingi oleh sistem
WRB. Meskipun demikian, beberapa konsep dalam sistem USDA tetap dipakai dalam
sistem WRB yang dianggap lebih mewakili kepentingan dunia.
Sistem klasifikasi tanah terbaru ini memberikan
Penamaan Tanah berdasarkan sifat utama dari tanah tersebut. Menurut
Hardjowigeno (1992) terdapat 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA
1975, yaitu:
1.
Alfisol
Tanah
yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat
di horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai kejenuhan basa tinggi
yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang
tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci ke
bawah bersama dengan gerakan air. Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama
adalah termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol, kadang-kadang juga
Podzolik Merah Kuning.
2.
Aridisol
Tanah
yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai kelembapan
tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang dengan
horison penciri lain. Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk Desert
Soil.
3.
Entisol
Tanah
yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu
baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain
kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau
Regosol.
4.
Histosol
Tanah
yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari 30%
(untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi
tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan tanaman.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Organik atau
Organosol.
5.
Inceptisol
Tanah
yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang
daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti
permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut,
sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem
klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus,
dll.
6.
Mollisol
Tanah
yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih dari 18
cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik lebih dari 1%,
kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras
bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti lunak. Padanan
dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah Chernozem, Brunize4m,
Rendzina, dll.
7.
Oxisol
Tanah
yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk
tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas
tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak
mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di lapang,
tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan dengan
sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah &
Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.
8.
Spodosol
Tanah
yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah terjadi
penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang, dilapisan atas
terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic). Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol.
9.
Ultisol
Tanah
yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat
di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari
permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu.
10.
Vertisol
Tanah
yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi (lebih
dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan mengkerut. Kalau
kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras. Kalau basah mengembang
dan lengket. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah
Grumusol atau Margalit.
v Kelebihan
a) Sistem
klasifikasi tanah USDA ini memberikan Penamaan Tanah berdasarkan sifat utama
dari tanah tersebut,definisi-definisi horison penciri, dan beberapa sifat
penciri lainnya. ( Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah ).
b) Sistem
klasifikasi USDA ( Departemen Pertanian AS ) dirilis pada tahun 1975. Dibuat
karena sistem-sistem klasifikasi yang telah ada sebelumnya saling tumpang
tindih dalam penamaan yang disebabkan oleh perbedaan kriteria.
c) Dalam
penggunaannya, sistem USDA memberikan kriteria yang jelas dibanding sistem
klasifikasi lainnya. Oleh karena itu, Sistem USDA ini hampir selalu
disertakan dalam pengklasifikasian tanah untuk mendampingi penamaan berdasarkan
sistem FAO atau PPT (Pusat Penelitian Tanah), dan sistem ini sangat membantu
karena penamaannya yang konsisten.
d) Sistem
ini benar-benar baik dalam cara-cara penanaman (tata nama) maupun
definisi-definisi mengenai horison-horison penciri ataupun sifat-sifat penciri
lain yang digunakan untuk menentukan jenis-jenis tanah.
v Kekurangan
Sistem Klasifikasi USDA memiliki
kelemahan karena kriterianya yang sangat mendasarkan pada analisis laboratorium
yang rinci, sehingga para praktisi sulit untuk mengaplikasikannya langsung di
lapangan.
0 comments:
Post a Comment