.
Deskripsi
Lukisan tumbuhan patah tulang
Patah tulang adalah tumbuhan perdu yang tumbuh tegak.
Tingginya adalah 2-6 m dengan pangkal berkayu, bercabang banyak, dan
bergetah seperti susu yang beracun.Tumbuhan ini memiliki ranting yang bulat
silindris berbentuk pensil, beralur halus membujur, dan berwarna hijau. Setelah
tumbuh sejengkal, akan bercabang dua yang letaknya melintang, demikian
seterusnya sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah.
Daunnya jarang, berselang-seling,terdapat pada
ujung ranting yang masih muda, dan berukuran kecil-kecil. Berbentuk lanset,
panjangnya 7-22 mm, dan cepat rontok.Penumpu daun yang
sangat kecil berkelenjar dan berbulu halus terletak pada bagian bawah daun.
Bunganya uniseksual,tersusun
dalam mangkuk, warnanya kuning kehijauan, dan keluar dari ujung ranting Biasanya,
tumbuhan ini lebih banyak menghasilkan bunga jantan ketimbang bunga betina.
Patah tulang berbunga pada bulan Oktober dan berbuah pada November-Desember dan penyerbukan dilakukan oleh serangga
Persebaran dan habitat
Penyebaran asli tanaman ini daerah tropis Afrika,
aslinya tersebar dari Angola hingga Zanzibar. Namun secara luas ditanam dan dinaturalisasi di
seluruh daerah tropis dan subtropis. Di Malesia, belum dilaporkan tumbuhan ini tersebar dari Borneo
dan New Guinea. Di Indonesia, ditanam sebagai tanaman pagar,
tanaman hias, tanaman obat,
dan tumbuh liar. Dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pada ketinggian 600 mdpl.
Tumbuhan ini suka tempat terbuka yang terkena cahaya matahari langsung. Namun demikian, habitat aslinya terdapat di
semak-semak kering, dan dinaturalisasi di semak-semak,
hutan terbuka, dan padang rumput hingga pada ketinggian 2 m.
Hama dan penyakit
Tumbuhan patah tulang punya kecenderungan untuk tidak
diserang penyakit karena getahnya yang beracun. Namun demikian, dilaporkan ada
beberapa hama yang menyerang patah tulang, yakni Meloidogyne incognita, Cuscuta
spp. dan Botrytis spp. Tercatat, Botrytis spp. menyebabkan batang
dan akar membusuk sewaktu kondisi panas dan lembab. Selain itu,
gabungan antara Meloidogyn spp. dan Botrytis spp. menyebabkan
dapat merusak tumbuhan dalam waktu singkat.
Kemampuan dan manfaat
Getah tumbuhan ini bersifat asam, mengandung senyawa euforbon, taraksasterol,
α-laktuserol, eufol, senyawa damar yang menyebabkan rasa tajam ataupun
kerusakan pada lendir, kautschuk
(zat karet), dan zat pahit. Namun demikian, zat obat
dari herba ini adalah glikosid, sapogenin, terpenoid dan asam ellaf. Tumbuhan ini juga digunakan untuk
meracuni ikan sehingga mudah didapat. Minyak yang didapatkan dari getahnya
nampaknya bermanfaat untuk pemanfaatan pada linoleum, jas kain minyak dan
industri kulit sandang. Kayu keras, putih, serat kayu yang padat dari tumbuhan
patah tulang ini digunakan untuk kasok, mainan dan melapisi dengan lapisan kayu
halus. Hasil arangnya cocok untuk digunakan sebagai bubuk mesiu.
Di Jawa, beberapa penulis mencatat tapal dari batang
atau kulitnya
dapat dipergunakan untuk menyembuhkan patah tulang dan menyembuhkan penyakit kulit.
Selain itu, getah patah tulang juga dapat mengeluarkan duri yang yang tertancap
dan gabungan antara umbi gadung cina dan buah gondang serta getah
dari tumbuhan patah tulang ini dapat menyembuhkan frambusia. Tumbuhan
patah tulang juga disebut oleh Hartwell (1969) digunakan sebagai penyembuhan
tradisional untuk kanker, tumor, kapalan, dan kutil
di Brazil, India, Malaya,
dan Indonesia. Akarnya dapat digunakan untuk mengeluarkan bisa
ular, di Maluku dan Malabar, tumbuhan ini dapat digunakan
untuk merangsang muntah dan antisipilisSementara, Suku Kulawi
di Sulawesi Tengah
memanfaatkan daun dari tumbuhan ini sebagai diuretik (peluruh air seni), sementara getahnya
dapat menyembuhkan sakit gigi.
Getahnya sangat beracun, ko-karsinogenik, seperti sesuru yang satu genus
dengannya. Walau demikian, getah dari sesuru mengandung zat lain, yaitu
3-0-angeloylingenol Apabila memerciki mata,
dapat menyebabkan kebutaan, iritasi, dan
merangsang muntah apabila tertelan. Getah dari tumbuhan ini juga dapat
dijadikan insektisidalayaknya mindi kecil. Patah tulang juga dikenal beracun untuk nematoda dan efektif pula terhadap larva Aedes aegypti dan Culex quinquefasciatus, sehingga
tidak salah ranting patah tulang yang sudah kering bisa digunakan untuk
mengusir nyamuk. Kemudian, dapat juga mematikan bakteri Staphlococcus aureus, moluska Lymneae natalensis dan Biomphalaria gabrata.
Sifat dan khasiat
Patah Tulang
Patah Tualng berbau lemah, rasa mula-mula tawar,lama kelamaan timbul rasa
tebal di lidah. Getahnya beracun (toksit) da perangsang muntah.
Akar dan ranting berkhasiat
untuk mengatasi nyeri lambung (gastritis), tukak rongga hidung,rematik,tulang
terasa sakit,nyeri syaraf,wasir dan sifilis. Batang kayu di gunakan untuk sakit
kulit,kusta (Morbus Hansen) serta baal pada kaki dan tangan
Cara Pemakaian
- Giling Halus akar dan ranting patah tulang yang telah dikeringkan menjadi bubuk. Campur dengan lontong beras sampai merata,lalu bentuk menjadi pil kecil-kecil sebesar telur cecak. Jemur sampai kering supaya bisa di simpan. Mkan jika perlu.
- Untuk pemakaian luar tumbuk halus herba segar, lalu terapkan ke tempat yang sakit, seperti bisul,kurap terkilir,tuang patah,rematik,tai lalat membesar dan gatal,cacar ular (herpes zooster) borok atau ulkus karena prambusia,sakit gigi,radang,radang telinga dan tertusuk duri atau tulang ikan. bisa juga campur herba segar yang di tumbuk halus dengan susu untuk penyakit kulit,seperti gatal-gatal kurap,tumor,kutil dan kapalan.
0 comments:
Post a Comment