Pages

Subscribe:
Powered By Blogger

Monday, 29 February 2016

BERCAK UNGU PADA BAWANG MERAH ( Allium cepa var ascalonicum ) YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR Alternaria porri




Penyakit bercak ungu atau trotol  menyerang pada berbagai jenis bawang-bawangan , misal bawang daun,Bawang merah, b. putih dan b. Bombay yang menyebabkan matinya daun-daun bawang. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Bercak tersebar luas di seluruh dunia. Terdapatnya penyakit ini di Indonesia sudah disebut dalam laporan tahunan, tahun 1930 (Leefmans, 1933 dalam Semangun 2007).
Jamur Alternaria porri (Ell.) Cif. Jamur ini dulunya sering disebut Macrosporium porri Ell. Miselium, konidiofor, dan konidium jamur ini tidak dapat di bedakan dengan Alternaria solani penyebab bercak kering pada kentang. Oleh karena itu Neergaard (dalam Semangun 2007) beranggapan bahwa A. solani hanyalah salah satu varietas dari A. porri, meskipun jamur dari bawang tidak dapat menginfeksi kentang, dan sebaliknya.

Kingdom         : Fungi
Philum             : Ascomycota
Kelas               : Dothideomycetes
Subklas            : Pleosporomycetidae
Ordo                : Pleosporales
Famili              : Pleosporaceae
Genus              : Alternaria
Spesies            : Alternaria porri
Misellium jamur berwarna cokelat, konidiofor tegak, bersekat, dengan ukuran 20 – 180 X 4 -18 μm. Konidium berbentuk gada terbalik berwarna cokelat berukuran 105 – 200 X 12 – 24 μm, dengan sekat melintang sebanyak 6 -12 buah dan 3 buah sekat membujur. Konidium mempunyai paruh (beak) pada ujungnya, paruh bersekat, panjang paruh lebih kurang setengah dari panjang konidium atau lebih (Weber, 1973).Konidium dan konidoforberwarna hitam atau cokelat, konidium berbentuk gada yang bersekat- sekat, pada salah satu ujungnya membesar dan tumpul, ujung lainnya menyempit dan agak panjang. Konidium dapat disebarkan oleh angin dan menginfeksi tanaman melalui stomata atau luka yang terjadi pada tanaman. Patogen dapat bertahan dari musim ke musim pada sisa – sisa tanaman (Direktorat Perlindungan Tanaman, 2006).

Gejala Serangan
 Pada daun terdapat bercak melekuk, berwarna putih atau kelabu. Ukuran bervariasi tergantung pada tingkat serangan. Pada serangan lanjut,bercak – bercak menyerupai cincin, warna agak keunguan dengan tepi agak kemerahan atau keunguan yang dikelilingi oleh zona berwarna kuning yang dapat meluas kebagian atas atau bawah bercak, dan ujung daun mengering. Permukaan bercak bisa juga berwarna cokelat atau hitam terutama pada keadaan cuaca yang lembab. Infeksi pada umbi biasanya dapat terjadi pada saat panen atau setelah panen. Umbi tampak membusuk dan berair dimulai dari bagian leher. Umbi yang membusuk berwarna kuning atau merah kecokelatan. Serangan lanjut menyebabkan jaringan umbi yang terserang mengering, berwarna gelap dan bertekstur seperti kertas (Semangun, 1994).

Daur Penyakit
Zona bercak keungu-unguan terdapat pada daun – daun, konidiofor – konidiofor dibentuk satu persatu atau secara berkelompok, konidia multiseluler dibentuk pada ujung – ujung konidiofor. Setiap sel konidium mampu berkecambah. Penyakit disebarkan melalui udara dan perkecambahan maksimum terjadi pada pukul 8 pagi sampai 2 siang. Perkembangan penyakit sangat dipengaruhi oleh angin, curah hujan, pengairan dan penyemprotan. Sporulasi terjadi pada malam hari dengan kelembaban relatif tinggi. Ketika jaringan bawang rentan, spora jamur berkecambah, tabung kecambah menembus stomata dan secara langsung bergerak terus sampai ke epidermis. Gejala pertama dapat dilihat 1- 4 hari setelah penetrasi, jika cuaca yang menguntungkan terus berlangsung pengulangan siklus penyakit yang kedua dapat terjadi dengan cepat. Konidia tidak dapat bertahan lama setelah konidia jatuh dari batang konidiofornya. Miselium dapat juga ditemukan pada tanaman yang sakit yang dapat bertahan dari musim ke musim, lalu ketika kondisi menguntungkan konidia diproduksi pada debris.Penyakit muncul pada daun – daun yang rentan. Dari daun jamur berkembang sampai umbi menjadi tua. Tidak dapat dipastikan apakah jamur terbawa benih setiap beberapa bulan ditempat penyimpanan (Sherf andMacnab, 1986)

Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit
Tanaman yang baik pertumbuhannya karena dipupuk secara seimbang dan mendapat penyiraman yang cukup kurang mendapat gangguan penyakit. Demikian juga tanaman bawang musim kemarau (Semangun, 1994).Keadaan cuaca yang lembab, mendung, hujan rintik-rintik dan mendorong perkembangan penyakit. Pemupukan dengan dosis N yang tinggi atau tak berimbang, keadaan drainase yang tidak baik dan suhu antara 30–32C merupakan kondisi yang menguntungkan bagiperkembangan patogen (Schwartz, 2006).Jamur membutuhkan hujan dan embun yang persisten untuk reproduksi dan penetrasi. Jamur tesebut dapat tumbuh pada kisaran suhu 43 – 93 F tapi suhu optimumnya 77 ̊F dan hampir tidak ada infeksi dibawah suhu 55 F, kelembaban optimium 90 % (Sherf And Macnab, 1986)
Cara Pengendalian
1.      Becak ungu dikendalikan dengan menanam bawang di lahan yang mempunyai drainasi baik dan dengan mengadakan pergiliran tananman(rotasi) (Knott dan Deaon, 1967).
2.       pemberian pupuk organik yang terdiri atas casting(kotoran cacing) dan mulsa jerami, secara terpisah maupun kombinasinya,dapat mengurangi bercak ungu, disamping juga mengurangi kutu daun (Handayati dan Sihombing,2000).Pemberian pupuk kandang.pupuk hayati Azolla, dan urea juga terbukti dapat menekan intensitas penyakit pada bawang daun (Tejasarwana dan Rahardjo, 2000).
3.       Penyiraman setelah turunn hujan dikatakan dapat mengurangi serangan Alternaria. Mungkin ini disebabkan karena penyiraman dapat mencuci konidium yang menempel pada daun bersama percikan air tanah ( Durian et al…1994).

0 comments: