Penyakit
bercak ungu atau trotol menyerang pada berbagai jenis bawang-bawangan ,
misal bawang daun,Bawang merah,
b. putih dan b. Bombay yang menyebabkan matinya daun-daun bawang.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Bercak tersebar
luas di seluruh dunia. Terdapatnya penyakit ini di Indonesia sudah disebut
dalam laporan tahunan, tahun 1930 (Leefmans, 1933 dalam Semangun
2007).
Jamur Alternaria porri
(Ell.) Cif. Jamur ini dulunya sering disebut Macrosporium porri Ell.
Miselium, konidiofor, dan konidium jamur ini tidak dapat di bedakan dengan Alternaria
solani penyebab bercak kering pada kentang. Oleh karena itu Neergaard
(dalam Semangun 2007) beranggapan bahwa A. solani hanyalah
salah satu varietas dari A. porri, meskipun jamur dari bawang tidak
dapat menginfeksi kentang, dan sebaliknya.
Kingdom
: Fungi
Philum
: Ascomycota
Kelas
: Dothideomycetes
Subklas
: Pleosporomycetidae
Ordo
: Pleosporales
Famili
: Pleosporaceae
Genus
: Alternaria
Spesies
: Alternaria porri
Misellium
jamur berwarna cokelat, konidiofor tegak, bersekat, dengan ukuran 20 – 180 X 4 -18
μm. Konidium berbentuk gada terbalik berwarna cokelat berukuran 105 – 200 X 12 –
24 μm, dengan sekat melintang sebanyak 6 -12 buah dan 3 buah sekat membujur.
Konidium mempunyai paruh (beak) pada ujungnya, paruh bersekat, panjang paruh
lebih kurang setengah dari panjang konidium atau lebih (Weber, 1973).Konidium
dan konidoforberwarna hitam atau cokelat, konidium berbentuk gada yang bersekat-
sekat, pada salah satu ujungnya membesar dan tumpul, ujung lainnya menyempit
dan agak panjang. Konidium dapat disebarkan oleh angin dan menginfeksi tanaman
melalui stomata atau luka yang terjadi pada tanaman. Patogen dapat bertahan dari
musim ke musim pada sisa – sisa tanaman (Direktorat Perlindungan Tanaman,
2006).
Gejala Serangan
Pada daun terdapat bercak melekuk, berwarna
putih atau kelabu. Ukuran bervariasi tergantung pada tingkat serangan. Pada
serangan lanjut,bercak – bercak menyerupai cincin, warna agak keunguan dengan tepi
agak kemerahan atau keunguan yang dikelilingi oleh zona berwarna kuning yang
dapat meluas kebagian atas atau bawah bercak, dan ujung daun mengering.
Permukaan bercak bisa juga berwarna cokelat atau hitam terutama pada keadaan
cuaca yang lembab. Infeksi pada umbi biasanya dapat terjadi pada saat panen
atau setelah panen. Umbi tampak membusuk dan berair dimulai dari bagian leher.
Umbi yang membusuk berwarna kuning atau merah kecokelatan. Serangan lanjut
menyebabkan jaringan umbi yang terserang mengering, berwarna gelap dan
bertekstur seperti kertas (Semangun, 1994).
Daur
Penyakit
Zona bercak keungu-unguan terdapat
pada daun – daun, konidiofor – konidiofor dibentuk satu persatu atau secara
berkelompok, konidia multiseluler dibentuk pada ujung – ujung konidiofor.
Setiap sel konidium mampu berkecambah. Penyakit disebarkan melalui udara dan perkecambahan
maksimum terjadi pada pukul 8 pagi sampai 2 siang. Perkembangan penyakit sangat
dipengaruhi oleh angin, curah hujan, pengairan dan penyemprotan. Sporulasi
terjadi pada malam hari dengan kelembaban relatif tinggi. Ketika jaringan
bawang rentan, spora jamur berkecambah, tabung kecambah menembus stomata dan
secara langsung bergerak terus sampai ke epidermis. Gejala pertama dapat dilihat
1- 4 hari setelah penetrasi, jika cuaca yang menguntungkan terus berlangsung
pengulangan siklus penyakit yang kedua dapat terjadi dengan cepat. Konidia tidak
dapat bertahan lama setelah konidia jatuh dari batang konidiofornya. Miselium
dapat juga ditemukan pada tanaman yang sakit yang dapat bertahan dari musim ke
musim, lalu ketika kondisi menguntungkan konidia diproduksi pada debris.Penyakit
muncul pada daun – daun yang rentan. Dari daun jamur berkembang sampai umbi menjadi
tua. Tidak dapat dipastikan apakah jamur terbawa benih setiap beberapa bulan
ditempat penyimpanan (Sherf andMacnab, 1986)
Faktor Yang
Mempengaruhi Penyakit
Tanaman yang baik pertumbuhannya
karena dipupuk secara seimbang dan mendapat penyiraman yang cukup kurang
mendapat gangguan penyakit. Demikian juga tanaman bawang musim kemarau (Semangun,
1994).Keadaan cuaca yang lembab, mendung, hujan rintik-rintik dan mendorong
perkembangan penyakit. Pemupukan dengan dosis N yang tinggi atau tak berimbang,
keadaan drainase yang tidak baik dan suhu antara 30–32C merupakan kondisi yang
menguntungkan bagiperkembangan patogen (Schwartz, 2006).Jamur membutuhkan hujan
dan embun yang persisten untuk reproduksi dan penetrasi. Jamur tesebut dapat
tumbuh pada kisaran suhu 43 – 93 F tapi suhu optimumnya 77 ̊F dan hampir tidak ada
infeksi dibawah suhu 55 F, kelembaban optimium 90 % (Sherf And Macnab, 1986)
Cara Pengendalian
1.
Becak ungu dikendalikan dengan menanam bawang
di lahan yang mempunyai drainasi baik dan dengan mengadakan pergiliran
tananman(rotasi) (Knott dan Deaon, 1967).
2.
pemberian
pupuk organik yang terdiri atas casting(kotoran cacing) dan mulsa jerami,
secara terpisah maupun kombinasinya,dapat mengurangi bercak ungu, disamping
juga mengurangi kutu daun (Handayati dan Sihombing,2000).Pemberian pupuk kandang.pupuk hayati Azolla, dan urea juga
terbukti dapat menekan intensitas penyakit pada bawang daun (Tejasarwana dan
Rahardjo, 2000).
3.
Penyiraman setelah turunn hujan dikatakan
dapat mengurangi serangan Alternaria. Mungkin ini disebabkan karena
penyiraman dapat mencuci konidium yang menempel pada daun bersama percikan air
tanah ( Durian et al…1994).
0 comments:
Post a Comment