BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman atau tumbuhan merupakan mahluk hidup yang bagi kita
tidak terlihat seperti sebuah mahluk hidup karena ia tidak dapat bergerak.
Mereka memang tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan yang terdapat
pada hewan dan manusia, tetapi organ-organ mereka sangatlah kompleks untuk
dipelajari. Ada beberapa tumbuhan yang sudah sepenuhnya berkembang menjadi
tumbuhan lengkap yang memiliki daun, akar, batang, bunga dan buah. Ada juga
tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki beberapa organ-organ tersebut. Namun, di
setiap tumbuhan tersebut pasti ada jaringan pengangkutan terpenting yang
terdiri dari xylem dan juga floem.
Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal
dengan translokasi. Jaringan floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino
dari organ-organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali daun, ke
bagian-bagian lain dalam tumbuhan. Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-sel
yang bernama sieve tube sel, dan transportasi gula sukrosa dan asam amino dapat
dilakukan melalui difusi dan juga aktif transport dari sel ke sel dalam floem.
Oleh karena itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau organ-organ tanaman dalam
waktu yang sangat singkat agar mereka bisa melakukan respirasi dan berkembang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
sistem pengangkutan pada tumbuhan?
2. Apa yang
dimaksud dengan translokasi?
3. Bagaimana
proses pengisian floem dan proses translokasi pada floem?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana sistem transportasi bahan organik pada
tumbuhan dan faktor- aktor yang mempengaruhi translokasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pengankutan
Pada Tumbuhan
Pengangkutan air dan garam – garam mineral pada tumbuhan
tingkat tinggi, seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme
pertama, air dan mineral diserap dari dalam tanah menuju sel – sel akar. Diluar
berkas pembuluh disebut pengangkutan ekstravaskuler. Didalam berkas pembuluh
disebut pengangkutan vaskuler. Pengangkutan intravasikuler intinya pengangkutan
di dalam pembuluh dari akar ke daun . Sedangkan pengangkutan ekstravaskuler
dalam perjalannya menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di
antara ruang antar sel.
A. Pengangkutan Ekstravaskuler
Pengangkutan
air dan garam mineral di luar berkas pembuluh pengangkut. Pengangkutan ini
berjalan dari sel ke sel dan biasanya dengan arah horisontal. Pengangkutan air
dengan arah horizontal, mulai dari epidermis bulu-bulu akar, kemudian masuk ke
lapisan korteks, lalu ke endodermis dan sampai ke berkas pembuluh angkut dalam
air. Pada saat air dan mineral melalui jaringan-jaringan tersebut, ada dua
kemungkinan jalan yang dilalui, pertama, air dan mineral akan melalui ruang
antar sel dalam setiap jaringan. Pengangkutan semacam ini disebut Apoplast.
Kedua, air dan mineral bergerak melalui jalur dalam sel yaitu sitoplasma. Air
akan masuk ke dalam sel dan berpindah dari satu sel ke sel yang lain disebut
Simplast.
B.
Pengangkutan Intravaskuler
Pengangkutan
intravaskuler adalah proses pengangkutan zat yang terjadi di dalam pembuluh
angkut, yaitu dalam xilem dan floem. Proses pengangkutan dalam pembuluh angkut
terjadi secara vertikal. Air dan mineral dalam tanah masuk melalui buluh akar –
epidermis – korteks – endodermis – perisikel dan akhirnya masuk ke xilem. Di
dalam pembulu xilem air dam mineral di bawah naik ke seluruh tubuh termasuk ke
daun. Air dan garam mineral akan diangkut ke daun melalui pembuluh kayu
(xylem). Komponen utama penyusun xylem adalah elemen pembuluh (trakea) dan
trakeid.
Yang menyebabkan air di dalam xilem dapat bergerak ke atas
melawan gravitasi adalah :
Ø Daya kapilaritas :
Pembuluh xylem
yang terdapat pada tumbuhan dianggap sebagai pipa kapiler. Air akan naik
melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari gaya adhesi antara dinding pembuluh
kayu dengan molekul air.
Ø Daya tekan akar :
Epidermis akan
menyerap air dari dalam tanah secara terus-menerus mengakibatkan kadar air dan
tekanan turgor akar meningkat. Peningkatan kadar air pada ujung akar
menyebabkan perbedaan konsentrasi antara sel pada ujung akar dan sel – sel yang
berada di atasnya. Hal ini menyebabkan air akan berpindah dari sel - sel yang
berada diatasnya, dan akhirnya air terdorong ke jaringan xilem yang berada diatsnya.
Tekanan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan akar dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan (0,7 - 2,0 atm). Bukti adanya tekanan akar adalah pada batang yang dipotong, maka air tampak menggenang dipermukaan tunggaknya.
Tekanan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya tekanan akar dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan (0,7 - 2,0 atm). Bukti adanya tekanan akar adalah pada batang yang dipotong, maka air tampak menggenang dipermukaan tunggaknya.
Ø Daya isap daun :
Disebabkan
adanya penguapan (transpirasi) air dari daun yang besarnya berbanding lurus
dengan luas bidang penguapan (intensitas penguapan). Dengan demikian
konsentrasi sel yang berada di daun cenderung lebih tinggi di bandingkan dengan
konsentrasi sel pada bagian tubuh yang lain. Perbedaan konsentrasi ini akan
mendorong perpindahan air dari sel-sel yang berada dibawahnya naik ke sel-sel
daun. Jadi adanya penguapan melalui daun menyebabkan aliran air dari bawah ke
atas. Kemampuan inilah yamg di sebut daya isap daun.
2.2 Pengertian Translokasi
Proses pengangkutan bahan-bahan organik seperti asid amino
dan gula di dalam floem dari daun ke bahagian-bahagian lain tumbuhan seperti
akar dan batang atau perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di seluruh
bagian tumbuhan. Translokasi ini membahas yang terjadi pada Floem.
1. Mekanisme dan Pola Translokasi
Sejak lama para ahli fisiologi
tumbuhan bermaksud mengukur langsung translokasi dalam system pengangkutan
dengan cara mengikuti pergerakan bahan bertanda. Mula – mula menggunakan zat
warna : fluoresein bergerak dengan mudah dalam sel floem dan masih digunakan
sebagai perunut yang efektif. Virus dan herbisida juga pernah digunakan.
Penggunakan fosfor, belerang, klorin, kalsium, stronsium, rubidium, kalium,
hydrogen dalam kajian ini, namun hingga saat ini nuklida radioaktif yang paling
penting.
Model E. Munch di Jerman pada tahun
1926 adalah model pengangkutan floem yang dianut sampai sekarang. Konsepnya
yaitu model aliran – tekanan. Menggunakan dua osmometer. Osmometer yang
dilakukan di laboratorium direndam dalam larutan. Osmometer pertama berisi
larutan yang lebih pekat daripada larutan sekitar, osmometer kedua berisi
larutan kurang pekat dari osmometer pertama dan harus lebih pekat dari medium
sekelilingnya. Osmometer pertama dialokasikan dengan daun (sebagai sumber);
sedangkan osmometer kedua dialokasikan dengan organ-organ penerima (sebagai
limbung, misal buah, jaringan meristem, dan akar). Perbedaan antara model
osmometer dengan pengangkutan floem yang sesungguhnya terletak pada sumber dan
lingbungnya. Pada daun, bahan terlarut yang telah terangkut segera ditambahkan
kembali dari hasil fotosintesis (phloem loading); dan bahan terlarut yang telah
sampai ke limbung akan dikeluarkan dari pembuluh floem (phloem unloading).
Dimanfaatkan untuk pertumbuhan atau ditimbun di organ penampung, misalnya dalam
bentuk pati atau lemak. Larutan perendam pada osmometer setara dengan bagian
apoplas tanaman, yakni dinding sel dan pembuluh xylem.
2.
Material Translokasi
Fungsi floem adalah sebagai jaringan
translokasi bahan organik yang terutama berisi karbohidrat. Crafts dan Lorenz
(1994) mendapatkan persentase nitrogen (dalam bentuk protein) sebesar 45%.
Sebenarnya gula yang menjadi linarut terbesar yang ditranslokasikan dalam
cairan floem. Diantara gula ini, sukrosa yang paling banyak jumlahnya. Gula
lain seperti gula rafinosa : glukosa, rafinosa, stakiosa, dan fruktosa juga ada
pada gula alcohol: manitol, sorbitol, galaktitol, serta mio-inositol.
3.
Tingkat Pergerakan
Proses peningkatan konsentrasi gula
pada sel-sel floem yang berada dekat dengan sel-sel fotosintetik pada daun
disebut proses pengisian floem (phloem loading). Berdasarkan pengukuran pada
berbagai spesies, terlihat bahwa potensi osmotik sel-sel mesofil (sekitar -0,8
MPa sampai -1,8 MPa) lebih tinggi dibanding pada pembuluh floem (antara -2,0
MPa sampai -3,0 MPa). Karena bahan terlarut (sukrosa) pada pembuluh floem lebih
tinggi dibanding pada sel-sel mesofil.
Serapan sukrosa oleh sel peneman floem ini yang dikarenakan
oleh sel peneman ini lebih besar dan lebih aktif dibandingkan sel-sel lain pada
jaringan floem dan juga adanya penumbuhan ke dalam (ingrowth) yang menyebabkan
luas permukaan membran sel ini menjadi 3 kali lebih luas. Menyebabkan potensi
osmotic sitoplasma sel ini menjadi turun (lebih negatif) dan ini akan
merangsang air untuk masuksecara osmosis kedalam sel ini dari sel-sel mesofil
disekitarnya. Sebagai akibatnya tekanan internal pada sel peneman akan
meningkat dan mengakibatkan sukrosa bergerak masuk ke pembuluh floem secara
simplastik melalui plasmodesmata. Masuknya larutan yang mengandung sukrosa ke
pembuluh floem dari sel-sel peneman ini yang mengakibatkan tekanan internal
pada pembuluh floem pada daun lebih tinggi, yang kemudian menjadi faktor
pendorong dari aliran larutan floem, berarti pengangkutan senyawa-senyawa yang
terlarut didalamnya.
2.3 Proses Pengisian Floem
Proses peningkatan konsentrasi gula pada sel-sel floem yang
berada dekat dengan sel-sel fotosintetik pada daun disebut proses pengisian
floem (phloem loading). Berdasarkan pengukuran pada berbagai spesies, terlihat
bahwa potensi osmotik sel-sel mesofil (sekitar -0,8 MPa sampai -1,8 MPa) lebih
tinggi dibanding pada pembuluh floem (antara -2,0 MPa sampai -3,0 MPa). Karena
bahan terlarut (sukrosa) pada pembuluh floem lebih tinggi dibanding pada
sel-sel mesofil.
Serapan sukrosa oleh sel peneman floem ini yang dikarenakan
oleh sel peneman ini lebih besar dan lebih aktif dibandingkan sel-sel lain pada
jaringan floem dan juga adanya penumbuhan ke dalam (ingrowth) yang menyebabkan
luas permukaan membran sel ini menjadi 3 kali lebih luas. Menyebabkan potensi
osmotic sitoplasma sel ini menjadi turun (lebih negatif) dan ini akan
merangsang air untuk masuksecara osmosis kedalam sel ini dari sel-sel mesofil
disekitarnya. Sebagai akibatnya tekanan internal pada sel peneman akan meningkat
dan mengakibatkan sukrosa bergerak masuk ke pembuluh floem secara simplastik
melalui plasmodesmata. Masuknya larutan yang mengandung sukrosa ke pembuluh
floem dari sel-sel peneman ini yang mengakibatkan tekanan internal pada
pembuluh floem pada daun lebih tinggi, yang kemudian menjadi faktor pendorong
dari aliran larutan floem, berarti pengangkutan senyawa-senyawa yang terlarut
didalamnya.
Proses pengisian floem ini bersifat selektif. Jenis material
yang di translokasi seperti gula rafinosa : glukosa, rafinosa, dan stakiosa
juga ada pada gula alcohol: manitol, sorbitol, galaktitol, serta mio-inositol.
Fruktosa jarang diangkut kedalam pembuluh floem. Demikian juga dengan asam
amino dan mineral.sifat selektif ini memperkuat argumentasi bahwa senyawa –
senyawa yang akan dimuat kedalam pembuluh floem diserap dari apoplas oleh sel –
sel peneman floem. Sifat selektif ini berkaitan dengan peranan senyawa pembawa
pada membran, yang menyangkut pada senyawa – senyawa tertentu.
Kompetisi antara organ atau jaringan limbung ditentukan oleh
laju pengeluaran bahan dari pembuluh floem (phloem unloading). Limbung yang
dapat memanfaatkan hasil terlarut (sukrosa) dari pembuluh floem dan akan
berpeluang besar untuk memperoleh lebih banyak lagi bahan terlarut dari organ
sumber. Hal ini disebabkan sukrosa diserap sel – sel organ limbung dari
pembuluh floem, maka potensi air sel – sel limbung tersebut turun.
Mengakibatkan air akan bergerak keluar dari pembuluh floem dan tekanan internal
pembuluh floem pada organ atau jaringan limbung akan turun. Hal ini akan lebih
memacu laju pengangkutan dari sumber ke limbung karena perbedaan tekanan
internal yang lebih besar antara kedua ujung pembuluh floem tersebut.
2.4 Proses Translokasi Pada Floem
Berbagai zat bergerak sepanjang protoplasma floem, tetapi
yang paling banyak biasanya adalah sukrosa. Tidak seperti xylem, sel- sel floem
tetap hidup saat melaksanakan fungsi transpornya. Pada dasarnya, ada dua tipe
sel floem, yaitu sel tapis (sieve cell)
dan sel tetangga atau sel penyerta (companion cell). Sebuah kolom panjang sel- sel tapis. Terkadang
disebut tabung tapis (sieve tube),
dibentuk oleh sel- sel tapis yang ujung- ujungnya saling terhubung. Dinding-
dinding sel ujung berpori- pori, sehingga ada hubungan protoplasmic dari satu
sel tapis dengan sel tapis lain yang terletak vertical di atas atau di
bawahnya. Dinding yang berlubang- lubang itu disebut lempeng tapis (sieve plate). Terdapat pula pori- pori di bagian
samping sel- sel tapis. Susunan sel- sel tapis menjadi tabung tapis yang panjang
menyebabkan adanya jaringan protoplasmic yang sambung- menyambung dalam floem.
Sukrosa, fruktosa, dan asam amino,
biasanya bergerak dari daun menuju batang dan akar tumbuhan melalui tabung
tapis floem dalam suatu proses yang dikenal sebagai translokasi. Mekanisme- mekanisme yang terlibat dalam transport itu
belum sepenuhnya dipahami. Pada bagian tertentu dari tumbuhan, arah aliran
translokasi pun tak selalu sama.
Bagian- bagian tumbuhan yang
mengandung nutrien organic berkadar tinggi cenderung mengekspor zat- zat
tersebut, dan dianggap sebagai sumber
(source) zat- zat itu. Organ- organ tumbuhan yang miskin akan nutrient organic
cenderung mengimpor zat- zat tersebut, dan dianggap sebagai wadah pembuangan
(sink) bai zat- zat tersebut. Salah satu interpretasi translokasi dengan
perspektif source-to-sink memusatkan perhatian pada teori aliran tekanan
(pressure flow theory). Menurut pandangan ini, konsentrasi yang tinggi dari
gula atau zat terlarut lainnya dalam suatu kompartemen sumber menyebabkan pergerakan
air menuju kompartemen tersebut melalui osmosis. Hal itu meninggikan tekanan
kompartemen tersebut, dan mendorong zat cair beserta zat- zat terlarut menuju
kompartemen bersebelahan yang tidak mengandung zat terlarut dalam konsentrasi
tinggi. Saat zat terlarut memasuki kompartemen kedua, zat terlarut pun akan
menarik air dari daerah- daerah disekitar sel. Karenanya, terjadi peningkatan
tekanan hidrostatik, yang akan mendorong air dan zat terlarut menuju
kompartemen ketiga. Dengan demikian, zat terlarut terus menginduksi peningkatan
tekanan yang akan mendorong zat cair dan zat- zat terlarut dari sumber awal
menuju waddah pembuangan. Terdapat suatu graddien sukrosa di sepanjang floem,
dan air menggerakkan zat- zat terlarut sepanjang tabung tapis yang sambung
menyambung. Keseluruhan proses itu sebenarnya sangat kompleks, dan dalam
beberapa kasus, mungkin transport aktif melalui membrane sel- sel tapis juga
berperan serta.
2.5 Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi
Translokasi
1.
SUHU
Dengan melakukan pariasi suhu,tumbuhan
dan mengukur penambahan atau penurunan berat kering dari berbagai organ,maka
kecepatan translokasi dapat diketahui.
2.
CAHAYA
Asimilasi CO2 dengan meningkatnya
intesitas cahaya matahari.
3.
INHIBITOR METABOLIK
Inhibitor metabolik dapat menghambat
translokasi karbohidrat , misalnya 2,4 dinitrofenol (DNP) , Arsenit, fluorida
dan hidtrogen sianida.
4.
PERBEDAAN KONSENTRASI
Arah aliran gula didalam pertumbuhan
tapis adalah sepanjang perbedan konsentrasi gula.
5.
MINERAL
Peran mineral dalam transpor floem
banyak dipelajari pada boron.Penyerapan
translokasi sukrosa oleh daun tomat yang dicelupkan kedalam larutan 14C-sukrosa
sangat dipercepat jika didalam larutan tersebut ditambahkan boron.
6.
HORMON
Hormon tumbuhan erat hubungannya dengan
bagian – bagian tanaman yang sedang aktif tumbuh.Berhubungan dengan itu,hormon
tanaman berpengaruh besar terhadap translokasi floem.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Pengankutan Pada Tumbuhan, Pengangkutan air dan garam – garam
mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada tumbuhan biji dilakukan
melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari dalam tanah menuju
sel – sel akar. Diluar berkas pembuluh disebut pengangkutan ekstravaskuler.
Didalam berkas pembuluh disebut pengangkutan vaskuler. Pengangkutan
intravasikuler intinya pengangkutan di dalam pembuluh dari akar ke daun .
Sukrosa, fruktosa, dan asam amino, biasanya bergerak dari
daun menuju batang dan akar tumbuhan melalui tabung tapis floem dalam suatu
proses yang dikenal sebagai translokasi.
Proses pengangkutan bahan-bahan organik seperti asid amino
dan gula di dalam floem dari daun ke bahagian-bahagian lain tumbuhan seperti
akar dan batang atau perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di seluruh
bagian tumbuhan. Translokasi ini membahas yang terjadi pada Floem.
Dan faktor – faktor yang mempengaruhi transtolasi yaitu
suhu , cahaya ,inhibitor metabolik,perbedaan konsentrasi dan hormon.
0 comments:
Post a Comment