BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah (bahasa Yunani:
pedon; bahasa Latin:
solum) adalah bagian kerak bumi
yang tersusun dari mineral
dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung
kehidupan tumbuhan
dengan menyediakan hara
dan air
sekaligus sebagai penopang akar.
Tanah merupakan salah satu komponen
terpenting dalam kehidupan di bumi ini, baik untuk bidang kehutanan, pertanian,
perkebunan maupun bidang-bidang lainnya. Karena tanah sebagai media untuk
tumbuh berbagai tanaman maupun pohon, selain itu tanah juga dimanfaatkan oleh
manusia untuk pembangunan contoh tanah berpasir dan tanah berliat (bahan utama
untuk batu bata). Selain itu, tanah dapat didefinisikan lapisan permukaan bumi yang
secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran
penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara
kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa
organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca,
Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat
biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan
zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara
integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomassa dan
produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun
kehutanan.
Tanah tersusun atas empat komponen penyusunnya, yaitu: bahan
padatan (berupa bahan mineral), bahan lain (berupa bahan organik, air, udara),
Bahan tanah tersebut rata-rata 50%, bahan padatan (45% bahan mineral dan 5%
bahan organik), 25% air dan 25% udara.
Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antara tanah di suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan sifat kimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat kimia yaitu reaksi tanah (pH), kadar bahan organik dan Kapasitas Tukar Kation (KTK).
Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antara tanah di suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan sifat kimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat kimia yaitu reaksi tanah (pH), kadar bahan organik dan Kapasitas Tukar Kation (KTK).
Morfologi tanah adalah
sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang yang menunjukan profil
tanah kearah dalam. Sebagian sifat morfologi tanah merupakan sifat- sifat fisik
dari tanah tersebut. Hal ini penting untuk diamati karena akar tanaman
berjangkar ditempat tersebut. Semakin baik akar berjangkar pada umumnya
pertumbuhan tanaman semakin baik dan sebaliknya.Sifat morfologi tanah bisa
sangat menentukan pertumbuhan tanaman misalnya ketebalan top soil,kedalaman
efektif, batas horizon tanah, warna tanah, tekstur, struktur tanah serta
tingkat perkembangan struktur tanah, perakaran, relief, lereng, fisiografi
tanah. Dari sifat- sifat morfologi tersebut tergambar potensi tanah untuk
digunakan sebagai media tumbuh tanaman.
Morfologi dan
klasifikasi tanah adalah ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah
dan faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, serta penggunaan klasifikasi
tanah, serta penggunaan klasifikasi dalam survai tanah. Dalam praktikum kali
ini akan mengklasifikasi tanah berdasarkan profil tanah yang diamati secara
langsung dilapangan. Profil tanah adalah penampang vertikal dari tanah yang
menunjukan susunan horizon tanah.
1.2 Tujuan
1.
Dapat
mengetahui secara langsung dilapang sekaligus mengklasifikasi tanah berdasarkan
sifat-sifat fisik dan morfologi tanah pada profil tanah yang ada.
2.
Untuk
mengetahui sifat fisik, biologi, dan kimia pada tanah inceptisol serta
faktor–faktor yang mempengaruhinya. Sifat fisik dan kimia tanah meliputi Warna,
Tekstur, Sturktur, Konsistensi, Ukuran dan Ph tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Profil tanah merupakan penampang vertikal dari tanah
yang menunjukkan susunan horison tanah. Ada 6 horison utama yang menyusun
profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah, yaitu horison O, A, E, B, C,
dan R, sedangkan horison yang menyusun solum tanah adalah hanya horison A, E,
dan B. Horison tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang kurang lebih seragam di
dalam profil, batas antar horison yang bertetangga sejajar atau hampir sejajar
terhadap permukaan tanah. Horison tanah dapat dibedakan secara visual dan batas
perubahan dari horison yang satu ke yang lain, terutama tanah-tanah diwilayah
tropika basah cenderung kabur atau tidak jelas. Simbol notasi horison dan
lapisan tanah terdapat perbedaan antara Supplement to the Soil Survey Manual
(Soil Survey Staff, 1962) dan Soil Survey Manual (Soil Survey Staff, 1981).
Horison O, yakni lapisan tanah yang
didominasi oleh bahan organik. Dalam beberapa kasus lapisan tanah tersebut dijenuhi
air dalam waktu yang relative lama atau pernah jenuh air kemudian dilakukan
pengatusan buatan; yang lain tidak pernah dijenuhi air.
Horison A, yakni horison mineral yang
terbentuk dipermukaan atau bawah horison O yang menunjukan kehilangan keseluruhan
atau sebagian struktur asli batuan. Pada horison A mungkin terjadi akumulasi
humifikasi bahan organik yang bercampur dengan bahan mineral dan tidak
dipengaruhi sama sekali oleh karakteristik horison E atau B. Sifat yang
dimiliki merupakan hasil kegiatan pertanian atau kegiatan lain yang merusak.
Horison E,yakni horison tanah mineral dengan
karakteristik khusus telah terjadi kehilangan lempung silikat, besi, aluminium,
atau kombinasinya, dan yang tinggal merupakan akumulasi debu atau pasir.
Horison tanah ini menunjukan terjadinya kehilangan sebagian atau keseluruhan
struktur asli batuan.
Horison B, yakni horison tanah yang terbentuk
di bawah horison A, E, atau O dan didominasi oleh kehilangan ebagian atau
keseluruhan struktur asli batuan dan menunjukan satu atau lebih karakteristik
berikut ini: (a) iluviasi lempung silikat, besi, aliminium, humus, karbonat,
gypsum, atau silica masing-masing secara murni atau kombinasi; (b) tampak nyata
kehilangan karbonat; (c) konsentrasi residu silica; (d) kutan seskuioksida yang
menghassilkan horison mempunyai warna value rendah, warna chroma tinggi, atau
memiliki hue lebih merah dari pada horison dibawah atau diatasnya tanpa
menunjukan adanya iluviasi besi; (e) alterasi yang membentuk lempung silikat
atau melepaskan oksida atau keduanya dan terbentuk struktur granuler, gumpal,
atau prismatic apabila perubahan volume diikuti perubahan kandungan lengas; (f)
bersifat rapuh.
Horison C, yakni horison atau lapisan yang
tidak termasuk batuan induk yang keras, sedikit dipengaruhi oleh faktor
pedogenesis, dan sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat horison O, A, E, atau
B. Bahan yang dijumpai di horison C kemungkinan sama atau tidak sama sekali
dengan bahan solum yang terbentuk. Horison C kemungkinan telah mengalami proses
modifikasi meskipun tidak nyata telah terjadi proses pedogenesis. Horison R,
yakni batuan induk yang keras termasuk granit, basal, quarsitik, dan batuan
kapur keras atau batu pasir yang keras sehingga tidak mungkin digali dengan
menggunakan sekop atau cangkul.
2.2 Tekstur dan Struktur Tanah
Tekstur tanah
berkaitan dengan kemampuan tanah untuk menahan air dan juga reaksi kimia tanah.
Tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga
sulit untuk menahan air maupun unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur lempung
mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan
menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi
kimia daripada tanah yang bertekstur kasar. Tanah-tanah yang bertekstur halus
mempunyai kemampun menyimpan air dan hara makanan bagi tanaman. Struktur
tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan ini
terjadi karena butir-butir pasir, debu dan lempung terikat satu sama lain oleh
suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain.
Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang
berbeda-beda. Tanah yang dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir
tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau
yang saling melekat menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive
atau pejal ( Hardjowigeno, 1987).
2.3 Faktor yang Mempengaruhi dan yang Dipengaruhi
Faktor – Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu :
1.iklim
2. bahan induk
3. topografi
4. waktu
5. Organism
Faktor – faktor yang dipengaruhi tekstur tanah yaitu :
1.kemampuan tanah memegang dan menyimpan
air
2. aerasi, serta permeabilitas
3. kapasitas tukar kation
4. kesuburan tanah.
5 infiltrasi
6. aju pergerakan air (perkolasi)
2.4
pH Tanah
Pengertian pH Tanah : Reaksi tanah dapat berada pada
keadaan masam, netral atau alkalis (basa). Hal ini tergantung pada jumlah ion
H+ atau OH- yang berada dalam larutan tanah. Bila ditemukan ion H+ lebih banyak
daripada ion OH- ,maka tanah akan bereaksi masam; bila ion H+ terdapat dalam
jumlah yang sama dengan ion OH- reaksinya akan netral ; tetpai bila ion OH=
lebih banyak daripada ion H+ maka reaksinya akan menjadi alkalis.
2.5
Warna Tanah
Hanafiah (2005)
mengungkapkan bahwa warna tanah merupakan: (1) sebagai indikator dari bahan
induk untuk tanah yang beru berkembang, (2) indikator kondisi iklim untuk tanah
yang sudah berkembang lanjut, dan (3) indikator kesuburan tanah atau kapasitas
produktivitas lahan. Secara umum dikatakan bahwa: makin gelap tanah berarti
makin tinggi produktivitasnya, selain ada berbagai pengecualian, namun secara
berurutan sebagai berikut: putih, kuning, kelabu, merah, coklat-kekelabuan,
coklat-kemerahan, coklat, dan hitam.
Kondisi ini merupakan
integrasi dari pengaruh: (1) kandungan bahan organik yang berwarna gelap, makin
tinggi kandungan bahan organik suatu tanah maka tanah tersebut akan berwarna
makin gelap, (2) intensitas pelindihan (pencucian dari horison bagian atas ke
horison bagian bawah dalam tanah) dari ion-ion hara pada tanah tersebut, makin
intensif proses pelindihan menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang,
seperti pada horison eluviasi, dan (3) kandungan kuarsa yang tinggi menyebabkan
tanah berwarna lebih terang.
Warna tanah ditentukan
dengan membandingkan warna tanah tersebut dengan warna standar pada buku
Munsell Soil Color Chart. Diagram warna baku ini disusun tiga variabel, yaitu: (1) hue, (2) value, dan (3) chroma. Hue
adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value
menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang
dipantulkan. Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum.
Chroma didefiniskan juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat
pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral (0) ke warna
lainnya (19).
BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat :
a. Hari/Tgl : 24 April 2015
b. Waktu : Pukul 08.00 - Selesai
c. Tempat : Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, di Pegok – Sesetan.
3.2
Alat & Bahan :
a. Alat : - Alat Tulis - Pisau - Munsel
- Pengukur Ph - Meteran -
b. Bahan : Air, Lubang
pengamatan
3.3 Cara Kerja
:
1.
Disiapkan alat yang akan digunakan
2.
Gali profil tanah yang akan diamati
3.
Dicari dan dipisahkan
lapisan-lapisan dengan pisau lapang
4.
Tandai dengan garis pembatas
5.
Setelah ditandai, diukur kedalaman
dengan meteran, dari lapisan yang telah ditandai
6.
Di ambil sampel tanah dari berbagi
lapisan yang ditandai
7. amati warna tanah di setiap lapisan yang
sudah di tandai dengan kertas munsel
8. selanjutnya amati tekstur dan struktur tanah
9.
selanjutnya amati ph, batas horizon dan konsistensi dari setiap lapisan yang
sudah di tandai
10.
lalu buat klasifikasi tanah dari data yang sudah di dapatkan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
FORMULIR PENGAMATAN
TANAH
|
|||
Nama Pengamat
|
|
Land use
|
Kebun Percobaan
|
Tanggal
|
24-4-2015
|
Vegetasi
|
Jagung, Pepaya, Melon
|
Nomor pengamatan
|
1
|
Batuan Dipermukaan(%)
|
Ada Sedikit
|
Lokasi
|
Pegok
|
Singkapan Batuan (%)
|
S1 ( Singkapan 0)
|
Kemiringan lereng, (%)/ arah lereng
|
Kemiringan lereng 1% datar
|
Kedalaman efektif (cm)
|
110 cm
|
Relief
|
Datar
|
Kedalaman air tanah (cm)
|
3m
|
Bahan induk
|
Gunung Batur Purba, Top vulkan, Intermediat, Beku Luar
|
Tingkat Bahaya Erosi
|
Sangat Ringan
|
Elevasi m dpl
|
50 m dpl
|
Iklim : CH, suhu
|
Suhu 26,5 °C
|
Drainase
|
Baik
|
Klas Kesesuaian lahan
|
S2 ( Tingkat Cukup Sesuai)
|
Tindakan konservasi
|
Ada Terasering
|
Klasifikasi tanah
|
|
Morfologi
|
HORISON
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|
Simbul horizon
|
A
|
BW1
|
BW2
|
BW3
|
Kedalaman Tanah (cm)
|
0-23
|
23-53
|
53-80
|
80 Keatas
|
Warna tanah
|
10YR, 6/2 (Kering)
10YR, 3/2 ( Basah)
|
10YR, 5/3 (Kering)
10YR, 4/2 (Basah)
|
10 YR, 6,2 ( Kering)
10 YR 6/3 ( basah )
|
10 YR 5/4 ( lembab/basah )
|
Tekstur tanah
|
lempung berliat
|
ada peningkatan liat,
lempung liat berpasir
|
lempung liat berpasir
|
liat berpasir ada
karatan
|
Struktur tanah
|
gumppal membulat,
ukurannya halus, kekuatan cukup[, tingkat perkembangan struktur 2 ( sedang )
|
ukurannya medium,
bentuk gumpal membulat, tingkat perkembangan 2 sedang, kekuatan cukup
|
tingkat perkembangan
2, gumpal menyudut, ukurannya medium
|
gumpal menyudut,
ukurannya medium, tingkat perkembangan 2, warna karatan 2,5 YR, 4/6 warna red
|
Konsistensi
|
Lekat
|
Lekat
|
Lekat
|
Sangat Lekat
|
pH lapang
|
5,5
|
5,8
|
5,7
|
5,6
|
C=konkresi, g-kerikil
G=batu/fragmen
|
G = 0,5 %
|
G = 1 %
|
G = 3 %
|
G = 2 %
|
Btas horison
|
Lurus dan Baur
|
Lurus dan Baur
|
Lurus dan Baur
|
Jelas dan Rata
|
Keterangan
|
|
|
|
Karatan sedikit dengan
warna merah
|
Keterangan
:
Epipedon :
Okrik, karena VC > 5,5
Endopedon :
Kambik , karena tidak ada peningkatan liat.
Horizon penciri lain : -
Klasifikasi
:
1. Taksonomi tanah
* Order :
Inceptisol * Sub order :
Ustep
4.2 PEMBAHASAN
Sifat morfologi tanah adalah
sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari dilapangan. Sebagian sifat
morfologi tanah merupakan sifat-sifat fisik dari tanah tersebut. Sifat fisik
tanah yang berpengaruh pada kegiatan pertanian antra lain tekstur, struktur,
konsistensi, kapasitas memegang air, kapasitas infiltrasi, permeabilitas,
drainase, kedalaman efektif, dsb. Faktor tanah yang penting adalah kandungan
hara yang tersedia makro dan mikro, pH tanah, kandungan bahan organik,
kapasitas tukar kation, kadar bahan beracun (misal: Fe, Al-dd) dsb. Sedangkan
bahan biologi yang penting adalah jumlah dan aktivitas organisne di dalam
tanah. Tindakan-tindakan terhadap tanah umumnya ditunjukkan untuk menambah dan
menjamin keseimbangan hara bagi tanaman, mencegah keracunan, kehilangan, dan kerusakan
serta memanipulasi kondisi lingkungan hingga sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan taaman dan hewan. Dalam pengelolaan pertanian pemanfaatan maksimal
faktor-faktor tersebut harus memperhatikan untuk menjaga produktivitas dan
kegunaan tanah secara lestari.
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan
paling atas hingga bebatuan induk tanah (regolit),yang biasanya terdiri dari
horison-horison O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi
cuaca disebut solum tanah (Ali,2004). Meskipun tanah terdiri dari beberapa horison, namun bagi
tetanaman yang sangat penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang biasanya
mempunyai ketebalan dibawah 30cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti
padi, palawija dan sesayuran yang berperan adalah kedalaman dibawah 20cm (Ali,
2004).
Penentuan morfologi dan
klasifikasi tanah sangat penting dalam pertanian karena berfungsi untuk
menentukan tanaman yang cocok untuk di dibudidayakan. Dalam praktikum ini telah
dijelaskan cara menentukan morfologi dan klasifikasi tanah yang terdapat di
Kebun Percobaan Pegok, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Dimana jenis
tanah ini menunjukkan bahwa morfologi tanah yang terdapat di Kebun Percobaan
yaitu terdapat 4 horizon dengan penciri masing-masing horizon yang
berbeda-beda. Ke-4 horison tersebut mempunyai batas kedalaman yang berbeda-beda
yaitu, horizon I kedalamannya 0-23 cm, horizon II dengan kedalam 23-53 cm,
horizon III dengan kedalaman 53-80 cm, horizon IV dengan kedalaman lebih dari
80 cm. Pada masing-masing horizon ini mempunyai warna yang berbeda-beda tetapi
hampi mirip antara horizon satu dengan yang lainnya. Selain warna pada tekstur
dan struktur tanah juga berbeda. Pada tekstur tanah horizon I tektur tanahnya
lempung berliat, sedangkan pada horizon II dengan horizon III mempunyai tekstur
yang sama yaitu lempung liat berpasir, dan pada horizon IV liat berpasir.
Perbedaan tekstur terbet dapat dikarenakan oleh factor bahan induk tanah yaitu
vulkan intermediet dan faktur penambahan bahan organic, dimana pasir akan
tercuci ke lapisan tanah yang lebih dalam sehingga horizon II,III,IV terdapat
tekstur pasir.
Struktur tanah pada
lapisan 1, bentuk strukturnya yaitu
gumpal membulat (sub angular blocky), yaitu sumbu vertika sama dengan
sumbu horizontal dimana sisi-sisinya membentuk sudut membulat. Tingkat perkembangan strukturnya yaitu sedang
yaitu yaitu butir-butir struktur agak kuat dan tidak hancur waktu diambil dari
profil untuk diperiksa, dan ukuran strukturnya halus, dimana ukuran strukturnya
5-10 mm. Pada lapisan 2 bentuk strukturnya tingkat perkembangannya sama dengan
lapisan 1. Ukuran strukturnya sedang yaitu 10-20 mm. Sedangkan pada lapisan
tanah yang ke-3 bentuk strukturnya gumpal menyudut, yaitu sumbu vertical sama
dengan sumbu horizontal, dimana sisi-sisinya membentuk sudut tajam. Tingkat
perkembangan sturkturnya sedang, dan ukuran strukturnya sedang.
Pada konsistensi
rata-rata mempunyai setiap horizon mempunyai konsistensi yang sama yaitu lekat,
hanya pada horizon IV mempunyai konsistensi yang sangat lekat.
Untuk pH tanah yaitu
5,5-5,8 dimana menunjukkan bahwa pH yang tidak terlalu asam dan tidak terlalu
basa, sehingga cukup baik untuk ditanami tanaman holtikultura. Kerikil terdapat
pada setiap horizon tetapi dengan konsentrasi yang berbeda-beda 0,5% hingga 3%
dengan horizon yang paling banyak yaitu
terdapat pada horizon ketiga yaitu 3%.
Penciri khusus terdapat
pada horizon IV yaitu terdapat moteling atau sedikit karatan dimana terdapat
bahan induk tanah yang mengandung Fe didalamnya, dan pada lapisan tersebut
terjadi pelapukan yang cukup tinggi.
Lahan pada Kebun
Percobaan Pegok, Fakultas Pertanian, mempunyai kemiringan lereng 0,1%, dengan
bahan induk vulkan intermediet, yang menunjukkan bahwa tanah di daerah ini
cukup subur diimbangi dengan drainase yang baik dan kelas kesesuaian lahan S2.
Untuk vegetasinya yaitu melon, papaya, jagung dan gemitir. Penggunan lahan di
Kebun Percobaan ini adalah kebun camuran, yang ditunjukkan dengan
dibudidayakannya berbagai komoditi tanaman seperti yang telah disebutkan.
Kedalaman efektif yaitu tanah yang bisa ditembus oleh perakaran tanaman yaitu
hingga 110%, dengan kedalaman air tanah yaitu pada 300 cm, dan tinggat bahaya
erosi sangat ringan.
Klasifikasi tanah di
Kebun Percobaan Pegok ini termasuk order Inseptisol dengan sub order Ustep.
Penentuan klasifikasi tanah ini berdasarkan pengamatan dilapangan yaitu
epipedonnya (kenampakan di atas permukaan) mempunyai value dan kroma lebih
besar dari 5,5 sehingga pada cirri-ciri yang didapatkan sangat mendekati
epipedon Okrik. Sedangkan untuk
endopedon (kenampakan di bawah permukaan) termasuk Kambik, karena tidak terdapt
peningkatan karatan. Oleh karena itulah pada klasifikasi tanah tingkat order
termasuk Inseptisol dengan sub order Ustep.
0 comments:
Post a Comment