Menurut MARBUT (1940 ) tanah
adalah suatu lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan ketebalan beragam
berbeda dengan bahan-bahan di bawahnya, yang juga tidak baku dalam hal warna,
bangunan fisik, struktur, susunan kimiawi, sifat biologi, proses kimia ataupun
reaksi-reaksi.
Tanah merupakan hal yang tidak
bisa dipisahkan dari manusia, tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya. Tanah
merupakan tempat bagi tumbuhan untuk hidup dan menopang berdirinya akar
tumbuhan. Selain itu tanah merupakan tempat bagi manusia untuk hidup dimana
manusia menggunakan tanah untuk tempat membangun sebuah bangunan yang digunakan
untuk tempat berteduh nantinya. Oleh karena itu tanah harus dikelola dengan
sebaik-baiknya agar tanah sebagai sumber daya alam dapat digunakan secara
berkesinambungan.
Setelah melakukan praktikum dasar-dasar ilmu
tanah saya sebagai mahasiswa memahami bagaimana cara menganalisis keberadaan
suatu tanah. Analisis terhadap suatu tanah dapat dilakukan langsung di lapangan
dan juga dapat dilakukan di laboratorium. Penelitian yang berada di lapangan
meliputi meneliti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi,
kandungan bahan organik, kandungan kapur, dan ph tanah. Pengamatan cirri dan
sifat tanah tersebut dilakukan terhadap contoh tanah hasil pengeboran tanah
dengan bor tanah sampai beberapa lapisan ( horizon ). Sedangkan analisis tanah
di laboratorium meliputi analisis kadar air, kadar garam, berat volume tanah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menganalisis ciri
dan sifat tanah yang ada di lapangan ( mengenai warna, tekstur, struktur,
konsistensi, kandungan bahan organik, kandungan bahan kapur, dan ph tanah ) ?
2. Apa saja alat yang digunakan untuk
melakukan analisis sifat dan cirri tanah yang ada dilapangan ?
3. Bagaimana hasil keadaaan tanah
setelah dilakukan penelitian ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara menganalisis
cirri dan sifat tanah yang meliputi warna, tekstur, struktur, konsistensi,
kandungan bahan organik, kandungan bahan kapur, dan ph tanah yang berada di
lapangan.
2. Untuk mengetahui alat-alat apa
yang digunakan untuk melakukan analisis cirri dan sifat tanah yang ada
dilapangan.
3. Untuk mengetahui keadaaan tanah
yang ada di daerah kebun percobaan pegok.
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah
yang paling mudah diamati. Warna tanah dapat digunakan untuk menduga
sifat-sifat tanah antara lain : kandungan bahan organik, kondisi drainase,
aerasi tanah, dan lain-lain. Warna tanah disusun atas tiga variable yaitu hue =
warna spectrum, value=kecerahan warna, dan chroma=intensitas. Warna ditentukan
dengan membandingkan warna baku buku munsell soil color chart dengan warna
tanah. Penentuan warna meliputi : warna dasar tanah ( matrix ) dan warna
karatan ( jika ada ). Menurut Wirjodihardjo faktor-faktor yang empengaruhi
intensitas warna ( terutama warna dasar ) adalah :
Ø Kadar lengas dan tingkat hidratasi
Ø Kadar bahan organik
Ø Kadar dan mutu mineral
Lengas sangat berpengaruh terhadap
warna tanah dalam hal ini apabila lembab hingga basah maka tanah akan tampak
berwarna lebih gelap atau kelam. Tingkat hidratasi itu banyak berkaitan dengan
kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi
yaitu kelabu biru hingga kelabu hijau. Tentang bahan organik makin tinggi
kandungan bahan organiknya maka warna tanah akan makin kelam, sebaiknya makin
rendah kandungan bahan organik tanah itu warna tanah akan tampak lebih terang. Warna-warna
pada tanah itu menjadi indicator dalam pengelompokan pengaruh iklim, bahan
induk serta fisiografi. Karena kelembapan mempengarui warna yang terbentuk,
maka penentuan warna dilakukan pada kondisi kering dan lembab. Penulisan warna
ditulis menurut urutan hue, value, chroma misalnya 10 YR ¾.
B. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan
gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah satu
sama lain. Satu unit struktur disebut ped. Apabila unit-unit struktur tersebut
tidak terbentuk maka dikatakan bahwa tanah tersebut tidak berstruktur. Dalam
hal ini ada dua kemungkinan yaitu :
1. Butir tunggal ( single grain ) sama
dengan butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain, contoh tanah pasir.
2. Pejal ( massiv ) sama dengan
butir-butir tanah melekat satu sama lain dengan kuat sehingga tidak membentuk
gumpalan-gumpalan ( ped )
Bentuk struktur tanah dibedakan
menjadi :
1. Lempeng ( platy ) : sumbu vertikal
lebih pendek dari sumbu horizontal.
2. Prismatic ( prismatic ) : sumbu
vertikal lebih panjang dari sumbu horizontal, sisi atas tidak membulat.
3. Tiang ( columnar ) : sumbu
vertikal lebih panjang dari horizontal, sisi atas membulat.
4. Gumpal bersudut ( angular blocky )
: sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal, sisi-sisi membentuk sudut tajam.
5. Gumpal membulat ( subangular
blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal, sisi-sisi membentuk
sudut membulat.
6. Granuler ( granular ) : membulat
atau banyak sisi, masing-masing butir ped tidak porous.
7. Remah ( crumb ) : membulat atau
banyak sisi, sangat porous.
C. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan
relative fraksi pasir, debu, dan liat yang menyusun masa tanah. Fraksi liat
berukuran < 2 mikron ( < 0,002 mm ), fraksi debu berukuran 2-50 mikron (
0,002-0,05 mm ), dan fraksi pasir berukuran 50-2000 mikron ( 0,05-2 mm ).
Penetapan tekstur tanah secara garis besarnya dapat dibagi dua : penetapan
menurut perasaan di lapangan dan penetapan dengan metode pipet laboratorium
Tabel penetapan klas tekstur tanah
menurut perasaan di lapang
No
|
Klas tekstur
|
Rasa
dan sifat tanah
|
1.
|
pasir
|
Rasa
kasar jelas, tidak membentuk bola dan gulungan serta tidak melekat.
|
2.
|
Pasir berlempung
|
Rasa
kasar sangat jelas, membentuk bola yang mudah sekali hancur serta sedikit
sekali melekat.
|
3
|
Lempung berpasir
|
Rasa
kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta melekat.
|
4
|
Lempung berdebu
|
Rasa
licin, membentuk bola teguh, pita dan lekat
|
5
|
lempung
|
Rasa
tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung
dengan permukaan mengkilat.
|
6
|
debu
|
Rasa
licin sekali, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan
mengkilat serta agak melekat.
|
7
|
Lempung berliat
|
Rasa
agak kasar, membentuk bola agak teguh ( kering ), membentuk gulungan bila
dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat
|
8
|
Lempung liat berpasir
|
Rasa
kasar agak jelas, membentuk bola agak teguh ( kering ), membentuk gulungan
bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat.
|
9
|
Lempung liat berdebu
|
Rasa
jelas licin, membentuk bola teguh, gulungan mengkilat serta melekat.
|
10
|
Liat berpasir
|
Rasa
licin agak kasar, membentuk bola, dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah
digulung serta melekat sekali.
|
11
|
Liat berdebu
|
Rasa
agak licin, membentuk bola, dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah
diguulung serta melekat sekali.
|
12
|
Liat
|
Rasa
berat, membentuk bola baik serta melekat sekali.
|
13
|
Liat berat
|
Rasa
berat sekali, membentuk bola baik serta melekat sekali.
|
D. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah derajat
kohesi dan adhesi di antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah
terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi
bentuk tanah. Konsistensi tanah
ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Pentingnya konsistensi tanah adalah
untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman
di lapisan tanah bawahan. Penentuan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan
kandungan air tanah yaitu dalam keadaan basah, lembab, atau kering.
Tanah basah : kandungan air di
atas kapasitas lapang.
a. Kelekatan menunjukkan kekuatan adhesi (
melekat ) tanah dengan benda lain.
0
|
Tidak lekat
|
Tidak
melekat pada jari tangan atau benda lain
|
1
|
Agak lekat
|
Sedikit
melekat pada jari tangan atau benda lain
|
2
|
Lekat
|
Melekat
pada jari tangan atau benda lain
|
3
|
Sangat lekat
|
Sangat
melekat pada jari tangan atau benda lain
|
b. Plastisitas- menunjukan kemampuan
tanah membentuk gulungan.
0
|
Tidak plastis
|
Tidak
dapat membentuk gulungan tanah
|
1
|
Agak plastis
|
Hanya
gulungan tanah kurang dari 1 cm dapat terbentuk
|
2
|
Plastis
|
Dapat
membentuk gulungan tanah lebih 1cm, diperlukan sedikit tekanan untuk merusak
gulungan tersebut.
|
3
|
Sangat plastis
|
Diperlukan
tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.
|
Tanah lembab : kandungan air
mendekati kapasitas lapang
0
|
Lepas
|
Tanah tidak melekat satu sama
lain.
|
1
|
Sangat gembur
|
Gumpalan tanah mudah sekali
hancur bila diremas.
|
2
|
Gembur
|
Diperlukan sedikit tekanan untuk
menghancurkangumpalan tanah dengan remasan.
|
3
4
5
|
Teguh
Sangat teguh
Sangat teguh sekali
|
Berturut-turut memerlukan
tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai sama sekali tidak
dapat dihancurkan dengan remasan tangan
|
Tanah kering : tanah dalam keadaan
kering angin.
0
|
Lepas
|
Tanah tidak melekat satu sama lain.
|
1
|
Lunak
|
Gumpalan tanah mudah hancur bila
diremas
|
2
3
4
5
|
Agak keras
Keras
Sangat keras
Sangat keras sekali
|
Berturut-turut memerlukan
tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai tidak dapat hancur
dengan remasan kedua tangan.
|
E. Ph Tanah
Penentuan Ph tanah dalam
klasifikasi dan pemetaaan tanah diperlukan untuk menaksir lanjut tidaknya
perkembangan tanah, respon tanah terhadap pemupukan, kebutuhan kapur dan
lain-lainnya. Penentuan Ph tanah dapat dikerjakan secara elektrometik dan
kolorimetrik. Pengukuran Ph tanah di lapang biasanya digunakan cara yang
sederhana yaitu dengan lakmus atau Ph stik.
F. Bahan Organik dalam Tanah
Bahan organik sangat penting
peranannya dalam pertumbuhan tanaman. Sebagian besar pengaruhnya melalui
perubahan sifat dan cirri tanah. Bahan organik berpengaruh terhadap sifat fisik
tanah antara lain :
Ø Kemampuan menahan air.
Ø Menentukan warna tanah.
Ø Merangsang granulasi agregat.
Ø Menurunkan plastisitas.
Selain itu berpengaruh juga
terhadap sifat kimia dan biologi tanah antara lain :
Ø Meninngkatkan daya jerap dan KTK.
Ø Pelarutan jumlah unsure hara dari
mineral oleh asam humus.
Ø Meningkatkan jumlah metabolic
organism tanah.
Ø Meningkatkan jasad mikro.
Sumber utama bahan organik tanah
ialah jaringan tanaman baik yang berupa serasah atau sisa-sisa tanaman , yang
setiap tahunnya dapat tersedia dalam jumlah yang besar sekali. Selaim itu
batang dan akar tanaman misalnya akan terombak oleh jasad-jasad renik dan
akhirnya akan menjadi komponen tanah, dengan demikian maka jaringan tanaman
tingkat tinggi itu merupakan makanan bagi berbagai jasad tanah. Sedangkan hewan
pemakan tanaman, kotorannya ataupun hewan yang telah mati akan mengalami proses
perombakan yang sama dan pada akhirnya akan menjadi bahan organik tanah pula.
G. Kandungan kapur dalam tanah.
Kapur salah satu sumber unsure
kalsium dalam tanah. Unsure kalsium merupakan kation yang sering dihubungkan
dengan kemasaman tanah, disebabkan ion tersebut dapat mengurangi efek kemasaman
tanah. Disamping itu unsure kalsium memberikan efek yang menguntungkan terhadap
sifat tanah. Pada tanah-tanah daerah basah, kalsium bersama-sama dengan ion
hydrogen merupakan kation yang dominan pada komleks adsorpsi.
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan tempat pelaksanaan
praktikum dasar-dasar ilmu tanah
Waktu : tgl
Tempat :
B. Bahan, alat dan cara kerja
praktikum.
1. Menetapkan warna tanah di pegok
a. Bahan dan alat :
·
Alat untuk mengebor tanah ( bor tanah )
·
Air
·
Buku warna tanah ( munsell soil colour chart )
·
Contoh tanah yang diambil dari masing-masing horizon
tanah
b. Cara kerja :
·
Menetapkan lokasi tanah di pegok yang akan diambil
sebagai sampel.
·
Tanah yang sudah dipilih dibor dengan kedalaman sampai 60
cm
·
Pertama tanah dibor dengan kedalaman hingga 7,5 cm, hasil
tanah yang dibor dipisahkan pada tempat berbeda.
·
Kemudian dilanjutkan dengan pengeboran kedua yaitu hingga
kedalaman 33 cm, hasil tanah yang dibor dipisahkan pada tempat berbeda.
·
Dilanjutkan dengan pengeboran yang ketiga hingga
kedalaman 60 cm, hasil tanah yang dibor dipisahkan pada tempat berbeda.
·
Tanah yang sudah dibedakan berdasarkan kedalamannya
diambil secukupnya yang kemudian dicocokkan dengan buku munsell soil colour
chart.
·
Apabila sudah ditemukan warna yang sama dengan warna
tanah lanjutkan dengan mencatat nama kode warna tanah yang dimulai dari hue,
value dan terakhir chroma.
·
Tulis warna tanah dengan mencari warna tanah pada kartu
nama tanah.
·
Lanjutkan cara yang sama untuk mengecek warna tanah pada
kedalaman yang berbeda pada sampel tanah yang sudah dipisahkan sebelumnya.
c. Hasil pengamatan :
no
|
lapisan
|
kedalaman
|
warna
|
1
|
Lapisan pertama
|
7,5 cm
|
Hue
= 7,5 YR, Value/chroma= 3/2 ( dark brown
atau coklat kehitaman )
|
2
|
Lapisan kedua
|
33 cm
|
Hue = 10 YR, Value/chroma= 5/4
(
yellowish brown atau coklat kekuningan)
|
3
|
Lapisan ketiga
|
60 cm
|
Heu
= 10 YR, Value/chroma = 4/3 ( dark brown atau coklat kehitaman )
|
2. Menetapkan struktur tanah di pegok
a. Bahan dan alat
·
Sebongkah tanah lapisan atas
·
Pisau lapang
·
Cangkul
b. Cara kerja :
·
Tanah yang sudah dibor tadi, dipilh yang masih
menggumpal.
·
Tanah yang masih utuh atau berupa bongkahan diambil
dengan bantuan pisau lapang.
·
Amati bentuk struktur tanah tersebut dan cocokan dengan
kriteria bentuk tanah yang sudah ada pada buku panduan.
·
Catat bentuk struktur tanah tersebut.
c. Hasil pengamatan :
·
Tanah di pegok memiliki struktur tanah gumpal bersudut (
angular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal. Sisi-sisi
membentuk sudut tajam.
3. Penetapan tekstur tanah di pegok :
a. Bahan dan alat :
·
Segenggam contoh tanah dari masing-masing lapisan tanah.
·
Bor tanah
·
Pisau lapang
·
Air
b. Cara kerja :
·
Ambil segenggam contoh tanah kering atau lembab dibasahi.
·
Piridlah contoh tanah yang telah dibahasi diantara ibu
jari dan telunjuk sehingga membentuk pita
lembab, sambil dirasakan adanya rasa kasar, licin dan lengket.
·
Selanjutnya contoh tanah dibuat bola, digulung dan
diamati adanya daya tahan terhadap tekanan dan kelekatan massa tanah sewaktu
ibu jari diregangkan.
·
Berdasarkan rasa kasar, licin, gejala piridan, gulungan
dan kelekatannya dapat ditentukan klas teksturnya.
·
Cocokkan gejala-gejala dengan tabel perasaan di lapang
untuk menentukan klas tekstur tanah.
c. Hasil pengamatan :
·
Tekstur tanah di pegok yaitu lempung berliat : rasa agak
kasar, membentuk bola agak teguh ( kering ), membentuk gulungan bila dipijit,
gulungan mudah hancur serta melekat.
4. Penetapan konsistensi tanah :
a. Bahan dan alat :
·
Sebongkah tanah dari masing-masing horizon tanah.
·
Pisau lapang
·
Air
b. Cara kerja :
·
Ambil sebongkah tanah pada lapisan atas ( dalam keadaan
agak kering ) dan remaslah secara perlahan.
·
Cocokkan dengan kriteria konsistensi tanah pada keadaan
kering dan catatlah.
·
Tambahkan air pada tanah tersebut sampai lembab dan
remaslah. Catatlah konsistensinya.
·
Tambahkan air lagi sampai basah, dan lakukan peremasan (
cocokkan dengan kriteria konsistensi tanah pada keadaan basah ), selanjutnya
catatlah pengamatan tersebut.
c. Hasil pengamatan :
·
Konsistensi tanah di pegok mendekati gembur dan teguh.
5. Penetapan ph tanah
a. Bahan dan alat :
·
Contoh tanah pada permukaan tanah
·
Air
·
Ph stik ( ph tancap )
b. Cara kerja :
·
Basahi permukaan tanah dengan beberapa tetes air agar
lembab.
·
Tancapkan ph stik pada permukaan tanah yang lembab.
·
Bacalah jarum penunjuk pada ph stik yang menunjukkan
besarnya ph tanah tersebut, kemudian catat.
c. Hasil pengamatan :
·
Ph tanah pegok yang kami buat percobaan yaitu 6,2
·
Kelembapannya 3 atau 30 %.
6. Penetapan kandungan bahan organik
dalam tanah
a. Bahan dan alat :
·
Segenggam contoh tanah
·
Larutan H2O2 10%
200 ml
·
Pipet tetes
·
Kertas plastic
b. Cara kerja :
·
Ambil segenggam tanah, letakkan diatas plastic.
·
Tetesi dengan larutan H2O2 10% dan amati gejala yang terjadi.
·
Jika tidak timbul buih berarti tidak mengandung bahan
organik. Jika timbul buih sedikit berarti kandungan bahan organik sedikit, jika
timbul buih agak banyak berarti kandungan bahan organik sedang, dan jika timbul
buih banyak berarti kandungan bahan organik tinggi.
c. Hasil pengamatan :
·
Pada percobaan buih yang timbul sangat banyak.
7. Penetapan kandungan kapur dalam
tanah
a. Bahan dan alat :
·
Segenggam contoh tanah
·
Larutan HCL 10 % 200 ml
·
Pipet tetes
·
Plastic
b. Cara kerja :
·
Ambil segenggam tanah, letakkan di atas plastic.
·
Tetesi dengan larutan HCL 10 % dan amati gejala yang terjadi.
·
Jika tidak timbul buih berarti tidak mengandung kapur,
jika timbul buih sedikit berarti kandungan kapur sedikit, jika timbul buih agak
banyak berarti kandungan kapur sedang, dan jika timbul buih banyak berarti
kandungan kapur tinggi.
c. Hasil pengamatan :
·
Pada percobaan tidak timbul buih sama sekali.
PEMBAHASAN
Pada semua percobaaan yang telah
dilakukan di pegok mengenai analisis kondisi tanah menyangkut mulai dari warna
tanah, struktur tanah, tekstur tanah, konsistensi tanah, ph tanah, kandungan
bahan organik, dan kandungan kapur ternyata menemukan hasil yang cukup maksimal
dimana tanah di pegok yang kami lakukan analisa tanahnya subur dan kaya akan
bahan organik. Hal ini dapat saya katakana karena mulai dari warna tanah
menunjukan warna yang coklat kahitaman , dimana kita ketahui bahwa apabila
warna tanahnya coklat kehitaman itu menunjukkan bahwa kondisi tanah yang saya
analisa subur dan kaya akan bahan organik. Selain itu tanah di pegok cenderung
subur dengan didukung mengenai uji kandungan bahan organik yang menggunakan
larutan H2O2 dimana hasilnya menunjukkan buih yang keluar
begitu banyak, ini menjadi pembuktian kedua bahwa tanah di pegok tergolong
tanah yang subur dan kaya akan bahan organik. Hal ini bisa terjadi mungkin
karena kandungan mikroorganisme yang menguntungkan dalam tanah begitu banyak
sehingga mampu membantu dalam proses pelapukan sisa sisa tumbuhan, makhluk
hidup yang telah mati, dan lain-lain yang berpengaruh pada proses kesuburan
tanah. Seperti yang kita ketahui bahan organik adalah sesuatu yang utuh atau
sebagian dari mahluk hidup itu sendiri yang sudah mati. Bahan organik merupakan
bahan pembentuk tanah yang prosesnya sering disebut pembentukan tanah dari
atas. Perombakan bahan organik oleh biota perombak (makro atau mikro organisme)
akan membentuk humus yang kaya akan bahan makanan. Dimana humus itulah yang
disebut lumbung utama bagi tanaman dan juga kesuburan tanah. Selain itu apabila
kandungan bahan organik yang begitu banyak maka secara tidak langsung akan
menentukan struktur tanah dan tekstur
tanah.
Pada percobaan uji struktur tanah menunjukan
bahwa tanah di pegok memiliki struktur tanah gumpal bersudut ( angular blocky )
: sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
Sedangkan pada pada percobaan tekstur tanah ternyata tanah di pegok yaitu
lempung berliat : rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh ( kering ),
membentuk gulungan bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat. Kembali
lagi apabila kandungan bahan organik dalam tanah tergolong bagus maka secara
tidak langsung struktur dan tekstur tanah juga akan terbentuk dengan bagus.
Struktur tanah yang bagus akan memberikan pertumbuhan tanaman yang berada di
atas tanah juga bagus. Tapi perlu kita ketahui pula bahwa struktur tanah sangat
dipengaruhi oleh pengelolaan tanah oleh petani. Jadi walaupun struktur tanah
awal sudah tergolong bagus tetapi apabila petani salah dalam mengolah tanah
missal dengan menggunakan traktor secara berlebihan maka hal tersebut juga
dapat merusak struktur tanah yang ada. Sedangkan untuk tekstur tanah seperti yang kita ketahui secara sederhana
tekstur tanah mengandung pengertian komposisi bahan fisik/partikel tanah
(pasir, debu, lempung). Pada hal ini jumlah
lempunglah yang berpengaruh pada kesuburan tanah. Jika tanah di pegok memiliki
tekstur lempung berliat bearti kesuburan tanahnya terlihat bagus. Tetapi kita
juga perlu tau bahwa tekstur tanah berubah dari waktu ke waktu, tergantung
masukan atau perubahan partikel tanah.. Kedua sifat fisik tanah yaitu struktur
dan tekstur tersebut akan berpengaruh terhadap kapasitas/kemampuan tanah dalam
mengikat air. Kemampuan tanah mengikat dan menyerap air/nutrisi adalah suatu
ukuran dan jumlah air/nutrisi yang dapat diserap dan tidak hilang. Struktur
tanah yang baik mengandung bahan organik yang tinggi.
Jumlah air yang tersedia dalam
tanah sangat penting sebagai indikator yang digunakan untuk mengidentifikasi
kualitas tanah. Hal ini khususnya terjadi pada musim kering ketika air menjadi
faktor penentu pertumbuhan tanaman. Proses hilangnya air atau nutrisi karena
terjadinya penguapan. Kemampuan tanah mengikat dan menyerap air/nutrisi
tergantung dari struktur tanah dan kandungan bahan organik. Kemampuan tanah
mengikat dan menyerap air/nutrisi akan meningkat dengan perbandingan antara
pori-pori tanah (cukup, sedang dan besar) dengan bahan organik yang tinggi.
Jadi dapat dikatakan bahwa tanah di pegok kandungan airnya cukup kemudian daya
serap dan mengikat air juga tinggi hal ini terbukti dari kandungan bahan
organik yang banyak dan juga struktur tanah dan tekstur tanah yang tergolong
bagus.
Kemudian untuk konsistensi tanah di pegok
tergolong tanah yang mudah untuk diolah karena dari hasil percobaan konsistensi
tanah di pegok gembur dan teguh. Jadi tekanan yang diperlukan untuk mengolah
dan menggemburkan tanah tidak begitu besar karena dengan tekanan sedikit
ataupun dengan cara dicangkul tanah yang ada di pegok dapat diolah sehingga
mampu untuk memberikan media yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Selanjutnya
untuk ph tanah, memang ph tanah di pegok tidak sempurna yaitu tidak memiliki ph
= 7 dimana ph itu merupakan ph yang baik bagi pertumbuhan tanaman, tetapi jika
dilihat dari hasil percobaan yang menunjukan bahwa ph tanah di pegok mencapai
6,2 hal ini juga sudah merukan ph yang tergolong baik bagi pertumbuhan tanaman
karena dengan keadaan ph seperti itu tidak menunjukan bahwa tanah di pegok
terlalu asam ataupun terlalu basa sehingga tidak diperlukan perbaikan yang
lebih lanjut untuk mendapatkan ph yang maksimal.
Dimana seperti yang kita ketahui bahwa ph
tanah juga memberikan faktor penting dalam menentukan mudah tidaknya
unsure-unsur hara diserap oleh tanaman, menunjukan kemungkinan adanya unsure
beracun, dan juga mempengaruhi perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Jadi
dapat dikatakan ph juga membawa peranan penting. Dan untuk percobaan terakhir
mengenai kandungan kapur dalam tanah yang menggunakan larutan HCL menunjukkan
bahwa kandungan kapur di tanah pegok tidak ada hal ini terbukti dengan tidak
adanya buih ketika tanah diberi larutan HCL. Seperti yang kita ketahui bahwa
apabila kandungan kapur dalam tanah banyak maka pertumbuhan tanaman juga akan
terhambat. Jadi tanah yang banyak mengandung kapur juga tidak diperbolehkan .
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tanah di pegok merupakan tanah yang
subur dan cocok digunakan untuk menanam tanaman tahunan ataupun tanaman
musiman.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua analisa yang dilakukan telah
menunjukkan bahwa tanah di pegok merupakan tanah yang memiliki cirri dan sifat
yang bagus karena hasil analisa di lapangan menunjukkan bahwa :
v Warna tanah :
no
|
lapisan
|
kedalaman
|
warna
|
1
|
Lapisan pertama
|
7,5 cm
|
Hue
= 7,5 YR, Value/chroma= 3/2 ( dark brown
atau coklat kehitaman )
|
2
|
Lapisan kedua
|
33 cm
|
Hue = 10 YR, Value/chroma= 5/4
(
yellowish brown atau coklat kekuningan)
|
3
|
Lapisan ketiga
|
60 cm
|
Heu
= 10 YR, Value/chroma = 4/3 ( dark brown atau coklat kehitaman )
|
v Tanah di pegok memiliki struktur
tanah gumpal bersudut ( angular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu
horizontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
v Tekstur tanah di pegok yaitu
lempung berliat : rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh ( kering ),
membentuk gulungan bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat.
v Konsistensi tanah di pegok
mendekati gembur dan teguh.
v Ph tanah pegok yaitu 6,2. Kelembapannya 3 atau 30 %.
v Kandungan bahan organik tinggi
dengan timbulnya banyak humus setelah diberi larutan H2O2.
v Kandungan kapur pada tanah pegok
tidak ada karena pada saat percobaan buih yang keluar tidak ada setelah diberi
larutan HCL.
DAFTAR PUSTAKA
·
I Made Mega. 2005. Penuntun
Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Denpasar
·
Ir. A. G. Kartasapoetra, Ir. Mulyani Sutedjo.
1988. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta. PT
Bina Aksara.
0 comments:
Post a Comment