Pages

Subscribe:
Powered By Blogger

Sunday 8 June 2014

DASAR-DASAR ILMU TANAH


Menurut MARBUT (1940 ) tanah adalah suatu lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan ketebalan beragam berbeda dengan bahan-bahan di bawahnya, yang juga tidak baku dalam hal warna, bangunan fisik, struktur, susunan kimiawi, sifat biologi, proses kimia ataupun reaksi-reaksi.
Tanah merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari manusia, tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya. Tanah merupakan tempat bagi tumbuhan untuk hidup dan menopang berdirinya akar tumbuhan. Selain itu tanah merupakan tempat bagi manusia untuk hidup dimana manusia menggunakan tanah untuk tempat membangun sebuah bangunan yang digunakan untuk tempat berteduh nantinya. Oleh karena itu tanah harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tanah sebagai sumber daya alam dapat digunakan secara berkesinambungan.
 Setelah melakukan praktikum dasar-dasar ilmu tanah saya sebagai mahasiswa memahami bagaimana cara menganalisis keberadaan suatu tanah. Analisis terhadap suatu tanah dapat dilakukan langsung di lapangan dan juga dapat dilakukan di laboratorium. Penelitian yang berada di lapangan meliputi meneliti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi, kandungan bahan organik, kandungan kapur, dan ph tanah. Pengamatan cirri dan sifat tanah tersebut dilakukan terhadap contoh tanah hasil pengeboran tanah dengan bor tanah sampai beberapa lapisan ( horizon ). Sedangkan analisis tanah di laboratorium meliputi analisis kadar air, kadar garam, berat volume tanah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara menganalisis ciri dan sifat tanah yang ada di lapangan ( mengenai warna, tekstur, struktur, konsistensi, kandungan bahan organik, kandungan bahan kapur, dan ph tanah ) ?
2.      Apa saja alat yang digunakan untuk melakukan analisis sifat dan cirri tanah yang ada dilapangan ?
3.      Bagaimana hasil keadaaan tanah setelah dilakukan penelitian ?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui cara menganalisis cirri dan sifat tanah yang meliputi warna, tekstur, struktur, konsistensi, kandungan bahan organik, kandungan bahan kapur, dan ph tanah yang berada di lapangan.
2.      Untuk mengetahui alat-alat apa yang digunakan untuk melakukan analisis cirri dan sifat tanah yang ada dilapangan.
3.      Untuk mengetahui keadaaan tanah yang ada di daerah kebun percobaan pegok.


TINJAUAN PUSTAKA

A.    Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling mudah diamati. Warna tanah dapat digunakan untuk menduga sifat-sifat tanah antara lain : kandungan bahan organik, kondisi drainase, aerasi tanah, dan lain-lain. Warna tanah disusun atas tiga variable yaitu hue = warna spectrum, value=kecerahan warna, dan chroma=intensitas. Warna ditentukan dengan membandingkan warna baku buku munsell soil color chart dengan warna tanah. Penentuan warna meliputi : warna dasar tanah ( matrix ) dan warna karatan ( jika ada ). Menurut Wirjodihardjo faktor-faktor yang empengaruhi intensitas warna ( terutama warna dasar ) adalah :
Ø  Kadar lengas dan tingkat hidratasi
Ø  Kadar bahan organik
Ø  Kadar dan mutu mineral
Lengas sangat berpengaruh terhadap warna tanah dalam hal ini apabila lembab hingga basah maka tanah akan tampak berwarna lebih gelap atau kelam. Tingkat hidratasi itu banyak berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi yaitu kelabu biru hingga kelabu hijau. Tentang bahan organik makin tinggi kandungan bahan organiknya maka warna tanah akan makin kelam, sebaiknya makin rendah kandungan bahan organik tanah itu warna tanah akan tampak lebih terang. Warna-warna pada tanah itu menjadi indicator dalam pengelompokan pengaruh iklim, bahan induk serta fisiografi. Karena kelembapan mempengarui warna yang terbentuk, maka penentuan warna dilakukan pada kondisi kering dan lembab. Penulisan warna ditulis menurut urutan hue, value, chroma misalnya 10 YR ¾.
B.     Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped. Apabila unit-unit struktur tersebut tidak terbentuk maka dikatakan bahwa tanah tersebut tidak berstruktur. Dalam hal ini ada dua kemungkinan yaitu :
1.      Butir tunggal ( single grain ) sama dengan butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain, contoh tanah pasir.
2.      Pejal ( massiv ) sama dengan butir-butir tanah melekat satu sama lain dengan kuat sehingga tidak membentuk gumpalan-gumpalan ( ped )
Bentuk struktur tanah dibedakan menjadi :
1.      Lempeng ( platy ) : sumbu vertikal lebih pendek dari sumbu horizontal.
2.      Prismatic ( prismatic ) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horizontal, sisi atas tidak membulat.
3.      Tiang ( columnar ) : sumbu vertikal lebih panjang dari horizontal, sisi atas membulat.
4.      Gumpal bersudut ( angular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal, sisi-sisi membentuk sudut tajam.
5.      Gumpal membulat ( subangular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal, sisi-sisi membentuk sudut membulat.
6.      Granuler ( granular ) : membulat atau banyak sisi, masing-masing butir ped tidak porous.
7.      Remah ( crumb ) : membulat atau banyak sisi, sangat porous.
C.     Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relative fraksi pasir, debu, dan liat yang menyusun masa tanah. Fraksi liat berukuran < 2 mikron ( < 0,002 mm ), fraksi debu berukuran 2-50 mikron ( 0,002-0,05 mm ), dan fraksi pasir berukuran 50-2000 mikron ( 0,05-2 mm ). Penetapan tekstur tanah secara garis besarnya dapat dibagi dua : penetapan menurut perasaan di lapangan dan penetapan dengan metode pipet laboratorium
Tabel penetapan klas tekstur tanah menurut perasaan di lapang
No
Klas tekstur
Rasa dan sifat tanah
1.
pasir
Rasa kasar jelas, tidak membentuk bola dan gulungan serta tidak melekat.
2.
Pasir berlempung
Rasa kasar sangat jelas, membentuk bola yang mudah sekali hancur serta sedikit sekali melekat.
3
Lempung berpasir
Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta melekat.
4
Lempung berdebu
Rasa licin, membentuk bola teguh, pita dan lekat
5
lempung
Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat.
6
debu
Rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat serta agak melekat.
7
Lempung berliat
Rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh ( kering ), membentuk gulungan bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat
8
Lempung liat berpasir
Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak teguh ( kering ), membentuk gulungan bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat.
9
Lempung liat berdebu
Rasa jelas licin, membentuk bola teguh, gulungan mengkilat serta melekat.
10
Liat berpasir
Rasa licin agak kasar, membentuk bola, dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat sekali.
11
Liat berdebu
Rasa agak licin, membentuk bola, dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah diguulung serta melekat sekali.
12
Liat
Rasa berat, membentuk bola baik serta melekat sekali.
13
Liat berat
Rasa berat sekali, membentuk bola baik serta melekat sekali.
D.    Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah.  Konsistensi tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Pentingnya konsistensi tanah adalah untuk menentukan cara penggarapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan. Penentuan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan kandungan air tanah yaitu dalam keadaan basah, lembab, atau kering.

Tanah basah : kandungan air di atas kapasitas lapang.
a.        Kelekatan menunjukkan kekuatan adhesi ( melekat ) tanah dengan benda lain.
0
Tidak lekat
Tidak melekat pada jari tangan atau benda lain
1
Agak lekat
Sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain
2
Lekat
Melekat pada jari tangan atau benda lain
3
Sangat lekat
Sangat melekat pada jari tangan atau benda lain
b.      Plastisitas- menunjukan kemampuan tanah membentuk gulungan.
0
Tidak plastis
Tidak dapat membentuk gulungan tanah
1
Agak plastis
Hanya gulungan tanah kurang dari 1 cm dapat terbentuk
2
Plastis
Dapat membentuk gulungan tanah lebih 1cm, diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
3
Sangat plastis
Diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.
Tanah lembab : kandungan air mendekati kapasitas lapang
0
Lepas
Tanah tidak melekat satu sama lain.
1
Sangat gembur
Gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas.
2
Gembur
Diperlukan sedikit tekanan untuk menghancurkangumpalan tanah dengan remasan.
3
4
5
Teguh
Sangat teguh
Sangat teguh sekali
Berturut-turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai sama sekali tidak dapat dihancurkan dengan remasan tangan
Tanah kering : tanah dalam keadaan kering angin.
0
Lepas
 Tanah tidak melekat satu sama lain.
1
Lunak
Gumpalan tanah mudah hancur bila diremas
2
3
4
5
Agak keras
Keras
Sangat keras
Sangat keras sekali
Berturut-turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai tidak dapat hancur dengan remasan kedua tangan.

E.     Ph Tanah
Penentuan Ph tanah dalam klasifikasi dan pemetaaan tanah diperlukan untuk menaksir lanjut tidaknya perkembangan tanah, respon tanah terhadap pemupukan, kebutuhan kapur dan lain-lainnya. Penentuan Ph tanah dapat dikerjakan secara elektrometik dan kolorimetrik. Pengukuran Ph tanah di lapang biasanya digunakan cara yang sederhana yaitu dengan lakmus atau Ph stik.
F.      Bahan Organik dalam Tanah
Bahan organik sangat penting peranannya dalam pertumbuhan tanaman. Sebagian besar pengaruhnya melalui perubahan sifat dan cirri tanah. Bahan organik berpengaruh terhadap sifat fisik tanah antara lain :
Ø  Kemampuan menahan air.
Ø  Menentukan warna tanah.
Ø  Merangsang granulasi agregat.
Ø  Menurunkan plastisitas.
Selain itu berpengaruh juga terhadap sifat kimia dan biologi tanah antara lain :
Ø  Meninngkatkan daya jerap dan KTK.
Ø  Pelarutan jumlah unsure hara dari mineral oleh asam humus.
Ø  Meningkatkan jumlah metabolic organism tanah.
Ø  Meningkatkan jasad mikro.
Sumber utama bahan organik tanah ialah jaringan tanaman baik yang berupa serasah atau sisa-sisa tanaman , yang setiap tahunnya dapat tersedia dalam jumlah yang besar sekali. Selaim itu batang dan akar tanaman misalnya akan terombak oleh jasad-jasad renik dan akhirnya akan menjadi komponen tanah, dengan demikian maka jaringan tanaman tingkat tinggi itu merupakan makanan bagi berbagai jasad tanah. Sedangkan hewan pemakan tanaman, kotorannya ataupun hewan yang telah mati akan mengalami proses perombakan yang sama dan pada akhirnya akan menjadi bahan organik tanah pula.
G.    Kandungan kapur dalam tanah.
Kapur salah satu sumber unsure kalsium dalam tanah. Unsure kalsium merupakan kation yang sering dihubungkan dengan kemasaman tanah, disebabkan ion tersebut dapat mengurangi efek kemasaman tanah. Disamping itu unsure kalsium memberikan efek yang menguntungkan terhadap sifat tanah. Pada tanah-tanah daerah basah, kalsium bersama-sama dengan ion hydrogen merupakan kation yang dominan pada komleks adsorpsi.
BAB III
METODOLOGI

A.    Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum dasar-dasar ilmu tanah
Waktu              : tgl
Tempat            : 

B.     Bahan, alat dan cara kerja praktikum.
1.      Menetapkan warna tanah di pegok
a.       Bahan dan alat :
·         Alat untuk mengebor tanah ( bor tanah )
·         Air
·         Buku warna tanah ( munsell soil colour chart )
·         Contoh tanah yang diambil dari masing-masing horizon tanah
b.      Cara kerja :
·         Menetapkan lokasi tanah di pegok yang akan diambil sebagai sampel.
·         Tanah yang sudah dipilih dibor dengan kedalaman sampai 60 cm
·         Pertama tanah dibor dengan kedalaman hingga 7,5 cm, hasil tanah yang dibor dipisahkan pada tempat berbeda.
·         Kemudian dilanjutkan dengan pengeboran kedua yaitu hingga kedalaman 33 cm, hasil tanah yang dibor dipisahkan pada tempat berbeda.
·         Dilanjutkan dengan pengeboran yang ketiga hingga kedalaman 60 cm, hasil tanah yang dibor dipisahkan pada tempat berbeda.
·         Tanah yang sudah dibedakan berdasarkan kedalamannya diambil secukupnya yang kemudian dicocokkan dengan buku munsell soil colour chart.
·         Apabila sudah ditemukan warna yang sama dengan warna tanah lanjutkan dengan mencatat nama kode warna tanah yang dimulai dari hue, value dan terakhir chroma.
·         Tulis warna tanah dengan mencari warna tanah pada kartu nama tanah.
·         Lanjutkan cara yang sama untuk mengecek warna tanah pada kedalaman yang berbeda pada sampel tanah yang sudah dipisahkan sebelumnya.
c.       Hasil pengamatan :
no
lapisan
kedalaman
warna
1
Lapisan pertama
7,5 cm
Hue = 7,5 YR, Value/chroma= 3/2 ( dark brown  atau coklat kehitaman )
2
Lapisan kedua
33 cm
Hue = 10 YR, Value/chroma= 5/4
( yellowish brown atau coklat kekuningan)
3
Lapisan ketiga
60 cm
Heu = 10 YR, Value/chroma = 4/3 ( dark brown atau coklat kehitaman )
2.      Menetapkan struktur tanah di pegok
a.       Bahan dan alat
·         Sebongkah tanah lapisan atas
·         Pisau lapang
·         Cangkul
b.      Cara kerja :
·         Tanah yang sudah dibor tadi, dipilh yang masih menggumpal.
·         Tanah yang masih utuh atau berupa bongkahan diambil dengan bantuan pisau lapang.
·         Amati bentuk struktur tanah tersebut dan cocokan dengan kriteria bentuk tanah yang sudah ada pada buku panduan.
·         Catat bentuk struktur tanah tersebut.
c.       Hasil pengamatan :
·         Tanah di pegok memiliki struktur tanah gumpal bersudut ( angular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
3.      Penetapan tekstur tanah di pegok :
a.       Bahan dan alat :
·         Segenggam contoh tanah dari masing-masing lapisan tanah.
·         Bor tanah
·         Pisau lapang
·         Air
b.      Cara kerja :
·         Ambil segenggam contoh tanah kering atau lembab dibasahi.
·         Piridlah contoh tanah yang telah dibahasi diantara ibu jari dan telunjuk sehingga membentuk  pita lembab, sambil dirasakan adanya rasa kasar, licin dan lengket.
·         Selanjutnya contoh tanah dibuat bola, digulung dan diamati adanya daya tahan terhadap tekanan dan kelekatan massa tanah sewaktu ibu jari diregangkan.
·         Berdasarkan rasa kasar, licin, gejala piridan, gulungan dan kelekatannya dapat ditentukan klas teksturnya.
·         Cocokkan gejala-gejala dengan tabel perasaan di lapang untuk menentukan klas tekstur tanah.
c.       Hasil pengamatan :
·         Tekstur tanah di pegok yaitu lempung berliat : rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh ( kering ), membentuk gulungan bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat.
4.      Penetapan konsistensi tanah :
a.       Bahan dan alat :
·         Sebongkah tanah dari masing-masing horizon tanah.
·         Pisau lapang
·         Air
b.      Cara kerja :
·         Ambil sebongkah tanah pada lapisan atas ( dalam keadaan agak kering ) dan remaslah secara perlahan.
·         Cocokkan dengan kriteria konsistensi tanah pada keadaan kering dan catatlah.
·         Tambahkan air pada tanah tersebut sampai lembab dan remaslah. Catatlah konsistensinya.
·         Tambahkan air lagi sampai basah, dan lakukan peremasan ( cocokkan dengan kriteria konsistensi tanah pada keadaan basah ), selanjutnya catatlah pengamatan tersebut.
c.       Hasil pengamatan :
·         Konsistensi tanah di pegok mendekati gembur dan teguh.
5.      Penetapan ph tanah
a.       Bahan dan alat :
·         Contoh tanah pada permukaan tanah
·         Air
·         Ph stik ( ph tancap )
b.      Cara kerja :
·         Basahi permukaan tanah dengan beberapa tetes air agar lembab.
·         Tancapkan ph stik pada permukaan tanah yang lembab.
·         Bacalah jarum penunjuk pada ph stik yang menunjukkan besarnya ph tanah tersebut, kemudian catat.
c.       Hasil pengamatan :
·         Ph tanah pegok yang kami buat percobaan yaitu 6,2
·         Kelembapannya 3 atau 30 %.
6.      Penetapan kandungan bahan organik dalam tanah
a.       Bahan dan alat :
·         Segenggam contoh tanah
·         Larutan H2O2  10%  200 ml
·         Pipet tetes
·         Kertas plastic
b.      Cara kerja :
·         Ambil segenggam tanah, letakkan diatas plastic.
·         Tetesi dengan larutan H2O2 10%  dan amati gejala yang terjadi.
·         Jika tidak timbul buih berarti tidak mengandung bahan organik. Jika timbul buih sedikit berarti kandungan bahan organik sedikit, jika timbul buih agak banyak berarti kandungan bahan organik sedang, dan jika timbul buih banyak berarti kandungan bahan organik tinggi.
c.       Hasil pengamatan :
·         Pada percobaan buih yang timbul sangat banyak.
7.      Penetapan kandungan kapur dalam tanah
a.       Bahan dan alat :
·         Segenggam contoh tanah
·         Larutan HCL 10 % 200 ml
·         Pipet tetes
·         Plastic
b.      Cara kerja :
·         Ambil segenggam tanah, letakkan di atas plastic.
·         Tetesi dengan larutan HCL 10 %  dan amati gejala yang terjadi.
·         Jika tidak timbul buih berarti tidak mengandung kapur, jika timbul buih sedikit berarti kandungan kapur sedikit, jika timbul buih agak banyak berarti kandungan kapur sedang, dan jika timbul buih banyak berarti kandungan kapur tinggi.
c.        Hasil pengamatan :
·         Pada percobaan tidak timbul buih sama sekali.


PEMBAHASAN

Pada semua percobaaan yang telah dilakukan di pegok mengenai analisis kondisi tanah menyangkut mulai dari warna tanah, struktur tanah, tekstur tanah, konsistensi tanah, ph tanah, kandungan bahan organik, dan kandungan kapur ternyata menemukan hasil yang cukup maksimal dimana tanah di pegok yang kami lakukan analisa tanahnya subur dan kaya akan bahan organik. Hal ini dapat saya katakana karena mulai dari warna tanah menunjukan warna yang coklat kahitaman , dimana kita ketahui bahwa apabila warna tanahnya coklat kehitaman itu menunjukkan bahwa kondisi tanah yang saya analisa subur dan kaya akan bahan organik. Selain itu tanah di pegok cenderung subur dengan didukung mengenai uji kandungan bahan organik yang menggunakan larutan H2O2 dimana hasilnya menunjukkan buih yang keluar begitu banyak, ini menjadi pembuktian kedua bahwa tanah di pegok tergolong tanah yang subur dan kaya akan bahan organik. Hal ini bisa terjadi mungkin karena kandungan mikroorganisme yang menguntungkan dalam tanah begitu banyak sehingga mampu membantu dalam proses pelapukan sisa sisa tumbuhan, makhluk hidup yang telah mati, dan lain-lain yang berpengaruh pada proses kesuburan tanah. Seperti yang kita ketahui bahan organik adalah sesuatu yang utuh atau sebagian dari mahluk hidup itu sendiri yang sudah mati. Bahan organik merupakan bahan pembentuk tanah yang prosesnya sering disebut pembentukan tanah dari atas. Perombakan bahan organik oleh biota perombak (makro atau mikro organisme) akan membentuk humus yang kaya akan bahan makanan. Dimana humus itulah yang disebut lumbung utama bagi tanaman dan juga kesuburan tanah. Selain itu apabila kandungan bahan organik yang begitu banyak maka secara tidak langsung akan menentukan  struktur tanah dan tekstur tanah.
Pada percobaan uji struktur tanah menunjukan bahwa tanah di pegok memiliki struktur tanah gumpal bersudut ( angular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam. Sedangkan pada pada percobaan tekstur tanah ternyata tanah di pegok yaitu lempung berliat : rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh ( kering ), membentuk gulungan bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat. Kembali lagi apabila kandungan bahan organik dalam tanah tergolong bagus maka secara tidak langsung struktur dan tekstur tanah juga akan terbentuk dengan bagus. Struktur tanah yang bagus akan memberikan pertumbuhan tanaman yang berada di atas tanah juga bagus. Tapi perlu kita ketahui pula bahwa struktur tanah sangat dipengaruhi oleh pengelolaan tanah oleh petani. Jadi walaupun struktur tanah awal sudah tergolong bagus tetapi apabila petani salah dalam mengolah tanah missal dengan menggunakan traktor secara berlebihan maka hal tersebut juga dapat merusak struktur tanah yang ada. Sedangkan untuk tekstur tanah  seperti yang kita ketahui secara sederhana tekstur tanah mengandung pengertian komposisi bahan fisik/partikel tanah (pasir, debu, lempung). Pada hal ini  jumlah lempunglah yang berpengaruh pada kesuburan tanah. Jika tanah di pegok memiliki tekstur lempung berliat bearti kesuburan tanahnya terlihat bagus. Tetapi kita juga perlu tau bahwa tekstur tanah berubah dari waktu ke waktu, tergantung masukan atau perubahan partikel tanah.. Kedua sifat fisik tanah yaitu struktur dan tekstur tersebut akan berpengaruh terhadap kapasitas/kemampuan tanah dalam mengikat air. Kemampuan tanah mengikat dan menyerap air/nutrisi adalah suatu ukuran dan jumlah air/nutrisi yang dapat diserap dan tidak hilang. Struktur tanah yang baik mengandung bahan organik yang tinggi.
Jumlah air yang tersedia dalam tanah sangat penting sebagai indikator yang digunakan untuk mengidentifikasi kualitas tanah. Hal ini khususnya terjadi pada musim kering ketika air menjadi faktor penentu pertumbuhan tanaman. Proses hilangnya air atau nutrisi karena terjadinya penguapan. Kemampuan tanah mengikat dan menyerap air/nutrisi tergantung dari struktur tanah dan kandungan bahan organik. Kemampuan tanah mengikat dan menyerap air/nutrisi akan meningkat dengan perbandingan antara pori-pori tanah (cukup, sedang dan besar) dengan bahan organik yang tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa tanah di pegok kandungan airnya cukup kemudian daya serap dan mengikat air juga tinggi hal ini terbukti dari kandungan bahan organik yang banyak dan juga struktur tanah dan tekstur tanah yang tergolong bagus.
 Kemudian untuk konsistensi tanah di pegok tergolong tanah yang mudah untuk diolah karena dari hasil percobaan konsistensi tanah di pegok gembur dan teguh. Jadi tekanan yang diperlukan untuk mengolah dan menggemburkan tanah tidak begitu besar karena dengan tekanan sedikit ataupun dengan cara dicangkul tanah yang ada di pegok dapat diolah sehingga mampu untuk memberikan media yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Selanjutnya untuk ph tanah, memang ph tanah di pegok tidak sempurna yaitu tidak memiliki ph = 7 dimana ph itu merupakan ph yang baik bagi pertumbuhan tanaman, tetapi jika dilihat dari hasil percobaan yang menunjukan bahwa ph tanah di pegok mencapai 6,2 hal ini juga sudah merukan ph yang tergolong baik bagi pertumbuhan tanaman karena dengan keadaan ph seperti itu tidak menunjukan bahwa tanah di pegok terlalu asam ataupun terlalu basa sehingga tidak diperlukan perbaikan yang lebih lanjut untuk mendapatkan ph yang maksimal.
 Dimana seperti yang kita ketahui bahwa ph tanah juga memberikan faktor penting dalam menentukan mudah tidaknya unsure-unsur hara diserap oleh tanaman, menunjukan kemungkinan adanya unsure beracun, dan juga mempengaruhi perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Jadi dapat dikatakan ph juga membawa peranan penting. Dan untuk percobaan terakhir mengenai kandungan kapur dalam tanah yang menggunakan larutan HCL menunjukkan bahwa kandungan kapur di tanah pegok tidak ada hal ini terbukti dengan tidak adanya buih ketika tanah diberi larutan HCL. Seperti yang kita ketahui bahwa apabila kandungan kapur dalam tanah banyak maka pertumbuhan tanaman juga akan terhambat. Jadi tanah yang banyak mengandung kapur juga tidak diperbolehkan . sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tanah di pegok merupakan tanah yang subur dan cocok digunakan untuk menanam tanaman tahunan ataupun tanaman musiman.


PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari semua analisa yang dilakukan telah menunjukkan bahwa tanah di pegok merupakan tanah yang memiliki cirri dan sifat yang bagus karena hasil analisa di lapangan menunjukkan bahwa :

v  Warna tanah :
no
lapisan
kedalaman
warna
1
Lapisan pertama
7,5 cm
Hue = 7,5 YR, Value/chroma= 3/2 ( dark brown  atau coklat kehitaman )
2
Lapisan kedua
33 cm
Hue = 10 YR, Value/chroma= 5/4
( yellowish brown atau coklat kekuningan)
3
Lapisan ketiga
60 cm
Heu = 10 YR, Value/chroma = 4/3 ( dark brown atau coklat kehitaman )

v  Tanah di pegok memiliki struktur tanah gumpal bersudut ( angular blocky ) : sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
v  Tekstur tanah di pegok yaitu lempung berliat : rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh ( kering ), membentuk gulungan bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat.
v  Konsistensi tanah di pegok mendekati gembur dan teguh.
v  Ph tanah pegok  yaitu 6,2. Kelembapannya 3 atau 30 %.
v  Kandungan bahan organik tinggi dengan timbulnya banyak humus setelah diberi larutan H2O2.
v  Kandungan kapur pada tanah pegok tidak ada karena pada saat percobaan buih yang keluar tidak ada setelah diberi larutan HCL.



DAFTAR PUSTAKA

·         I Made Mega. 2005. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Denpasar
·         Ir. A. G. Kartasapoetra, Ir. Mulyani Sutedjo. 1988. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta. PT  Bina Aksara.

0 comments: