Pages

Subscribe:
Powered By Blogger

Wednesday 18 June 2014

Bajra Sandhi, Sebuah Monumen Mengenang Perjuangan Rakyat Bali ( SMK N 2 DENPASAR )



Bajra Sandhi, Sebuah Monumen Mengenang Perjuangan Rakyat Bali
Pada tahun 1981, Ir. Ida Bagus Gede Yadnya, memenangkan kompetisi arsitektur yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi untuk monumen Bajra Sandhi. Kompetisi ini adalah pemenang penghargaan dengan proyek bangunan monumen untuk mengenang perjuangan rakyat Bali.
Ida Bagus Mantra, mantan Gubernur Bali, adalah orang yang memulai proyek monument ini, dan monumen itu akan dibangun untuk mengenang kerja keras dan perjuangan heroik dari rakyat Bali sebelum dan sesudah kemerdekaan. Bagaimanapun proses pembangunan monumen ini juga semacam perjuangan. Proses pembangunan dimulai pada tahun 1981, tetapi sempat terhenti selama beberapa tahun.
Monumen ini terletak di Niti Mandala, Renon, Denpasar, wilayah di mana sebagian besar kantor-kantor pemerintahan berada. Monumen ini berdiri anggun di tengah lapangan hijau yang biasanya digunakan oleh masyarakat untuk olahraga seperti jogging, sepak bola, dan bola basket selama sesi pagi atau sore hari, dan selalu penuh dengan orang yang melakukan kegiatan pada hari Minggu pagi.
Arsitektur monumen ini sangat unik, mengambil bentuk Bajra atau Genta, peralatan yang digunakan oleh Pandita Hindu selama upacara keagamaan. Hal ini juga merupakan simbol ikatan antara laki-laki dan perempuan yang menciptakan kemakmuran sesuai dengan epik yang bercerita tentang perjuangan para dewa untuk mendapatkan Tirta Amerta.
Setiap patung dan setiap ukiran di kompleks monumen memiliki arti tersendiri. Seluruh monumen melambangkan Gunung Mandara, di mana menurut epic Mahabarata, para dewa melakukan pertempuran dengan para raksasa memperebutkan Tirta Amerta. Arsitektur juga melambangkan nasionalisme dengan 17 gerbang utama, 8 pilar, dan ketinggian monumem mencapai 45 meter, untuk mencerminkan 17 Agustus 1945 yang merupakan hari kemerdekaan negara.
Memasuki monumen, dari bagian bawah anda harus menaiki tangga yang akan membawa anda ke sebuah taman, maka terdapat beberapa tangga lagi untuk masuk ke dalam dimana terdapat kolam ikan di dalamnya. Lalu terdepat beberapa tangga lain untuk sampai ke ruang utama di mana anda dapat melihat berbagai diorama yang menceritakan kisah kehidupan di Bali dari jaman batu sampai era kemerdekaan.
Banjra Sandhi memiliki ruang di bagian atas dimana hanya terdapat akses tangga di tengah kolam. Dari ruangan tersebut, anda dapat melihat rumput hijau lapangan, atap rumah, dan bangunan disekitarnya mendominasi pemandangan. Desain yang unik dari Bajra Sandhi menarik banyak pengunjung setiap hari, dan pameran seni seperti foto atau lukisan kompetisi sering berlangsung di ruang pameran.
Bahkan terdapat pemandangan yang lebih indah di luar ruang diorama, di mana anda dapat menikmati pemandangan sambil menikmati angin yang bertiup.










Bajra Sandhi Monument is a monument to admire Balinese people struggle from time to time.[1] The monument is located in front of the Bali Governor's Office in Renon, Denpasar, Bali.Coordinates: Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/55/WMA_button2b.png/17px-WMA_button2b.png8°40′18″S 115°14′2″E
[edit]Structure
Overall the area of the monument is rectangular with its application of Tri Mandala. It divide by 3 area[1]:
1.    Utama Mandala is a main building in the middle
2.    Madya Mandala is a courtyard that surrounds Utama Mandala
3.    Nista Mandala is the outer courtyard surrounding the Madya Mandala
Main building of the monument (Utama Mandala) consist of 3 floor[1]:
·         Utamaning Utama Mandala is on the third floor as a place of tranquility, a place of silence and enjoying the view around the monument. Visitors can see the panorama of Denpasar from this place. To reach this place the visitor must pass a long stairs.
·         Madyaning Utama Mandala is the second floor as a dioramas, with the total is 33 units. Second floor is a place to see the miniature of Balinese people's struggle from time to time. The diorama is similar to National Monument in Jakarta. But, here is only shows the struggle of the Balinese people. It starts from the beginning of the Balinese kingdom, the entrance of Hinduism, Majapahit era, Netherlands colonialism, struggle of independence, until the present.
·         Nistaning Utama Mandala is a ground floor of the building, which containing the information room, Librarianship room, exhibit room, conference room, administrative room, and restrooms. In the middle of the room there is a lake that is named as Puser Tasik.

0 comments: