REKAYASA
GENETIKA PADA TANAMAN DAN MIKROORGANISME
(Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Pertanian)
Dosen
Pembimbing :
Prof.
Dr. Ir. Gede Rai Maya Temaja, MP.
Oleh:
Kelompok
II
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
UDAYANA
DAFTAR
NAMA ANGGOTA KELOMPOK II :
1. Dicky
Marsadi (1305105070)
2. Wayan
Adi Wirawan (1305105073)
3. I
Kadek Ekadana (1305105075)
4. I
Kadek Wahyu Widiatmika (1305105076)
5. Wayan
Agus Andi Sulhan (1305105077)
6. I
Nym Tryadi Cahya Nugraha (1305105082)
KATA PENGANTAR
“OM SWASTYASTU”
Puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadapan
Ida Sang Hyang Widhi Wasa,Tuhan Yang MahaEsa karena berkat rahmat-Nya lah kami
dapat menyusun dan menyelesaikan paper yang berjudul “ Rekayasa Genetika Pada Tanaman Dan Mikroorganisme” dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Begitu banyak hambatan-hambatan yang
kami jumpai selama pengerjaan tugas ini tetapi berkat bantuan dari semua pihak
akhirnya semua hambatan itu dapat teratasi. kami menyadari bahwa dalam tugas
yang kami buat ini, masih jauh dari
sempurna seperti pepatah mengatakan’’Tiada Gading Yang Tak Retak’’.Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tugas ini, agar menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat bagi semua
pihak.
Sebagai akhir kata, kami juga berharap betapa pun kecil dan
sederhananya penulisan paper ini, semoga bermanfaat bagi pembaca.
“OM SANTIH SANTIH
SANTIH OM’’
Bukit
Jimbaran, 2 Juni 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
1. Cover
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. BAB I
1.1. Latar
Belakang
5. BAB II
2.1. Pengertian Rekayasa Genetika
2.2. Tujuan Rekayasa Genetika
2.3. Beberapa Contoh Pengaplikasian
Teknologi Rekayasa Genetika Pada Tumbuhan
dan Mikroorganisme
2.4 .Pro dan Kontra Terhadap Tanaman
Transgenik
6. BAB III
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
7. Daftar Pustaka
BAB
I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perkembangan IPTEK adalah sebuah fenomena dan fakta yang
jelas dan pasti terjadi sebagai sebuah proses yang berlangsung ecara
terus-menerus bagi kehidupan global yang juga yang tidak mengenal istilah
berhenti. Hal ini senada dengan diungkapkannya oleh Ibnu Khaldum dalam
mukaddimahnya “Tidak ada masyarakat yang tidak berubah” dengan demikian dalam
merespon perkembangan IPTEK, menghenrikan jalannya perubahan adalah pekerjaan
yang mustahil untuk dilakukan. Rekayasa Genetika akhir-akhir ini mengalami
perkembangan yang cukup drastis dan meminta perhatian yang cukup serius
dikalangan manusia pada umumnya. Sebab selain kontribusinya terhadap ilmu
pengetahuan dan member manfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan lingkungan,
juga memunculkan persoalan-persoalan yang mendasar yang perlu dicermati lebih
serius guna mengawal perkembangan bioteknologi di masa mendatang
melalui rekayasa genetika dan produk-produk yang
dihasilkannya telah menantang gagasan tradisional mengenai hakekat kehidupan
dan memunculkan berbagai persoalan, pertanyaan-pertanyaan etis, dan tingkat
kekhawatiran manusia yang sangat mencemaskan terhadap seluruh perkembangan dan
hasil rekayasa genetika tersebut. Jika dianalisa kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai dewasa ini, seharusnya
semakin memberi kepuasan untuk hidup sehingga menghasilkan kehidupan yang lebih
baik daripada sebelumnya. Akan tetapi, kenyataan taklah demikian, terkadang
penemuan ini dijadikan ajang pemanfaatan makhluk hidup. Banyak sekali penemuan
genetika yang tidak masuk akal yang menyebabkan spesies baru yang tercipta
kehilangan nilai gunanya bagi kehidupan.
Rumusan
masalah
1.
Apa pengertian dari rekayasa genetika ?
2.
Bagaimana peran/ pengaplikasian teknologi rekayasa
genetika ?
3.
Apa keuntungan dari rekayasa genetika pada tanaman
dan mikroganisme ?
Tuhuan
masalah
1.
Untuk mengetahui pengertian dari rekayasa genetika.
2.
Mengetahui peran/ pengaplikasian teknologi rekayasa
genetika.
3.
Untuk mengetahui keuntungan dari rekayasa genetika
terutama pada tanaman.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rekayasa Genetika.
Apakah transgenik itu? Transgenik
terdiri dari kata trans yang berarti pindah dan gen yang berarti
pembawa sifat. Jadi transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup
ke makhluk hidup lainnya, baik dari satu tanaman ke tanaman lainnya, atau dari
gen hewan ke tanaman. Transgenik secara definisi adalah the use of gene
manipulation to permanently modify the cell or germ cells of organism (penggunaan
manipulasi gen untuk mengadakan perubahan yang tetap pada sel makhluk hidup).
Rekayasa genetika juga dapat
diartikan sebagai suatu usaha memanipulasi sifat genetik suatu makhluk hidup hidup
untuk menghasilkan makhluk hidup yang memiliki sifat yang diinginkan. Rekayasa
genetika dapat dilakukan dengan menambah, mengurangi, atau menggabungkan dua
materi genetik (DNA) yang berasal dari dua organisme berbeda. Hasil
penggabungan dua materi genetik yang berasal dari dua organisme yang berbeda
disebut DNA rekombinan. Organisme hasil dari rekayasa genetika disebut organisme
transgenik. Di bidang pertanian telah banyak dilakukan rekayasa genetik
untuk menghasilkan tanaman unggul yang dapat meningkatkan produktivitas pangan
2.2 Tujuan Rekayasa Genetika.
Rekayasa genetika pada tanaman
mempunyai target dan tujuan antara lain peningkatan produksi, peningkatan mutu
produk agar tahan lebih lama dalam penyimpanan pascapanen, peningkatan
kandungan gizi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu (serangga,
bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap herbisida, sterilitas dan
fertilitas serangga jantan (untuk produksi benih hibrida), toleransi terhadap
suhu dan cuaca, penundaan kematangan buah, kualitas aroma dan nutrisi, perubahan
pigmentasi.
Berikut merupakan beberapa contohnya:
1. Menghambat pematangan dan pelunakan
buah (Tomat)
2. Tahan terhadap serangan insektisida
(Tomat, kentang, jagung)
3. Tahan terhadap serangan ulat (Kapas)
4. Tahan terhadap insekta dan virus
(Kentang)
5. Tahan terhadap virus (Squash,
Pepaya)
6. Tahan terhadap insekta dan herbisida
(Jagung, Padi, Kapas dan Canola)
7. Toleran terhadap herbisida (Kedelai,
Canola, Kapas, Jagung)
8. Perbaikan komposisi nilai gizi (Canola (high laurate oil), Kedelai
(high oleid acid oil), Padi (high beta-carotene))
Sedangkan
rekayasa genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja
mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara,
meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan
ternak, mikroba probiotik untuk makanan olahan), untuk menghasilkan bahan
obat-obatan dan kosmetika.
Berikut merupakan beberapa contohnya:
1. Terciptanya bakteri yang mampu
memproduksi insulin dengan cepat dan mudah
2. Adanya terapi genetic
3. Diproduksinya interferon
4. Diproduksinya beberapa hormone
pertumbuhan
2.3 Beberapa Contoh Pengaplikasian Rekayasa Genetika Pada
Tumbuhan Teknologi dan Mikroorganisme
Dewasa ini
cukup banyak organism transgenic ataupun produk yang dikenal oleh kalangan
masyarakat luas. Beberapa diantaranya bahkan telah digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Berikut ini akan dikemukakan beberapa contoh
pemanfaatan organism transgenic dan produk yang dihasilkannya dalam berbagai
bidang kehidupan manusia.
a. Pertanian
Aplikasi
teknologi DNA rekombinan di bidang pertanian berkembang pesat dengan
dimungkinkannya transfer gen asing ke dalam tanaman dengan bantiuan bakteri
agrobanterium tumefaciens. Melalui cara ini telah berhasil diciptakan sejumlah
tanaman transgenic seperti:
1.
Kedelai Transgenik
Dengan
rekayasa genetika, dihasilkan tanaman transgenik yang tahan terhadap hama,
tahan terhadap herbisida dan memiliki kualitas hasil yang tinggi. Saat ini
secara global telah dikomersialkan dua jenis kedelai transgenik yaitu kedelai
toleran herbisida dan kedelai dengan kandungan asam lemak tinggi
2.
Jagung Transgenik
Di
Amerika Serikat, komoditi jagung telah mengalami rekayasa genetika melalui
teknologi rDNA, yaitu dengan memanfaatkan gen dari bakteri Bacillus
thuringiensis (Bt) untuk menghindarkan diri dari serangan hama
serangga yang disebut corn borer sehingga dapat meningkatkan
hasil panen. Gen Bacillus thuringiensis yang dipindahkan mampu
memproduksi senyawa pestisida yang membunuh larva corn borer tersebut
3.
Kapas Transgenik
Gen yang paling banyak digunakan adalah gen cry (gen
toksin) dari Bacillus thuringiensis, gen-gen dari
bakteri untuk sifat toleransi terhadap herbisida, gen yang menunda pematangan
buah. Bagi para petani, keuntungan dengan menggunakan kapas transgenik adalah
menekan penggunaan pestisida atau membersihkan gulma tanaman dengan herbisida
secara efektif tanpa mematikan tanaman kapas. Serangga merupakan kendala utama
pada produksi tanaman kapas. Di samping dapat menurunkan produksi, serangan
serangga hama dapat menurunkan kualitas kapas.Saat ini lebih dari 50 persen
areal pertanaman kapas di Amerika merupakan kapas transgenik dan beberapa tahun
ke depan seluruhnya sudah merupakan tanaman kapas transgenik.
4.
Tomat Transgenik
Tomat transgenik memiliki suatu gen khusus yang
disebut antisenescens yang memperlambat proses pematangan
(ripening) dengan cara memperlambat sintesis enzim poligalakturonase sehingga
menunda pelunakan tomat. Dengan mengurangi produksi enzim poligalakturonase
akan dapat diperbaiki sifat-sifat pemrosesan tomat. Varietas baru tersebut
dibiarkan matang di bagian batang tanamannya untuk waktu yang lebih lama
sebelum dipanen. Bila dibandingkan dengan generasi tomat sebelumnya, tomat
jenis baru telah mengalami perubahan genetika, tahan terhadap penanganan dan
ditransportasi lebih baik, dan kemungkinan pecah atau rusak selama pemrosesan lebih
sedikit.
5.
Buah tanpa biji
Tren baru dalam budi
daya buah-buahan adalah menghasilkan buah tanpa biji (seedless),
terutama untuk buah yang harganya mahal seperti anggur, jeruk, dan durian.
Selain meningkatkan daya tarik konsumen, harga buah tanpa biji juga lebih
mahal. Secara alami, biji sebenarnya diperlukan tanaman untuk berkembang biak,
terutama bagi tanaman yang tidak bisa diperbanyak secara vegetatif. Biji
biasanya terlindung di dalam buah. Biji merupakan sumber hormon (auksin) yang
diperlukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan buah. Namun, pada beberapa
jenis buah-buahan, biji terkadang mengganggu dan tidak diinginkan karena
merepotkan pada saat buah dikonsumsi.
b.
Kesehatan
Dibidang kesehatan rekayasa genetika pada mikroba terbukti mampu
menghasilkan berbagai jenis obat dengan kualiatas lebih baik sehingga
memberikan harapan terhadap penyembuhan penyakit dimasa mendatang. Teknik
rekayasa genetika pada mikroba memungkinkan diperolehnya bebagai produk
industry farmasi penting seperti insulin, interferon, dan beberapa hormon
pertumbuhan dengan cara yang lebih efisien. Hal ini karena gen yang bertanggung
jawab atas sintesis produk-produk tersebut diklon ke dalam sel inang bakteri
tertentu yang sangat cepat pertumbuhannya dan hanya memerlukan cara kultivasi
biasa. Seperti pemanfaatan E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa
genetic karena insulin yang dihasilkan manusia sehingga tidak memberikan efek
samping seperti insulin hewan, biasanya E. coli digunakan sebagai vector untuk
menyisipkan gen-gen tertentu yang ingin dikembangkan. E. coli dipilih karena
pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.
c.
Lingkungan
Rekayasa genetika mikroba sangat berpotensi untuk
diaplikasikan dalam upanya penyelamatan keanekaragaman hayati, bakan dalam
bioremidiasi lingkungan yang sudah terlanjur rusak. Dewasa ini bebagai strain
bakteri yang dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan dari bermacam-macam
factor pencemaran telah ditemukan dan diproduksi dalam skala industry. Sebagai
contoh: perbaikan pantai yang telah dicemari oleh metilmerkuri yang bersifar
racun baik bagi hewan atau manusia, detoksifikasi logam air raksa (merkuri)
organic ini dilakukan menggunakan tanaman Arabidopsis thaliana transgenic yang
membawa gen bakteri tertentu yang dapat menghasilkan produk untuk
mendetoksifikasi air raksa organic.
d.
Industri
Pada industry pengolahan pangan, misalnya pada keju, enzim
rennet yang digunakan juga merupakan produk organism transgenic. Hampir 40%
keju keras (hard cheese) yang diproduksi di Amerika Serikat menggunakan enzim
yang berasal dari organism transgenic. Demikian pula, bahan-bahan food
addictive seperti pemabah cita rasa makanan, pengawet makanan, pewarna pangan,
pengental pangan, dan sebagainya saat ini banyak menggunakan produk organism
transgenic.
2.4 Pro dan Kontra Terhadap Tanaman Transgenik
Penggunaan rekayasa genetika
khususnya pada tanaman tidak terlepas dari pro kontra mengenai penggunaan
teknologi tersebut. Berikut ini berbagai pandangan mereka yang pro dan kontra
terhadap tanaman transgenik.
2.4.1
Kontra (tidak setuju)
·
Dari
segi ekonomi ekonomi:
1)
Tanaman
transgenik diperkirakan berbahaya, di beberapa Negara telah mengatur dan
menolak produk transgenik, sehingga menutup pasar ekspor transgenic
2)
Produk
bebas transgenik memperoleh harga yang lebih baik di pasaran internasional
3)
Perusahaan
transgenik memonopoli sistem produksi pangan
4)
Perubahan
pasar internasional atas produk minyak tangan
·
Dari
segi konsumen:
1)
Keracunan
makanan transgenic
2)
Berisiko
kanker
3)
Alergi
terhadap makanan
4)
Rusaknya
kandungan gizi dan kualitas makanan
5)
Kekebalan
bibit penyakit terhadap antibiotik
·
Dari
segi pertanian:
1) Hasil panen lebih rendah
2) Biaya produksi lebih tinggi
3) Memicu pertanian monokultur yang
tidak berkelanjutan
4) Hilangnya varietas local
5) Peningkatan penggunaan bahan kimia
pertanian
·
Dari
segi lingkungan:
1) Polusi genetika
2) Hilangnya keanekaragaman hayati
3) Virus tanaman baru yang lebih
berbahaya
4) Dampak negative pada ekologi tanah
5) Gulma super
6) Hama super
2.4.2 Pro
(setuju)
1.
Tanaman
transgenik memiliki kualitas yang lebih tinggi dibanding degan tanaman
konvensional, memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi, tahan hama, tahan
cuaca sehingga penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan
secara capat dan menghemat devisa akibat penghematan pemakaian pestisida atau
bahan kimia serta memiliki produktivitas yang lebih tinggi.
2.
Teknik
rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman yaitu memperbaiki sifat-sifat
tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap cengkeraman hama maupun
lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga tanaman transgenik memiliki
kualitas lebih baik dari tanaman konvensional serta bukan hal yang baru karena
sudah lama dilakukan tetapi tidak disadari oleh masyarakat
3.
Mengurangi
dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan, misalnya tanaman transgenik tidak
perlu pupuk kimia dan pestisida sehingga tanaman transgenik dapat membantu
upaya perbaikan lingkunga.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jumlah
penduduk yang semakin meningkat disertai dengan semakin kecilnya lahan untuk
menghasilkan bahan pangan menjadi suatu anacaman yang serius. Jika tidak
ditangani dengan baik, krisis pangan dapat terjadi.. Rekayasa
genetik pada bidang pertanian tanaman perkebunan menghasilkan tanaman-tanaman
unggul berkualitas serta meningkatkan jumlah dan kualitas panen perkebunan dan
menghemat biaya, adapun dampak positif dari rekayasa genetika pada bidang
pertanian khususnya tanaman perkebunan seperti Rekayasa transgenik dapat
menghasilkan produk lebih banyak dari sumber yang lebih sedikit, rekayasa
tanaman dapat hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem akan memperluas daerah
pertanian dan mengurangi bahaya kelaparan dan makanan dapat direkayasa supaya
lebih lezat dan menyehatkan, dan dampak negatif dari rekayasa genetic tanaamaan
perkebunan yaitu mengganggu ekosistem di lingkungan perkebunan dan dapat memunculkan
penyakit baru. Berbagai contoh tanaman yang telah mengalami rekayasa genetika
adalah kedelai, jagung, kapas, tomat dan kentang . Di mana tersebut
memiliki kelebihan tersendiri bila dibandingkan dengan tanaman sejenis seperti
tahan terhadap hama dan penyakit dan memiliki komposisi gizi yang lebih baik.
3.2. Saran
Melalui penyajian essai ini diharapkan dapat mengetahui
mengenai aplikasi rekayasa genetika khususnya tanaman transgenik dan manfaat
serta keuntungan yang didapat bila menggunakan tanaman transgenik terlepas dari
berbagai kontroversi yang menjadi pro kontra dari penggunaan tanaman transgenik
tersebut.
0 comments:
Post a Comment