Pages

Subscribe:
Powered By Blogger

Monday, 1 December 2014

Pemuliaan Tanaman “PENAMPILAN GENOTIP TANAMAN TOMAT ( Lycopersicum Esculentum Mill. ) HASIL MUTASI BUATAN PADA KONDISI STRESS AIR DAN KONDISI OPTIMAL”



Pemuliaan Tanaman
PENAMPILAN GENOTIP TANAMAN TOMAT
( Lycopersicum Esculentum Mill. )
HASIL MUTASI BUATAN PADA KONDISI STRESS AIR DAN KONDISI OPTIMAL”
Sri Hartati






OLEH :
NYOMAN TRYADI CAHYA NUGRAHA         (1305108082)
I WAYAN ADI WIRAWAN (1305105073)
I KADEK WAHYU WIDIATMIKA (1305105076)
WAYAN AGUS ANDI SULHAN (1305105077)
Ropaidah (13050105036)

AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2013/2014




BAB I
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG

Benih merupkan simbol dari suatu permulaan, yang merupakan inti dari kehidupan di alam semesta dan yang paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung dari kehidupan tanaman. Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Pada konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju (Sadjad, 1977 dalam Sutopo, 2010 : 1-2).
Faktor benih sangat menentukan keberhasilan produksi . Suatu fenomena yang terjadi bahwa kebanyakan benih – benih saat ini memiliki daya viabilitas serta vigor benih tidak sejalan dengan apa yang diharapkan untuk mampunya benih itu tumbuh. Petani sering dirugikan dengan kondisi benih dengan kualitas yang sangat rendah, sehingga berdampak pada biaya budidaya yang lebih tinggi yang tidak sebanding dengan hasil produksi padi pada akhirnya.
Menurut Sutopo (2010 : 2), benih dengan mutu tinggi sangat diperlukan karena merupakan salah satu sarana untuk dapat menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimal. Mutu benih mencakup pengertian : (1) Mutu genetik yaitu penampilan benih murni dari spesies atau varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetik  dari tanaman induknya, mulai dari benih penjenis, benih dasar, benih pokok sampai benih sebar. (2) Mutu fisiologis yaitu menampilkan kemampuan daya hidup atau viabilitas benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih. Serta (3) Mutu fisik merupakan penampilan benih secara prima bila dilihat secara fisik, antara lain dari ukuran dan homogen, bernas, bersih dari campuran benih lain, biji gulma dan dari berbagai kontaminan lainnya, serta kemasan  yang menarik.
Benih yang dikatakan memiliki daya pertumbuhan baik adalah benih dengan viabilitas mencapai 80% ke atas. Benih dengan viabilitas tinggi tentunya memiliki daya vigor benih yang kuat, karena didukung oleh komponen cadangan makanan dalam biji yang cukup untuk menopang pertumbuhan awal dari biji sebelum memperoleh makanan dari dalam tanah. Untuk dapat mengetahui hal – hal tentang viabilitas dan daya vigor benih tentunya harus dilakukan dengan sebuah penelitian. Pengujian benih sangat penting, untuk benih – benih yang akan dipasarkan untuk dibudidayakan oleh petani, sebab benih yang akan diedarkan kepada konsumen (petani) harus benih yang baik (mutu genetik, fisik, dan fisiologis) Benih merupakan benda hidup yang mempunyai sifat genetis dan fisiologis sehingga perlu penanganan secara sungguh-sungguh agar tidak cepat mati atau tidak tumbuh dan kemurniannya tetap terjaga, yang diperlihatkan oleh pertumbuhannya yang seragam dan produktivitasnya sesuai dengan deskripsi.

1.2 TUJUAN
Mengetahui kualitas benih sebelum digunakan sebagai bahan tanaman.





BAB II   
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Samuel (2013) benih merupakan sarana produksi yang sangat  penting dalam menentukan keberhasilan budidaya tanaman pangan. Penggunaan  bahan tanam bermutu merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan pertanaman.Petani sering mengalami kerugian yang sangat besar  baik dari segi biaya maupun waktu yang diakibatkan oleh penggunaan benih yang tidak bermutu atau tidak jelas asal-usulnya. Kesalahan dalam penggunaan bahan tanam akan mengakibatkan kerugian jangka panjang. Penggunaan bibit bermutu merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan pertanaman yang mampu memberikan hasil yang memuaskan. Dalam mendapatkan produksi yang optimal, bibit adalah salah satu faktor yang mempengaruhinya.
Benih merupakan salah satu sarana untuk dapat menghasilkan produksi yang setinggi-tingginya. Karena benih merupakan sarana produksi, maka benih harus bermutu tinggi (mutu fisiologis, genetik dan fisik) dari jenis yang unggul (Tim Pengampu, 2011). Mutu benih sendiri dapat dipengaruhi oleh kesehatan  benih. Kesehatan benih ditentukan oleh ada atau tidaknya suatu mikroorganisme yang terbawa oleh benih seperti jamur, bakteri atau virus. Benih yang sehat sangat  penting dalam produksi tanaman pertanian karena benih adalah awal untuk  mendapatkan tanaman yang sehat. Oleh karena itu benih harus bebas dari infeksi atau kontaminasi patogen (Nurdin, 2009).
Menurut Hasan (2013) mutu benih tanam yang berkualitass tinggi adalah kunci dari komponen biji-bijian sistem tanaman. Untuk memastikan popuulasi tanaman dengan laju pembenihan yang wajar dalam berbagai kodisi memerlukan mutu benih yang tinggi. Selama panen, pengolahan dan penyimpanan, mutu benih yang ditanam mengalami efek terintregasi dari lingkungan. Banyaknya variasi kualitas benih dikaitkan dengan perbedaan lingkungan kondisi, pengembangan dan pematangan benih sementara di pohon induk. Hal yang dapat mengurangi mutu benih selama di lapangan adalah kondisi lingkungan seperti suhu, curah hujandan kelembaban. Benih yang biasa digunakan oleh petani adalah benih yang telah mengalami penyimpanan sehingga benih telah mengalami deteriorasi atau kemunduran benih (benih yang telah menua). Gejala ini dapat dilihat dengan  penurunan pemunculan bibit yang diikuti oleh lambatnya pertumbuhan dan  perkembangan bibit (Nurmauli dan Numiaty, 2010).









BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

3.1 Tempat dan Waktu :
            -  Hari              : Rabu
            -  Tanggal        : 22 Oktober 2014
            -  Pukul            : 15.00
       -  Tempat        : Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Unud, di Pegok, Jalan Pulau Moyo Denpasar

3.2 Alat dan Bahan :
            -     Alat                       :  3 Tray pembibitan
                                                   Cetok
                                                   Hand Sprayer/alat untuk menyiram
-          Bahan                    :  Media tanam/tanah
                                 Benih mentimun, sayur hijau dan bayam cabut
3.3 Cara Kerja :
Ø  Isi tray dengan media tanam.
Ø  Jumlah tray yang diisi media tanam/tanah adalah 40 lubang untuk setiap 1 ulangan.
Ø  Siram tray yang sudah diisi media tanam.
Ø  Tanam benih ( setiap 1 jenis benih/40 lubang tanam kemudian dilakukan 3x pengulangan ) sehingga dalam 1 tray terdapat 3 jenis benih yang berbeda.
Ø  Siram kembali dan pelihara pembibitan.
Ø  Pengamatan dilakukan terhadap jumlah benih yang tumbuh dan tidak tumbuh setiap hari sampai umur 10 hari. Benih tumbuh artinya telah muncul tunas yang menyembul dari dalam benih.
Ø  Buat grafik perkembangan benih yang tumbuh.
Ø  Hitung kecepatan tumbuh benih pada 7 hari setelah sebar dan hitung daya tumbuh benih pada 10 hari sejak sebar benih.
Ø  tabulasi data dan selanjutnya dibahas secara deskriptif dengan membandingkan antar data.



Ø  Rumus:
Daya Kecambah (DK) = jumlah benih yang berkecambah pada hari ke 7 / jumlah benih yang dikecambahkan x 100%

Kecepatan Tumbuh Kecambah (KK) = jumlah benih yang berkecambah pada hari ke 4 / jumlah benih yang dikecambahkan x 100%
Ø  Dengan mencari jarak tanam dan jumlah biji per lubang tanaman tersebut, hitunglah kebutuhan benih per hektar dengan mempertibangkan daya kecambah benih berdasarkan uji kualitas (daya kecambah) benih tersebut.



































BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Praktikum yang kami lakukan berdasarkan panduan praktikum “uji kualitas benih dan menghitung kebutuhan benih” yang kami miliki dengan menggunakan benih yang kami pilih yaitu: 1. Timun, 2. Bayam, 3. Sayur hijau.
Dengan masing-masing 40 benih timun, 80 benih bayam (masing-masing 2 benih perlubang tanam) dan 80 benih sayur hijau (masing-masing 2 benih perlubang tanam) dengan 3 kali pengulangan untuk mengetahui jumlah benih yang tumbuh dan tidak tumbuh, menunjukkan hasil sebagai berikut:
Jumlah benih yang tumbuh di hari ke-3
U/P
Timun
Bayam
Sayur Hijau
I
26
32
12
II
30
30
28
III
23
30
19

Jumlah benih yang tumbuh di hari ke-4
U/P
Timun
Bayam
Sayur Hijau
I
38
38
27
II
40
37
35
III
39
37
33

Jumlah benih yang tumbuh di hari ke-5
U/P
Timun
Bayam
Sayur Hijau
I
39
39
27
II
40
37
38
III
39
37
34

Jumlah benih yang tumbuh di hari ke-6
U/P
Timun
Bayam
Sayur Hijau
I
39
39
29
II
40
37
38
III
39
39
34

Jumlah benih yang tumbuh di hari ke-7
U/P
Timun
Bayam
Sayur Hijau
I
39
39
29
II
40
37
38
III
39
39
34
                              
                              
Kecepatan Tumbuh Kecambah (KK):
RUMUS:
a.       Timun


b.      Bayam


c.       Sayur Hijau















Daya Kecambah (DK):
RUMUS:
a.       Timun


b.      Bayam


c.       Sayur Hijau















Perhitungan Kebutuhan Benih per Hektar:
            Kebutuhan benih per hektar  yang berdasarkan jarak tanam dan jumlah benih perlubang tanam dan daya tumbuh benih, diperoleh perhitungan untuk masing-masing tanaman sebagai berikut:
a.       Timun
            Diketahui:
                        Luas lahan = 1Ha = 10.000m2 = 100.000.000cm2
                        Jarak tanam =  40 cm x 50 cm
                        Jumalah benih perlubang tanam = 1 benih.
                        Daya Kecambah = 98%
            Ditanya:
                        Kebutuhan benih per hektar?
            Jawab:
                                     
                        Jumlah kebutuhan benih per hektar adalah 50.000 x 1 benih = 50.000 benih, jika daya kecambah benih adalah 98% maka jumlah kebutuhan benih yang diperlukan dalam luas lahan 1 Ha adalah
                       
b.      Bayam
            Diketahui:
                        Luas lahan = 1Ha = 10.000m2 = 100.000.000cm2
                        Jarak tanam =  15 cm x 15 cm
                        Jumalah benih perlubang tanam = 2 benih.
                        Daya Kecambah = 96%
            Ditanya:
                                    Kebutuhan benih per hektar?
            Jawab:
                                  
Jumlah kebutuhan benih per hektar adalah 444.444 x 2 benih = 888.888 benih, jika daya kecambah benih adalah 96% maka jumlah kebutuhan benih yang diperlukan dalam luas lahan 1 Ha adalah









c.       Sayur Hijau 
                  Diketahui:
                        Luas lahan = 1Ha = 10.000m2 = 100.000.000cm2
                        Jarak tanam =  10 cm x 10 cm
                        Jumalah benih perlubang tanam = 2 benih.
                        Daya Kecambah = 84%
            Ditanya:
                        Kebutuhan benih per hektar?
            Jawab:
                               
Jumlah kebutuhan benih per hektar adalah 1.000.000 x 2 benih = 2.000.000 benih, jika daya kecambah benih adalah 84% maka jumlah kebutuhan benih yang diperlukan dalam luas lahan 1 Ha adalah

4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan dengan menggunakan 3 jenis benih tanaman yang berbeda yaitu: 1). Timun, 2). Bayam, 3). Sayur Hijau dengan masing-masing 40 benih per ulangan sebanyak 3x dan perlakuan yang homogen.
Jika dibandingkan pertumbuhan antara masing-masing ulangan dengan benih yang sama pada tanaman timun menunjukkan pertumbuhan benih yang relative sama atau tidak jauh berbeda pada masing-masing ulangan. Pada hari ke-3 menunjukkan hasil yaitu: Ulangan I = 26, Ulangan II = 30, dan Ulangan III = 23.  Pada hari ke-4 menunjukkan hasil yaitu: Ulangan I = 38, Ulangan II = 40, dan Ulangan III = 39. Pada hari ke-5 hingga hari ke-7 menunjukkan hasil yaitu: Ulangan I = 39, Ulangan II = 40, dan Ulangan III = 39.  
Sedangkan pada tanaman bayam juga menunjukkan pertumbuhan benih yang relative sama atau tidak jauh berbeda pada masing-masing ulangan. Pada hari ke-3 menunjukkan hasil yaitu: Ulangan I = 32, Ulangan II = 30, dan Ulangan III = 30.  Pada hari ke-4 menunjukkan hasil yaitu: Ulangan I = 38, Ulangan II = 37, dan Ulangan III = 37. Pada hari ke-5 menunjukkan hasil yaitu: Ulangan I = 39, Ulangan II = 37, dan Ulangan III = 37.  Pada hari ke-6 sampai hari ke-7 menunjukkan hasil yaitu: Ulangan I = 39, Ulangan II = 37, dan Ulangan III = 39.
Terakhir pada tanaman sayur hijau menunjukkan hasil yang berbeda terdapat perbedaan dalam pertumbuhan benih yang cukup mencolok pada hari ke-3 terutama pada ulangan I hanya sedikit benih yang tumbuh. Pada hari ke-3 menunjukkan hasil yaitu: Ulangan I = 12, Ulangan II = 28, dan Ulangan III = 19.  Pada hari ke-4 mulai memperlihatkan pertumbuhan benih mulai stabil yaitu: Ulangan I = 27, Ulangan II = 35, dan Ulangan III = 33. Pada hari ke-5 menunjukkan hasil yaitu: Ulangan I = 27, Ulangan II = 38, dan Ulangan III = 34.  Pada hari ke-6 sampai hari ke-7 menunjukkan hasil yaitu: Ulangan I = 29, Ulangan II = 38, dan Ulangan III = 34.
Dari data hasil praktikum yang kami lakukan memperoleh hasil sesuai dengan data yang kami buat diatas, pada tanaman pertama dengan menggunakan benih tanaman timun menunjukkan hasil yang sangat baik. Baik dari kecepatan tumbuhnya ataupun daya tumbuhnya dengan masing-masing memperoleh hasil 98%. Sedangkan untuk tanaman kedua dengan menggunakan benih bayam menunjukkan hasil yang baik juga yaitu 93% untuk kecepatan tumbuhnya dan 96% untuk daya tumbuhnya dan terakhir tanaman ketiga dengan menggunakan benih sayur hijau menunjukkan hasil yang kurang baik yaitu 79% untuk kecepatan tumbuhnya dan 84% untuk daya tumbuhnya.
Berdasarkan data yang kami miliki yaitu: Daya Kecambah (DK), jumlah benih perlubang tanam dan jarak tanaman dapat ditentukan jumlah benih yang diperlukan untuk luas lahan 1 Ha. Dari perhitungan kami memperoleh hasil untuk tanaman timun diperlukan benih sebanyak 51.020 benih, tanaman bayam diperlukan benih sebanyak 925.925 benih dan untuk tanaman sayur hijau diperlukan benih sebanyak  benih untuk luas lahan 1 Ha.


































BAB V

SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan









5.2 Saran






























DAFTAR PUSTAKA




0 comments: