Pages

Subscribe:
Powered By Blogger

Wednesday, 16 September 2015

FILSAFAL ILMU DAN METODOLOGI PENELITIAN



1.       Pengertian Filsafat, Menurut beberapa ahli :
1)      Menurut N. Driyarkara, filsafat adalah pikiran manusia yang radikal yang artinnya dengan mengesampingan pendirian-pendirian dan pendapat-pendapat “yang diterima saja” mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis.
2)      Menurut Notonagoro, filsafat adalah filsafat itu menelaah hal – hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak (terdalam), yang tetap dan yang tidak berubah, yang juga disebut hakikat.
Jadi, kesimpulannya menurut Notonagoro filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu hal yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal sampai dengan hakikatnya, jadi filsafat tidak terfokus pada gejala – gejala, fenomina – fenomina, akan tetapi filsafat lebih terfokus pada hakekat dari fenomena – fenomena itu. Hakekat adalah suatu prinsip yang menyatakan sesuatu adalah sesuatu, sedangkan filsafat adalah usaha berpikir untuk mengetahui segala sesuatu (ada/being) merupakan implekasi dasar. Jadi, segala sesuatu yang memiliki kualitas tertentu pasti dia adalah ada/being.
3)      Menurut Ir. Proedjawijatna, filsafat adalah ilmu yang berush untuk mencari sebab yang sedalam – dalamnya bagi segala sesuatu berdsarkan pikiran belaka.
4)      Menurut Ali Mudhofir (Ahli filsafat yang juga dosen UGM), filsafat diartikan sebagai :
1.      Filsafat sebagai suatu sikap dalam kehidupan dan alam semesta, sikap secara filsafat adalah sikap menyelidiki secara kritis, terbuka, toleran, dan selalu tersedia menunjau suatu problem dari semua sudut pandang.
2.      Filsafat sebagai suatu metode artinya cara berpikir secara reflektif (mendalam), penyelidikan yang menggunakan alasan, berpikir secara hati – hati dan teliti.
3.      Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh mencoba menggantungkan beberapa kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten.
Jadi, dari batasan – bataan diatas tersebut Ali Mudhofir mengambil kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakekatnya.
2.      6 Pendapat Cendakiawan ( Surajiyo 2008 )
1)      Poedjawijatna Berpendapat jadi, objek material filsafat iyalah ada dan yang mungkin ada. Dapatkah di katakana bahwa filsafat itu keseluruhan dari segala ilmu yang menyelidiki segala sesuatunya juga ?’ dapat di katakana bahwa objek filsafat yang kami magsud adalh objek materialnya sama dengan objek material dari ilmu seluruhnya akan tetapi filsafat tetap filsafat dan bukan merupakan kumpulan atau keseluruhan ilmu. ( poedjawijatna, 1980, hlm.8 ).
2)      H.A Dardiri Berpendapat, objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada baik yang yang ada dalam pikiran dan dalam kenyataan mampu ada dalam kemungkinan’. Kemudian apakah gerangan segala sesuatu yang ada itu ? segala sesuatu yang ada dapat di bagi dua, yaitu :
a.       Ada yang bersifat umum dan
b.      ada yang bersifat khusus
3)      Menurut Hakim dan Beni ( 2008: 19) Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Objek material adalah sesuatu bahan yang menjadi tinjauan peneliatan atau pembentukan pengetahuan itu (Surajiyo, 2009 : 5). Objek ini merupakan hal yang diselidiki ( sasaran peenyelidikan ), dipandang, disorot, atau dipermasalahkan oleh suatu disiplin ilmu. Objek ini mencangkup hal-hal yang bersifat kongkret ( seperti makhluk hidup dan benda mati ) maupun abstrak ( seperti kekayaan dan nilai-nilai).
4)      Menurut Mustansyr ( 2003 : 44 ) Dalam filsafat ilmu objek material adalah ilmu pengetahuan itu sendiri yaitu pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.
5)      Mohammad Noor Syam Objek material adalah segala sesuatu yang ada  dan mungkin ada, baik material kongkret, psikis maupun nonmaterial abstrak,psikis. Termasuk pula pengertian abstrak-logis, konsepsional, spiritual dan nilai- nilai.
6)      Louis O. Kattsoff Berpendapat bahwa lapangan kerja filsafat itu bukanmain luasnya, meliputi segala pengetahuan manusia segala pengetahuan serta segala apa saja yang ingin diketahui manusia.

3.      Penjelasan singkat dari ke 10 metode filsafat dalam Surajiyo ( 2008 )
Anton Bekker dalam Surajiyo (2008) , menjelaskan setidaknya terdapat sepuluh metode filsafat yang merupakan penyederhanaan dari beberapa metode yang komplek.
1)      Metode Kritis ( Socrates, Plato)
Metode ini dikembangkan untuk mendapatkan pengetahuan hakekat dengan jalan analitis istilah dan pendapat
2)      Metode Intutif ( Plotinus, Bergson )
Metode ini menggunakan akal yang disertai dengan kebersihan hati dan pensucian moral sehingga menghasilkan pengetahuan yang sempurna menurut aliran intuisionisme atau iluminasianisme.
3)      Metode Skolastik ( Aristoteles, Aquinas dan Filsafat Abad Pertengahan )
Metode ini menggunakan penarikan kesimpulan dari sintesis – deduktif dengan bertolak dari definisi-definisi yang kemudian dengan kaidah tertentu diambil kesimpulan
4)      Metode Geometris ( rene Descartes dan pengikutnya )
Melalui analisis mengenai hal-hal kompleks di capai intiuisi akan hakikat-hakikat sederhana ( ide terang dan berbeda dari yang lain ), dari hakikat-hakikat itu di dedukasikan secara matematis segala pengertian lainnya.
5)      Metode Empiris ( Locke, Hobbes, Berkeley dan Hume )
Metode ini berdasarkan pengalamanlah yang menyajikan pengertian benar, maka semua pengertian ( ide-ide) dalam introfeksi di bandingkan cerapan – cerapan (impresi)  dan kemudian disusun bersama secara geometris


6)      Metode Transendental ( Immanuel Kant dan Neo Skolastik )
Metode ini bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis di selidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian.
7)      Metode Fenomenologis ( Husserl, Eksistensialisme )
Yakni dengan jalan beberapa pemotongan sistematis ( reduction ), refleksi atau fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat-hakikat murni. Fenomologi adalah suatu aliran yang membicarakan tentang segala sesuatu yang menampakan diri atau yang membicarakan gejala. Hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan dan menurut Husserl ada tiga macam reduksi yaitu
·         Reduksi Fenomologis
·         Reduksi Eidetis
·         Reduksi Transendental

8)      Metode dialektis : hegel dan mark
Dengan jalan mengikuti diamika pikiran atau alam sendiri menurut triade tesis, anti tetis, sintetis di capai hakikat kenyataan. Dialektis itu di ungkapkan sebagai tiga langkah, yaitu dua pengertian yang bertentangan kemudian di damaikan (tesis-antitesis-sintetis).
9)      Metode non-positivistis
Kenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan menggunakan aturan-aturan seperti berlku pada ilmu pengetahuan positif ( eksakta ).
10)  Metode analika bahasa : Wittgenstein
Dengan jalan analisis pemakaian bahasa sehari-hari di tentukan sah ato tidaknya ucapa-ucapan filosofis. Metode ini di nilai cukup netral sebab tidak sama sekali mengendalikan salah satu filsafat. Keistimewaannya adalah semua kesimpulan dan hasilnya senantiasa di sadarkan kepada penelitian bahasa yang logis.
4.      Dasar-Dasar Epistemologi Menurut MINTAREJA !
            Istilah epistemology berasal dari kata Yunani, episteme dan logos, episteme bisa diartikan pengetahuan atau kebenaran, dan logos diartikan pikiran, ata atau teori epistemology secara epistemology dapat diartikan teori pengetahuan yang benar dan lazimnya hanya disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa inggrisnya adalah “ Theory Of Knowledge” istilah lain dari epistemology adalah berbagai keputusan filsafat kadang-kadang disebut juga logika material, criteriology, kritik pengetahuan, gnosiology dan dalam bahasa indonesianya lazim di pergunakan untuk istilah “Filsafat Pengetahuan”
Abbas Hamani Mintareja memberikan pendapat bahwa epistemology adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, metode dan kesahihan pengetahun. ,yang dia sederhanakan bahwa epistemology ialah bagian filsafat atau cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan dan mengadakan penilaian atau pembenaran dari pengetahuan yang telah terjadi itu.
Maka dari itu ditarik kesimpulan, epistemologi merupakan bagian dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber penget5ahuan, asal-usul pengetahuan, batas-batas sifat, metode dan kesahihan pengetahuan.
1.      Gejala Pengetahuan dibedakan, menjadi 3 yaitu :
a.       Epistemologi metafisi
b.      Epistemologi skeptis
c.       Eistemologi kritis
2.      Ada beberapa hal yang mendasari terbentuknya pengetahuan, antara lain :
a.       Pengalaman
b.      Ingatan
c.       Kesaksian
d.      Minat dan rasa ingin tahu
e.       Pikiran dan penalaran
f.       Logika
g.      Bahasa , dan
h.      Kebutuhan hidup manusia
3.      Pengetahuan dibagi menjadi 3, yaitu
a.       Pengetahuan Ilmiah : Jenis pengetahuan yang diperoleh dan dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah atau dengan menerapkan cara kerja atau metode ilmiah
b.      Pengetahuan Moral : Nilai-nilai mora hanya dinyatakan kepada orang yanbg mengalami urgensi atau keharusanya.
c.       Pengetahuan Religius : Persoalan tentang kemungkinan adanya pengetahuan religious sedikit berbeda dari persoalan tentang kemungkinan adanya pengetahuan moral.
4.      Ada beberapa pendapat tentang, Sumber Pengetahuan diantaranya :
a.       Empiris ; menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalaman  (emperiokos=pengalaman). Dalam hal ini harus ada 3 hal, yaitu : menetahui (subjek), yang diketahui (objek), dan cara mengetahui (pengalaman) tokoh yang terkenal John Locke (1632 – 1704) , George Barkeley (1685 – 1753) dan David Hume.
b.      Rasionalisme ; Aliran ini menyatakan bahwa akal (reason) merupakan dasar kepastian dan kebenaran pengetahuan, walaupun belum didukung oleh fakta empiris. Tokohnya adalah Rene Descartes (1598 – 1650), Baruch Spinoza (1632 – 1677) dan Gottried Leibniz (1646 - 1716)
c.       Intuisi ; Dengan intuisi manusia memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba tanpa melalui proses penalaran tertentu. Henry Bergson menanggap intuisi merupakan hasil dari revolusi pemikiran yang tertinggi, tetapi bersifat personal. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia intuisi merupakan kemampuan untuk mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari
d.      Wahyu ; Pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui Hamba-Nya yang terpilih untuk menyampaikan (Nabi atau Rosul). Melalui wahyu atau agama, manusia diajarkan tentang sejumlah pengetahuan baik yang terjangkau ataupun tidak terjangkau oleh manusia.
5.      Batasan Pengetahuan
Ilmu adalah Pengetahuan yang hanya bisa dijuangkau oleh akal manusia dan bahkan yang bisa diuji kebenaranya secara empiris. Sebuah ilmu harus memenuhi standar metodologis dan bisa diuji dengan menggunakan metode-metode ilmiah, jika suatu ilmu berada di luar jangkauan pengalaman manusia bagaimana kita bisa menguji dengan standar met

0 comments: