Pertanian
ramah lingkungan adalah aktivitas pertanian yang secara ekologi sesuai, secara
ekonomi menguntungkan, secara sosial diterima dan mampu menjaga kelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan (susanto, 2002).
Menurut ala (2001) sitem pertanian ramah lingkungan, merupakan salah
satu bagian dari pengembangan sistem pertanian berkelanjutan, yang dapat
terlaksana, bila memenuhi lima pilar, yaitu (a) produktif, (b) berisiko kecil,
(c) tidak menimbulkan degradasi lahan dan air, (d) menguntungkan secara ekonomi
jangka panjang dan (e) diterima oleh masyarakat.
Secara
umum pertanian ramah lingkungan sulit untuk dilakukan namun dengan pengetahuan
dan kemauan yang keras maka sistem pertanian yang ramah lingkungan dapat kita
implementasikan dalam pembangunan pertanian ke masa depan. Agar program
pertanian ramah lingkungan berhasil dan berdaya guna program tersebut harus
mengikuti kaidah sebagai berikut; (a) menggunakan sedikit mungkin input bahan
kimia, (b) melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air, (c) memperhatikan
keseimbangan ekosistem dan (d) mampu menjaga stabilitas produksi secara
berkelanjutan (Susanto, 2002).Tujuan yang hendak dicapai dengan melaksanakan
sistem pertanian ramah lingkungan menurut Zebua (2003) adalah (a) keseimbangan ekologis, (b)
terjaganya keanekaragaman hayati, (c) terjaganya kelestarian sumberdaya alam,
(d) lingkungan yang tidak tercemar dan (e) tercapainya produksi pertanian yang
berkelanjutan.pertanian ramah lingkungan juga didasari oleh teknik budidaya.
Teknik Budidaya merupakan bagian
dari kegiatan agribisnis harus berorientasi pada permintaan pasar. Paradigma
agribisnis : bukan Bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan, tapi Bagaimana
menghasilkan produk yang dapat dipasarkan. Terkait dengan itu, teknik budidaya
harus mempunyai daya saing dan teknologi yang unggul. Usaha budidaya organik
tidak bisa dikelola asal - asalan, tetapi harus secara profesional. Ini berarti
pengelola usaha ini harus mengenal betul apa yang dikerjakannya, mampu membaca
situasi dan kondisi serta inovatif dan kreatif. Berkaitan dengan pasar
(market), tentunya usaha agribisnis harus dilakukan dengan perencanaan yang
baik dan berlanjutan.
Teknik budidaya organik merupakan
teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterakan petani dan konsumen.
Berbagai sayuran khususnya untuk dataran tinggi, yang sudah biasa dibudidayakan
dengan sistem pertanian organik, diantaranya : Kubis (Brassica oleraceae var.
capitata L.), Brokoli (Brassica oleraceae var. italica Plenk.), Bunga kol
(Brassica oleraceae var. brotritys.), Andewi (Chicorium endive), Lettuce
(Lactuca sativa), Kentang (Solanum tuberosum L.), Wortel. (Daucus carota).
Sistem
pertanian organik merupakan suatu sistem produksi pertanian dimana bahan
organik menjadi faktor penting dalam produksi usaha tani. Contohnya penggunaan
pupuk organik (alami atau buatan) dan pupuk hayati serta pemberantasan hama,
penyakit, dan gulma secara biologis. Pertanian organik berupaya mendayagunakan potensi lokalitas
yang ada sebagai suatu agroekosistem yang tertutup dengan memanfaatkan bahan
baku atau input dari sekitarnya. Berupaya menjaga, merawat, dan memperbaiki
kualitas kesuburan tanah melalui tindakan pemupukan organik, pergiliran
tanaman, konservasi lahan dll.
1.2
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui bagaimana dampak pertanian organik terhadap lingkungan .
2. Untuk
mengetahui bagai cara menerapkan pertanian secara organik.
2.1 Pertanian Organik
Ada
dua pemahaman tentang pertanian organik yaitu dalam arti sempit dan dalam arti
luas. Pertanian organik dalam artian sempit yaitu pertanian yang bebas dari
bahan – bahan kimia. Mulai dari perlakuan untuk mendapatkan benih, penggunaan
pupuk, pengendalian hama dan penyakit sampai perlakuan pascapanen tidak
sedikiti pun melibatkan zat kimia, semua harus bahan hayati, alami. Sedangkan
pertanian organik dalam arti yang luas, adalah sistem produksi pertanian yang
mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari atau membatasi penggunaan bahan
kimia sintetis (pupuk kimia/pabrik, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh
dan aditif pakan). Dengan tujuan untuk menyediakan produk – produk pertanian
(terutama bahan pangan) yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta
menjaga keseimbangan lingkungan dengan menjaga siklus alaminya.
2.2
Deskripsi Tanaman
Kentang (Solanum Tuberosum L.)
Solanum tuberosum atau yang lebih dikenal sebagai
kentang merupakan tanaman setahun, bentuk sesungguhnya menyamak dan bersifat
menjalar. Batangnya berbentuk segi empat,
panjang bisa mencapai 50 – 120 cm dan tidak berkayu. Batang dan daun berwarna
hijau kemerah-merahan atau keungu-unguan. Akar tanaman menjalar dan berukuran
sangat kecil bahkan sangat halus. Selain mempunyai organ-organ di atas, kentang
juga mempunyai organ umbi. Umbi tersebut berasal dari cabang samping yang masuk
ke dalam tanah. Cabang ini merupakan tempat untuk menyimpan karbohidrat
sehingga membengkak dan bisa dimakan. Umbi bisa mengeluarkan tunas dan nantinya
akan membentuk cabang-cabang baru. Kentang termasuk tanaman setahun yang
ditanam untuk dipanen umbinya. Umbi kentang merupakan ujung stolon yang
membesar dan merupakan organ penyimpanan yang mengandung karbohidrat yang
tinggi (Setiadi dan Nurulhuda, 1998). Dalam sistematika tumbuhan, tanaman
kentang diklasifikasikan ke dalam :
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Solanales
Familia
: Solanaceae
Genus
: Solanum
Spesies
: Solanum tuberosum L.
(Setiadi 2009).
Pada stadia awal tumbuhnya, stolon sepintas seperti akar biasa. Warnanya lebih
putih dan biasanya lebih panjang daripada akar cabang. Ukurannya juga lebih
besar. Stolon amat lunak dan berisi lebih banyak cairan dibanding akar. Stolon
inilah yang bakal menghasilkan umbi kentang. Setelah mencapai ujung maksimal,
stolon akan menggembung pada ujungnya (Hartus, 2001).
Rukmana (1997),
menyatakan kentang merupakan tanaman yang berbentuk semak atau herba, dengan
susunan utama terdiri atas stolon, umbi, batang, daun, bunga, buah dan biji
serta akar. Stolon merupakan tunas lateral yang tumbuh dari ketiak daun di
bawah permukaan tanah stolon tumbuh memanjang dan melengkung di bagian
ujungnya, kemudian membesar dan membengkak untuk membentuk umbi sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan. Batang tanaman kentang berbentuk bulat dan persegi,
berbuku-buku dan berongga dengan pertumbuhan batang tegak, menyebar, atau
menjalar. Batang tanaman kentang di atas permukaan tanah berwarna hijau, hijau
kemerahan atau hijau keunguan.
Bunga
tanaman kentang berjenis kelamin dua (bunga sempurna), yang tersusun dalam
karangan bunga dan tumbuh pada ujung batang, dengan tiap karangan memiliki 7-15
kuntum bunga. Mahkota bunganya berbentuk terompet yang bagian atasnya berbentuk
bintang. Warna bunga kentang beraneka macam, ada yang putih, merah muda, ungu
atau biru
Warna buah
kentang bervariasi mulai hijau tua sampai keunguan, berbentuk bulat,
berdiameter kurang lebih 2,5 cm dan berongga dua. Buah mengandung sekitar 500
bakal biji, tetapi yang dapat berkembang menjadi biji hanya berkisar antara 10
– 300 biji. Biji kentang berwarna coklat muda (krem), berdiameter kurang lebih
0,5 milimeter dan mempunyai masa dormansi lebih kurang 6 bulan (Hartus, 2001).
2.3
Syarat Tumbuh
Iklim
Kentang termasuk tanaman yang dapat tumbuh di
daerah tropika dan subtropika (Ewing dan Keller, 1982)
Di Indonesia, tanaman kentang di usahakan di daerah
yang memiliki ketinggian 500 m – 3000 m di atas permukaan laut, dan pada
ketinggian optimum antara 1000 m – 2000 m di atas permukaan laut (Soelarso,
1997).
Suhu
Pertumbuhan tanaman kentang sangat dipengaruhi oleh
keadaan cuaca. Tanaman kentang tumbuh baik pada lingkungan dengan suhu rendah,
yaitu 15 sampai 20 °C, cukup sinar matahari, dan kelembaban udara 80 sampai 90
% (Sunarjono, 1975).
Suhu tanah berhubungan dengan proses penyerapan
unsur hara oleh akar, fotosintesis, dan respirasi. Menurut Burton (1981), untuk
mendapatkan hasil yang maksimum tanaman kentang membutuhkan suhu optimum yang
relatif rendah, terutama untuk pertumbuhan umbi, yaitu 15,6 sampai 17,8 °C
dengan suhu ratarata 15,5 °C.
Tanah
Tanaman kentang dapat tumbuh baik pada tanah yang
mempunyai struktur cukup halus atau gembur, drainase baik, tanpa lapisan kedap
air, debu atau debu berpasir dan sedikit kering. Lapisan keras akan menyebabkan
genangan air dan perakaran kentang tidak dapat menembus lapisan kedap air. Lebih
suka tanah vulkalis (andosol). Tanah lempung berpasir dan subur, rasa umbi
lebih enak dan kandungan karbohidratnya lebih tinggi. Pada tanah liat yang
berat, umbi cenderung berlemak dan aromanya berkurang (Soelarso, 1997).
Tanah yang gembur atau mengandung sedikit
pasir,mengandung banyak humus merupakan tanah yang bisa menjaga kelembapan
tanah ketika musim hujan. Kelembapan tanah yang cocok untuk umbi kentang adalah
70%. Kelembapan yang lebih dari ini menyebabkan kentang mudah terserang oleh
penyakit busuk batang, leher akar atau umbi (Setiadi, 2009).
Tanaman kentang toleran terhadap pH pada selang
yang cukup luas, yaitu 4,5 sampai 8,0. tetapi untuk pertumbuhan yang baik dan
ketersediaan unsur hara, pH yang baik adalah 5,0 sampai 6,5.
Menurut Asandhi dan Gunadi (1989), tanaman kentang
yang ditanam pada pH kurang dari 5,0 akan menghasilkan umbi yang bermutu jelek.
Curah hujan
Tanaman kentang memerlukan banyak air, terutama
pada stadia berbunga, tetapi tidak menghendaki hujan lebat yang berlangsung
terus-menerus. Curah huajn yang baik untuk pertumbuhan tanaman kentang ialah
2.000-3000 mm/tahun. Hujan lebat yang berkepanjangan menghambat pancaran sinar
matahari, memperlemah energi surya, hingga fotosintesis tidak berlangsung
optimal. Hal ini menyebabkan umbi yang terbentuk kecil dan produksinya rendah
(Sunarjono, 2007).
Saat kritis bagi tanaman kentang adalah saat ketika
dibutuhkan lebih banyak air, yaitu pada permulaan pembentukan umbi dan
pembentukan stolon. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang tinggi, pada
saat itu kadar air tanah pada kedalaman 15 cm dari permukaan tanah tidak boleh
kurang dari 56% kapasitas lapang (Nonnecke, 1989).
Hal itu didukung oleh Gandar dan Tanner (1976) yang
menyatakan bahwa perpanjangan dan bentangan daun menurun jika potensial air
daun menurun.
Intensitas cahaya
Bodlaender (1983) menyatakan bahwa untuk dapat
berfotosintesis dengan baik, tanaman memerlukan intensitas cahaya yang tinggi
yang diperlukan untuk mengaktifkan distribusi asimilat, memperpanjang cabang,
dan untuk meningkatkan luas serta bobot daun. Meningkatnya cahaya yang dapat
diterima tanaman akan mempercepat proses pembentukan umbi dan waktu pembungaan,
bahkan pada intensitas cahaya yang berlebihan dapat menurunkan hasil karena
terjadi transpirasi yang tinggi yang tidak dapat diimbangi dengan penyerapan
air dari dalam tanah. Oleh karena itu, sel akan kehilangan turgor, stomata
menutup, dan absorbsi CO2 berkurang sehingga hasil fotosintesisnya berkurang.
Panjang hari
Panjang hari juga berpengaruh terhadap pembentukan
umbi, tetapi hal itu tidak terlalu penting karena umbi tetap terbentuk pada
berbagai tingkatan panjang hari. Perbedaannya hanya saat kapan umbi terbentuk
dan lamanya proses perkembangan berlangsung. Panjang hari yang dikehendaki
tanaman kentang bervariasi, bergantung pada varietasnya, kisaran yang
diperlukan antara 10 sampai 16 jam hari-1. Chapman (1975) menyimpulkan bahwa
jika tanaman mendapat perlakuan hari pendek, ujung stolon akan cepat membentuk
umbi, sedangkan jika diberi perlakuan hari panjang, stolon cenderung bertambah
panjang dan baru
kemudian membentuk umbi. Proses pembentukan umbi
pada tanaman kentang dapat dipercepat oleh hari pendek, intensitas cahaya
tinggi, suhu malam yang rendah, dan N yang rendah serta kombinasi faktor
tersebut (pada musim hujan kombinasi intensitas cahaya dan suhu adalah hari
pendek, suhu tinggi, dan intensitas cahaya rendah, sedangkan pada musim kemarau
adalah hari pendek, suhu rendah, dan intensitas cahaya tinggi).
2.4 Persiapan Lahan
Lahan
untuk bertanam kentang harus tanah yang gembur atau sedikit mengandung pasir agar mudah
diserapi air dan mengandung humus yang tinggi.
1. Penggemburan Tanah untuk penanaman
kentang pada umumnya dibajak terlebih
dahulu, yang kemudian setelah beberapa hari siap untuk dicangkuli agar tanah
menjadi remah dan gembur. Setelah
beberapa hari tanah
kembali dibajak dan dicangkuli. Jadi
tanah untuk kentang memerlukan
dua kali pembajakan dan pencangkulan.
2. Membuat Guludan Guludan secara
definitif adalah tanah yang permukaannya ditinggikan. Pekerjaan
meninggikan permukaan itu dilakukan sambil menggemburkan tanah (
disekitar tanaman ) dengan
maksud agar erasi udara
dalam tanah menjadi baik.
3. Pupuk Dasar Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman dilakukan. Pupuk ini bisa berupa pupuk organik. Untuk jenis pupuk kandang misalnya berasal dari sapi atau domba. Begitu ula pupuk kompos bisa berasal dari tanaman jagung, rumput, atau sampah dedaunan. Selain pupuk organik, pupuk dasar juga berupa anorganik (pupuk buatan).
4. Jarak dan Lubang tanam Kalau bibitnya seukuran telur bebek, jarak tanamnya 35 cm. jika bibitnya seukuran telur ayam, jaraknya 25 cm. Sedangkan ukuran guludannya antara 75 cm – 80 cm atau lebih idealnya minimal 100 cm untuk dua barisan. Kemudian untuk tinggi guludan sedalam bajakan ( 30 – 40 cm ) atau sedalam cangkulan ( 20 – 30 cm ). Lubang tanaman posisinya “pas di tengah-tengah” guludan.
3. Pupuk Dasar Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman dilakukan. Pupuk ini bisa berupa pupuk organik. Untuk jenis pupuk kandang misalnya berasal dari sapi atau domba. Begitu ula pupuk kompos bisa berasal dari tanaman jagung, rumput, atau sampah dedaunan. Selain pupuk organik, pupuk dasar juga berupa anorganik (pupuk buatan).
4. Jarak dan Lubang tanam Kalau bibitnya seukuran telur bebek, jarak tanamnya 35 cm. jika bibitnya seukuran telur ayam, jaraknya 25 cm. Sedangkan ukuran guludannya antara 75 cm – 80 cm atau lebih idealnya minimal 100 cm untuk dua barisan. Kemudian untuk tinggi guludan sedalam bajakan ( 30 – 40 cm ) atau sedalam cangkulan ( 20 – 30 cm ). Lubang tanaman posisinya “pas di tengah-tengah” guludan.
2.5 Manfaat Kentang Untuk Kesehatan
1.
Pencegahan kanker
Vitamin B6 pada kentang ampuh melawan terjadinya pembentukan tumor dalam
tubuh yang sangat memicu kanker, dalam hal ini adalah kanker prostat pada pria
dan kanker rahim pada wanita. Mengkonsumsi kentang akan mencegah tumbuhnya sel
kanker dalam tubuh dan telah banyak studi yang membuktikannya.
2.
Mengurangi kadar kolesterol
Manfaat kentang dalam mengurangi kadar kolesterol berasal dari
kandungan zat potasium yang cukup banyak dalam dirinya. Seperti yang dapat
kita temui pada manfaat pisang, zat potasium membantu menghalangi
penumpukan kolesterol dalam darah. Kalori yang rendah pada kentang, dapat
menjadi menu diet rendah kolesterol anda, tentu saja tanpa di goreng.
3.
Mengurangi resiko batu ginjal
Memang pada kentang kandungan kalsium dan zat besi dapat memicu pembentukan
batu ginjal, namun magnesium yang kaya pada kentang dapat menolak kalsium
yang ada pada jaringan ginjal. Pada orang-orang penderita batu
ginjal, kentang bukan merupakan makanan yang ‘haram’ bahkan beberapa menu
diet juga melibatkan kentang.
4.
Kesehatan Tulang
Kentang sangat baik untuk tulang, kandungan zat besi yang terdapat pada
kentang memastikan ia sangat membantu pertumbuhan dan kesehatan tulang secara
keseluruhan. Zat Besi, kalsium, fosfor, magnesium, dan seng yang ada dalam
kentang merupakan kombinasi sempurna untuk membangun dan membentuk struktur
serta kekuatan tulang.
5.
Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Asupan natrium harus dikurangi agar dapat membantu dalam hal menurunkan
tekanan darah, namun meningkatkan asupan kalium cukup penting untuk menurunkan
tekanan darah ini. Sumber zat lain seperti kalium, magnesium,
dan kalsium merupakan zat yang dipercaya dapat menurunkan anda yang
memiliki tekanan darah tinggi.
6.
Kesehatan Jantung
Ada banyak zat gizi yang terdapat di dalam sebuah kentang yang dapat
mendukung kinerja jantung yang sehat, Serat, kalium, vitamin C dan vitamin
B-6 adalah beberapa diantaranya. Kentang juga tidak memiliki kandungan
kolesterol yang tinggi semuanya sangat baik untuk Jantung.
7.
Membangun dan pembentukan sel
Vitamin B6 merupakan salah satu vitamin penting yang dibutuhkan untuk
melakukan pemrosesan reaksi kimia yang dibutuhkan untuk membentuk sel
dalam tubuh. Vitamin B6 dibutuhkan lebih dari 100 reaksi enzimatik, enzim
sendiri adalah protein yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia. Sebagian besar
protein dan asam amino membutuhkan vitamin B6 untuk sintesis dalam pembentukan
DNA dalam tubuh. Untuk itu vitamin B6 ini juga dibutuhkan untuk pembuatan sel
sel baru dalam tubuh kita.
8.
Kesehatan Otak & Saraf
Kandungan vitamin B6 yang tinggi juga sangat membantu kesehatan otak dan
membantu dalam proses transmisi yang dilakukan dalam saraf.Selain untuk
kesehatan, kentang juga sangat baik digunakan untuk perawatan kecantikan wajah
dan kulit.
3.1 Budidaya Kentang
Dalam proses perbanyakan benih
kentang memerlukan cara budidaya yang benar agar bisa mendapatkan benih yang
bermutu tinggi. Disamping itu juga dibutuhkan cara penanganan benih kentang
pada periode pra panen, panen dan pasca panen yang dapat menentukan dan menjaga
mutu benih agar lebih baik.
Teknis
budidaya benih kentang:
1.
Pengolahan lahan
Tanah
harus dicangkul sedalam 30-40 cm setelah dicangkul tanah dibiarkan beberapa
hari agar mendapatkan sinar matahari sehingga aerasi udara lancar, hama atau
bakteri dapat terbunuh. Setelah pencangkulan tanah digemburkan sampai lembut
karena tanaman kentang membutuhkan tanah yang gembur, untuk perkembangan akar
sebagai asal terjadinya umbi. Tanah yang kurang gembur dapat menghambat proses
terjadinya umbi, tanah yang baik untuk pertumbuhan kentang yaitu tanah yang
gembur dan agak berpasir.
Bedengan
dan saluran air perlu dibuat karena sebagai tempat penanaman, bedengan juga
dapat mencegah agar tanaman tidak tergenang air bila hujan turun, dan
memudahkan untuk pemeliharaan tanaman.Tinggi bedengan kurang lebih 20 cm, dan
lebarnya kurang lebih 70 cm, panjang bedengan menyesuaikan ukuran tanah, dengan
lebar parit 25 cm. Parit-parit bedengan selain berfungsi sebagai jalan dalam
merawat tanaman , juga sebagai saluran air oleh karena itu parit-parit bedengan
ini dibuat sedemikian rupa agar air dapat mengalir lancar bila turun
hujan.
2.
Pembibitan dan Penanaman
Bibit
adalah bakal terjadinya tanaman, oleh karena itu sangat menentukan sekali
terhadap hasil yang dicapai. Bibit yang tidak baik hasilnya pun akan
mengecewakan. Tanaman kentang ditanam melalui umbinya, yang langsung pada lahan
tanpa melalui persemaian terlebih dahulu. Jauh sebelum penanaman, bibit harus
dipersiapkan terlebih dahulu dengan memilih umbi-umbi kentang yang baik, besar,
dan tidak banyak matanya.
Umbi-umbi
calon bibit tersebut ditempatkan pada bakul-bakul lalu diletakkan pada
para-para yang tempatnya kering dan hanya segar. Kemudian dibawah para-para
tersebut dibuat perapian yang hanya mengeluarkan asap saja. Pembibitan ini
memakan waktu kurang lebih 3 bulan lamanya.
Yang
harus dikerjakan dahulu dalam penanaman ini, yaitu membuat lubang-lubang tanam
dalam bedengan dengan jarak tanam kurang lebih 60-70 cm. Setiap lubang tanam
diberi pupuk kandang sebanyak 0,5 kg, bibit-bibit diletakkan di atas pupuk
kandang dengan kedalaman 7-12 cm, dan diusahakan agar tunas-tunasnya menghadap
ke atas dan sebelah kanan dan kirinya diberi pupuk ZA dan NPK sebanyak 16 g
dengan jarak 5 cm dari bibit, setelah itu lubang-lubang tanam tersebut ditutup
dengan tanah.
3.
pemeliharaan
Pemeliharaan ini meliputi penyiraman, pendangiran,
pemberantasan hama dan penyebab penyakit. Pemeliharaan ini sangat perlu
dilakukan karena berpengaruh pada produksi hasil, pemeliharaan yang kurang
sempurna hasil produktifitasnya pun kurang memuaskan.
a.
penyiraman
Tanaman
kentang tidak menghendaki kekeringan, walaupun tanaman ini juga sangat peka
terhadap air yang berlebihan terutama terhadap air yang menggenang. Pada tanah
yang terlalu kering suhu tanah akan menjadi panas dan kelembabannyapun menjadi
turun. Umbi kentang memerlukan suhu dingin dengan kelembaban yang tinggi. Pada
tanah yang tidak stabil suhu dan kelembabannya tanaman kentang akan
menghasilkan umbi yang kurang bagus.
Penyiraman harus diperhatikan, terutama bila tidak
turun hujan.
b.
Pendangiran.
Setelah tanaman berumur 1 bulan, maka dilakukan
pendangiran. Rumput-rumput yang mengganggu dibersihkan dan tanah disekitar
tanaman digemburkan sambil meninggikan gundukan tanah atau bedengan agar umbi
tanaman selalu terkubur, bila tidak
tertutup tanah maka umbi kentang akan berwarna hijau dan kualitasnya
rendah.
c. Pemberantasan hama dan penyebab penyakit
Hama dan penyakt tanaman harus diberantas.
Bila tidak diberantas, maka tanaman dapat gagal dan merugikan usaha bercocok
tanam. Pengendalian hama penyakit sebaiknya dilakukan sesuai jadwal,
pengendalian terlebih dahulu dilakukan dengan pengamatan di lahan guna
menentukan hama penyakit apa yang menyerang (menentukan insektisida dan
fungisida apa yang akan digunakan) Hama yang mengganggu tanaman kentang
biasanya ulat daun, orong-orong dan ulat tanah. Cara pengendalian hama ini
dengan Diazinon 0,2%, buldox atau curacron, sedangkan untuk orong-orong
pengendaliannya dengan diberi furadan 3 G, sebaiknya pemberian furadan ini
dilakukan pada saat pemberian pupuk kandang (sewaktu mengolah tanah). Sedangkan
penyakit yang biasa menyerang yaitu busuk daun, mozaik dan pusarium. Cara
pengendalian penyakit ini dengan menggunakan Dithane M-45, Antracol dan
Daconil.Untuk mozaik obat pembasmi ampuh belum ditemukan, hanya untuk
menghindari semacam ini harus memilih bibit tanaman yang baik dan bebas virus
serta mencabut tanaman yang sudah
terjangkit biar tidak menular ke tanaman yang lain.
4. Pra panen
Pada periode pra panen terdapat tiga kegiatan yang
meliputi a) penghitungan populasi, b) panen percobaan, c) pemangkasan batang.
a.
Penghitungan populasi
Dalam
proses perbanyakan bibit kentang jumlah bibit yang ditanam mungkin tidak akan
tumbuh baik secara keseluruhan karena pengaruh berbagai faktor baik lingkungan,
cuaca, hama,
penyakit. Dengan penghitungan
populasi dapat diketahui populasi tanaman produktif. Penghitungan populasi
dilaksanakan pada umur 50-60 hari setelah tanam.
Dalam penghitungan populasi, selain dapat
diketahui populasi tanaman produktif juga dapat diperkirakan jumlah knol (umbi)
yang akan dihasilkan dengan mengalikan jumlah populasi tanaman dengan jumlah
umbi yang dihasilkan oleh tanaman yang biasanya menghasilkan umbi kurang lebih
sekitar 7-8 umbi.
b.
Panen percobaan
Hasil produksi umbi sebanyak 80 % sampai 90 %
harus dalam ukuran standar bibit. Untuk mengetahui keadaan umbi dalam tanah
baik kesehatannya maupun ukurannya perlu dilakukan panen percobaan. Panen
percobaan dilakukan pada umur 70-75 hari setelah tanam. Pada umur tersebut
keadaan umbi sudah matang secara fisiologis bisa digunakan sebagai bibit. Panen
percobaan dilakukan guna menentukan waktu pangkas batang dan untuk membuat
angka ramalan produksi mengenai jumlah knol dari tiap kelas bibit, jumlah berat
dari tiap kelas bibit dan jumlah total hasil produksi yang akan diperoleh baik
jumlah knol atau jumlah berat.
c.
Pemangkasan batang
Pemangkasan
batang harus dilakukan pada umur 70-85 hari setelah tanam kurang dari 70 hari
ukuran umbi biasanya masih kecil-kecil, kalau lebih dari 85 hari ukuran umbi
biasanya lebih besar dari ukuran bibit.
Varietas
granola yang dibudidayakan di BBH Tawangmangu, pemangkasan batangnya
dilaksanakan pada umur 85-90 hari setelah tanam. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan umur panen
tanaman kentang varietas granola dan biasanya diambil umur maksimumnya.
Pemangkasan batang dilakukan dengan menggunakan
sabit yang bersih dan tajam atau gunting potong. Tinggi batang yang dipangkas
sekitar 5 cm dari permukaan tanah. Semua batang hasil pangkasan harus dibuang
atau dikubur agar tidak menjadi sumber penyakit.
Keuntungan dari pemangkasan batang antara lain :
1.
Menghambat infeksi penyakit yang dapat terjadi dari bagian atas tanaman
turun ke umbi.
2. Menghentikan pembesaran umbi dan
mempertahankan ukuran umbi sesuai dengan ukuran bibit yang diinginkan.
3. Menghentikan proses pertumbuhan tanaman
agar kulit umbi menjadi kuat dan tidak mudah terkelupas pada saat panen.
5. Panen
Tanaman kentang varietas granola yang
dibudidayakan di BBH Tawangmangu dipanen 10 hari setelah dilaksanakan
pemangkasan batang atau kurang lebih pada saat tanaman berumur antara 100-115
hari setelah tanam.
Waktu paling baik untuk panen kentang adalah pada
saat cuaca terang di pagi hari. Hindar waktu panen kena hujan karena bila waktu
panen terkena hujan pada saat umbi masih terhampar di tanah dapat menyebabkan
kerusakan umbi pada saat penyimpanan di gudang.
Panen dapat dilakukan dengan jalan menggemburkan
guludan dengan cara mencangkul pinggirannya lalu mengangkatnya. Pencangkulan
dilakukan pada setiap tempat untuk menghidari kerusakan umbi oleh cangkul.
Selain itu, cara panen dapat dilakukan dengan menggunakan tangan dengan cara
membongkar guludan atau menggalinya langsung.
Setelah penggalian dan pengumpulan umbi oleh
tangan, umbi dibarkan saja merata di lahan, maksudnya agar umbi
terangin-anginkan dan terkena sinar matahari langsung sehingga kulit umbi
menjadi kering
Setelah umbi kering dan tanah tidak menempel lagi,
segera dilakukan pewadahan umbi sekaligus melaksanakan seleksi lapangan,
maksudnya sambil melakukan pewadahan juga memilih umbi yang secara visual
kondisi fisiknya baik dan sehat. Sisa tanaman kentang yang berupa bekas bibit
dan umbi yang rusak dikumpulkan sehingga tidak ada lagi yang tertinggal di
kebun karena dikhawatirkan nantinya tumbuh volunteer atau kireura yang bisa
terinfeksi penyakit dan jadi sumber penyakit pada pembibitan periode
selanjutnya.
Pengangkutan umbi bibit kentang ke gudang yang
sudah dipersiapkan dalam keadaan bersih dilakukan setelah pewadahan dan seleksi
lapangan. Umbi bibit yang sudah sampai di gudang dihamparkan di lantai gudang
untuk diangin-anginkan lagi. Lamanya pengangin-anginan ini cukup dua hari saja
atau paling lama 5 sampai 7 hari. Sebelum umbi diangin-anginkan di gudang perlu
dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat benih setelah panen.
6. Pasca
Panen
Kerusakan umbi kentang dapat terjadi mulai periode
pra panen hingga pasca panen. Besarnya tingkat kerusakan ditentukan oleh
berbagai faktor, antara lain cara budidaya, iklim, hama, penyakit, umur panen,
kerusakan selama panen dan perlakuan pasca panen. Penanganan pasca panen yang
tidak baik menyebabkan kerusakan umbi kentang antara 2-10% dan bagian yang
terbuang kurang lebih 10 %, oleh karena itu untuk mengurangi tingkat kerusakan
umbi kentang setelah panen, perlu langkah-langkah penanganan pasca panen yang
baik dan memadai.
Kegiatan penanganan pasca panen umbi benih kentang
meliputi a) persiapan gudang, b) perlakuan benih di gudang, c) pemeliharaan
benih selama di gudang penyimpanan, dan d) pengemasan dan pengangkutan benih.
a.
Persiapan gudang
Gudang
yang disiapkan untuk menyimpan benih kentang harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Ventilasi udara dan penyebaran cahaya
yang baik
2.
Kebersihan gudang dan rak penyimpanan. Bersih dari kotoran dan sisa-sisa umbi
yang busuk.
3.
Sebelum benih disimpan, gudang harus disterilkan khususnya untuk pengendalian
penggerek umbi (Phthorimaea perculella) minimal satu minggu sebelum
panen dengan cara pencucian gudang dan rak penyimpanan serta penyemprotan
pestisida.
Kegiatan persiapan gudang biasanya
dilakukan pada masa pra panen.
b.
Perlakuan benih di gudang
Setelah benih disimpan di gudang dan diangin-anginkan, dilakukan :
1.
Seleksi atau sortasi
Seleksi atau sortasi yaitu memisahkan umbi yang
sehat, busuk (penyakit) dan kerusakan fisik (hama dan mekanis). Seleksi harus
dilaksanakan di tempat seleksi atau gudang penyimpanan dengan keadaan ruangan
yang cukup terang supaya umbi kentang yang akan diseleksi mudah untuk dilihat
kerusakannya.
2.
Grading
Menentukan umbi untuk benih, tergantung dari diri
sendiri. Menurut petani, umbi yang baik untuk benih adalah yang sehat, bermutu
super, mempunyai 3 sampai 5 mata tunas dan bobotnya 80-100 g.
Pengkelasan benih kentang berdasarkan berat umbi
(g) adalah sebagai berikut :
-
Ukuran
SS : Lebih kecil dari 10 g
-
Ukuran S : 11-30 g
-
Ukuran M : 31-60 g
-
Ukuran L : 61-120 g
-
Ukuran
LL : lebih besar dari 121 g
3.
Pencelupan benih
Sebelum
dilakukan pencelupan umbi dengan insektisida, sebaiknya dicuci terlebih dahulu
dengan menggunakan air bersih untuk membersihkan tanah yang menempel pada umbi
karena tanah tersebut mempunyai kemungkinan tercampur dengan nematoda atau telur-telur
nematoda, sehingga dengan pencucian tersebut umbi menjadi bersih dan
insektisida yang diberikan pada waktu pencelupan lebih efektif. Pencelupan
dengan menggunakan insektisida bertujuan untuk pengendalian hama penggerek umbi
(Phthorimaea operculella Zeller).
Yang perlu diperhatikan dalam pencelupan antara
lain :
-
Air yang digunakan harus bersih
-
Cuaca dalam keadaan kering
-
Lama pencelupan kira-kira 10
detik
-
Suhu terbaik 10-20 oC
-
Benih yang telah dicelup
dibiarkan, dijemur 1 sampai 2 jam dibawah sinar matahari, selanjutnya disimpan
dan dikeringanginkan di dalam gudang.
4.
Penaburan insektisida dan
penimbangan
Penaburan insektisida dan penimbangan dilakukan
setelah pencelupan benih dan benih sudah kering. Setelah benih kering dilakukan
penimbangan dan ditaburi insektisida. Penaburan insektisida dilakukan untuk
mencegah hama penggerek umbi yang biasa menyerang tanaman kentang dan umbi baik
di kebun maupun pada saat penyimpanan. Penimbangan dilakukuan untuk mengetahui
jumlah berat tiap kelas benih dan jumlah total hasil produksi serta untuk
mengetahui besarnya penyusutan atau besarnya umbi yang rusak.
5.
Penyimpanan
Penyimpanan
benih dilakukan dengan cara meletakkan masing-masing kelas umbi dalam rak
penyimpanan yang terdiri dari 3 sampai 4 lapis umbi dan rak-rak tersebut
disusun secara rapi untuk memudahkan pengontrolan. Benih kentang yang sudah
diletakkan di dalam rak penyimpanan ditutup dengan kain kasa yang kemudian
dilakukan penyemprotan insektisida. Hal ini dilakukan untuk pengendalian hama penggerek umbi selama
penyimpanan.
c. Pemeliharaan benih selama di gudang
penyimpanan
Benih yang sudah disimpan di gudang penyimpanan
tidak dibiarkan begitu saja tetapi perlu dilakukan pemeriksaan benih secara
teratur (minimal 1 minggu 3 kali) dan pergiliran rak penyimpanan (box atau
krat) selama 7 sampai 10 hari sekali untuk mengontrol benih dari serangan hama
penggerek umbi. Apabila ada gejala serangan hama penggerek umbi harus dilakukan
penyemprotan.
Pemeliharaan sanitas gudang perlu dilakukan agar
tetap bersih dari kotoran serta umbi-umbi yang busuk. Suhu, cahaya, dan
kelembaban udara harus dijaga sesuai dengan yang diperlukan untuk menunjang
pertumbuhan tunas.
d.
Pengemasan dan pengangkutan
benih
Benih
kentang yang telah lulus seleksi dan mendapatkan sertifikat benih dari Balai
Pengawasan dan Sertifikat Benih Tanaman Pangan Hortikultura (BPSBTPH) dikemas
dengan menggunakan karung jaring (waring) dengan ukuran setiap kemasan 20 kg
dan dilakukan pelabelan dengan cara dijahit serta disaksikan oleh BPSBTPH. Dalam pengangkutan benih harus
diperhatikan cara penyusunan kemasan dan alat angkut yang digunakan untuk
menghindari kerusakan benih.
Penanaman tanaman kentang yang dijadikan bibit di
BBH Tawangmangu sudah memenuhi persyaratan, misalnya lahan untuk bercocok tanam
dengan teori hampir sama, tinggi tempat dan curah hujan sudah sesuai.
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dengan Teknik budidaya
tanaman kentang yang baik terdiri dari pembibitan, pengolahan media tanam,
teknik penanaman,dan pemeliharaan tanaman. Kuantitas dan kualitas tanaman
kentang akan semakin baik dengan teknik pembudidayaan yang benar dengan tetap
menjaga kelestarian alam. Selain itu seperti dari pemaparanmakalah diatas bahwa
dalam kehidupan manusia kentang sangat berperan dan bermanfaat kehidupan
manusia.sehingga dalam pembudidayaan kentang harus dimenggunakan sistim
pertanian organik dikareanakan kentang semakin tahun semakin banyak dibutuhan
dan pesanan semakin meninggkat dengan sistim tersebut dapat menciptakan
pertanian yang ramah lingkungan.
4.2 Saran
Pembudidayaan
Kentang saat ini memiliki peluang yang sangat besar dalam dunia agribisnis.dikarenakan sangat berpeluangnya diagribusines makan
setiap produk yang dijual harus lah berkulitas dan berkuantitas bebas dari
bahan kimia atau pestisida yang dapat membahyakan manusia jadi saran disini
dari semua pihak harus bererja sama untuk membuat pertanian organik sehingga
menjadikan pertanian yang ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Budidaya Kentang (terhubung berkala)www.iptek.net.id Parabowo, Abror Yudi.2007.Budidaya Kentang(terhubung berkala) http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kentang.html
Atmojo, S.W., 2007. Pertanian sehat ramah lingkungan. http://suntoro.staff.uns.ac.id,
1 comments:
Post a Comment