Pages

Subscribe:
Powered By Blogger

Tuesday, 19 May 2015

KLASIFIKASI TANAH DAN KESESUAIAN LAHAN “PEMBUATAN PETA SATUAN LAHAN KABUPATEN BADUNG”



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Lahan dapat didefinisikan menjadi bagian dari bentang alam yang mencakup pengertian lingkungan fisik (iklim, topografi, hidrologi, dan vegetasi alami) yang secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan. Satuan lahan memiliki sifat atau karakteristik yang spesifik. Satuan lahan homogen adalah suatu daerah yang dibatasi oleh kesamaan dari unsur-unsur pembentuknya, semakin banyak unsur-unsur pembentuk dari suatu lahan, semakin homogen suatu lahan yang bersangkutan. Penggunaan lahan diartikan sebagai bentuk intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materiil maupun spiritual Arsyad (1989). Penggunaan lahan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yakni penggunaan lahan pertanian dan non pertanian. Selain lahan dikenal pula istilah peta tanah.
Peta tanah adalah sebuah peta yang menggambarkan variasi dan persebaran berbagai jenis tanah atau sifat-sifat tanah (seperti  pH, tekstur, kadar organic dll) di suatui area atau wilayah. Peta tanah merupakan hasil dari survey tanah dan digunakan untuk evaluasi sumber daya lahan, pemetaan ruang, perluasan lahan pertanian,konservasi dan sebagainya, dimana digunakan jenis peta penunjang seperti peta geologi, peta iklim, peta penggunaan lahan,peta topografi dan lain-lain. Di dalam peta tanah terdapat data primer yang merupakan hasil dari pengukuran langsung dilapangan dan data sekunder yang merupakan hasil dari perkiraan berdasarkan data yang didapatkan dilapangan. Prinsip dari peta tanah adalah dapat menunjukkan pola penyebaran satuan peta tanah sesuai dengan skala dan tingkat informasi tertentu sesuai dengan skalanya dimana dilengkapi dengan batas, notasi, dan legenda (keterangan), dalam hal ini mencakup suatu peta unit lahan yang akan memberikan data atau informasi mengenai bentuk wilayah ,geologi, iklim, penggunaan lahan, dan tanah tinjau pada suatu wilayah seperti halnya dibuatnya peta unit lahan di wilayah Kabupaten Badung ini


  1. Rumusan masalah
1.      Bagaimana menentukan unit lahan ?
2.      Bagaimana menentukan profil tanah ?
3.      Bagaimana menentukan sampel tanahnya ?
  1. Tujuan
1.      Untuk menentukan unit lahan.
2.      Untuk menentukan profil tanah.
3.      Untuk menentukan sampel tanah.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.   Satuan Lahan
     Satuan lahan lazim digunakan sebagai satuan analisis dalam kajian geografi. Menutut Sitorus, (1995: 93) satuan lahan merupakan kelompok lokasi yang berhubungan, dengan bentuklahan tertentu dalam sistem lahan dan seluruh satuan lahan yang sama dan mempunyai asosiasi lokasi yang sama. Sistem lahan  merupakan area yang mempunyai pola yang berulang dari topografi, tanah dan vegetasi. Satuan lahan merupakan kompleks wilayah atas asosiasi karakteristik tertentu. Satuan lahan terdiri dari 3 atribut maupun 4 atribut bergantung kepada topik kajian.
Satuan lahan merupakan kumpulan informasi yang menggambarkan perbedaan dan persamaan karakter suatu wilayah satu dengan yang lain. Sehingga dalam kajian tertentu perlu diperhatikan informasi (atribut) apa yang diperlukan untuk mengetahui karakter lahan berdasarkan tujuan penelitian/ topik kajian.
Satuan lahan adalah bagian dari lahan yang mempunyai karakteristik yang spesifik. Sembarang bagian dari lahan yang menggambarkan karakteristik lahan yang jelas dan nyata, tidak peduli bagaimana caranya dalam membuat batas-batasnya, dapat dipandang sebagai satuan lahan untuk evaluasi lahan. Namun demikian evaluasi lahan akan lebih mudah dilakukan apabila satuan lahan didefinisikan atas kriteria-kriteria karakteristik lahan yang digunakan dalam evaluasi lahan. (FAO, 1990).
Pembuatan peta satuan lahan dapat menggunakan pendekatan geomorfologi, yaitu dengan memperhatikan:
1.      Lereng
Lereng atau kondisi topografi suatu wilayah memrupakan hal yang penting dalam pembuatan peta satuan lahan. Kemiringan lereng dapat dihitung dari peta topografi. Besarnya indeks panjang dan kemiringan lereng dapat ditentukan dengan cara mmenghitung kerapatan garis kontur per saatuan panjang.
2.      Bentuk lahan
Informasi geomorfologis suatu daerah sangat penting untuk diketahui dan dipahami terutama kaitannya dengan permasalahan lingkungan yang pernah, sedang atau akan terjadi. Proses-proses geomorfologis yang mencakup proses endogenik dan eksogenik yang terjadi pada kala umur manusia dapat dipahami dan diinterpretasikan dari satuan-satuan bentuklahan yang menyusun suatu daerah. Analisis morfoometri, morfogenesis, morfokronologi dan morfoaransemen merupakan kunci dalam memahami proses-proses geomorfologi suatu daerah. Untuk itu, informasi geomorfologi ini sangat pening dalam penyuusunan dan pembuatan peta satuan lahan.
3.       Tanah
Faktor iklim dan organisme yang merupakan proses geomorfologi pada satuan bentuklahan tercermin pada proses pembentukan tanah. Proses geomorflogi merupakan hasil interaksi yang kompleks antara ikliim, organisme, batuan serta relief. Pemahaman yang komprehensif mengenai satuan tanah akan menggambarkan persebaran lahan yang ada di suatu daerah.
4.      Penggunaan lahan
Penggunaan lahan merepresentasikan campur tangan kegiatan manusia di lahan yang dapat mendegradasi ataupun mengagradasi suatu lahan. Untuk itu, informasi mengenai penggunaan lahan merupakan faktor penting dalam pembuatan satuan lahan.







BAB III
METODOLOGI
  1. Waktu pelaksanaan : Mulai dari tanggal 12 maret - 2 april 2015
2.      Alat dan bahan
·        Pensil
·        Penghapus
·        Penggaris
·        Pensil warna
·        Kertas kalkir A3
·        Kertas HVS A3
·        Peta

3.      Cara kerja :
a.       Langkah pertama yakni dengan mengamati peta (asli) yang dijadikan sumber acuan yang terdiri dari peta geologi, peta iklim, peta bentuk wilayah dan kemiringan lereng , peta penggunaan lahan,dan peta tanah tinjau.
b.      Siapkan kertas kalkir (A3), letakkan diatas peta (asli) dan mulai gambar bentuk wilayah yang ditentukan (Kabupaten Badung) sesuai dengan peta.
c.       Gambar  satu persatu pada kertas kalkir setiap jenis peta dan beri keterangan pada setiap peta ( peta geologi, peta iklim, peta bentuk wilayah dan kemiringan lereng, peta penggunaan lahan, dan peta tanah tinjau ).
d.      Foto copy setiap peta yang sudah digambar  menjadi lebih besar ( ukuran A3 ).
e.       Tumpang tindihkan setiap peta pada satu kertas kalkir yang sudah disiapkan.
f.        Kami menumpang tindihkan pertama peta geologi.
g.       Kedua kami menumpang tindihkan peta bentuk wilayah dan kemiringan lereng .
h.       Ketiga kami menumpang tindihkan peta iklim.
i.         Keempat kami menumpang tindihkan peta tanah tinjau.
j.        Terakhir kami menumpang tindihkan peta penggunaan lahan.
k.      Setelah semua selesai ditumpang tindihkan maka setiap lahan yang mempunyai kesamaan diberikan warna yang sama dan yang tidak memiliki kesamaan diberikan warna yang berbeda.
l.         Dari hasil terakhir kami memperoleh 42 unit lahan.

4.      Kendala yang dihadapi :
a.       Skala yang dipakai pada peta berbeda, sehingga sulit untuk menumpang tindihkan karena untuk menumpang tindihkan butuh skala yang sama.
b.      Peta yang digunakan terlalu lama dan berbeda beda tahunnya padahal jika digunakan untuk penelitian harus menggunakan peta dengan tahun keluaran yang sama.
c.       Warna di peta ada yang warnanya tidak jelas sehingga susah untuk membacanya.
d.      Karena  unit lahan yang diperoleh cukup banyak maka sulit untuk membedakan warnanya sehingga diperlukan warna yang cukup banyak.
e.       Sedikit mengalami kesusahan ketika mencari unit lahan yang sama dan yang berbeda sehingga membutuhkan ketelitian dan keuletan.




















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.       Hasil
       Terlampir.

4.2.       Pembahasan
1.      Dari hasil akhir setelah semua peta ditumpang tindihkan kita mendapatkan 42 unit lahan:

2.      a, D3, Bk, 17, Pg                    
3.      a, D3, Dt, 17, Pm                                
4.      a, D3, Dt, 17, Ht                     
5.      a, D3, Dt, 17, Pg                     
6.      a, D3, Dt,17, Ptk
7.      b, D3, Dt, 1, Pd
8.      a, D3, Dt, 17, Pm
9.      a, D3, Dt, 17, Pg
10.  b, D3, Dt, 3, Pm
11.  b, D3, Dt, 1, Pd
12.  b, D3, Dt, 3, Pm
13.  b, D3, Dt, 3,Kb
14.  c, D3, Dt, 13, Pm
15.  c, C3, Dt, 13, Pm
16.  c, D3, Dt, 3, Pm
17.  c, D3, Dt, 13, Pk
18.  c, D3, Dt, 13, Sw
19.  c, C3, Dt, 13, Sw
20.  c, C3, Dt, 13, Pk
21.  c, C1, Dt, 13, Sw
22.  c, C1, Dt, 13, Pk
23.  c, C2, Dt, 13, Sw
24.  c, B3, Dt, 13, Pk
25.  c, B3, Dt, 11, Pk
26.  c, B3, Dt, 11, Ht
27.  c, B3, B9, 11, Ptk
28.  c, B1, Dt, 9, Ht
29.  c, B2, Dt, 11, Ht
30.  c, C3, Bk, 11, Ht
31.  c, C3, B9, 11, Ht
32.  c, C2, Bk, 11, Ht
33.  c, C2, B9, 11, Ht
34.  c, C3, Dt, 11, Ptk
35.  c, C3, Dt, 9, Ht
36.  c, C2, Dt, 11, Ht
37.  c, C2, Dt, 9, Ht
38.  c, B1, Dt, 9, Ht
39.  c, B2,Dt, 11, Ht
40.  c, B1, Dt, 11, Ptk
41.  c, D3, Dt, 1, Ptk
42.  c,D3, Dt, 1,Sw
43.  b, D3, Dt, 1, Pm
44.  c, B1,Dt,11, Ht



Keterangan :
·        geologi
a = Tmps          : batu gamping perunggu formasi selatan
b = Q2             : batuan gunung api kelompok Lesong, Poheng,Sanghyang
c = Qpbb         :batuan gunung api kelompok Buyan-Beratan-Batur
·        iklim
B1        : BB 7-9 , BK 0-1
B2        : BB 7-9, BK 2-3
B3        : BB 7-8 ,BK 4-5
C1       : BB 5-6, BK 0-1
C2       : BB 5-6 , BK  2-3
C3       : BB 5-6 , BK 4-6
D3       : BB 3-4 , BK 4-6
·        kemiringan lereng
Dt        : datar
Bg        : bergelombang
Bk        : berbukit




·        tanah tinjau
kode
Macam tanah
Bahan induk
Fisiografi
Bentuk wilayah
1
(ket. Peta tidak terbaca/buram)
Endapan laut
Dataran pantai
Datar
3
(ket. Peta tidak terbaca/buram)
Endapan laut
Deting pantai
Datar
9
(ket. Peta tidak terbaca/buram)
Abu vulkan intermedian
Kerucut dan lungur vulkan
Bergelombang sampai bergunung melandai
11
Andosol, coklat kelabu
Abu dan tufa vulkan intermedien
Lungur vulkan
Berbukit  sampai bergunung
12
Latosol coklat kekuningan
Abu dan tufa vulkan intermedien
Lungur vulkan
Berbukit sampai bergunung
13
Latosol coklat kekuningan
Abu dan tufa vulkan intermedien
Lungur vulkan
Bergelombang sampai berbukit melandai
17
Mediteran coklat merah
Batu gamping
Bukit angkatan
berbukit

·        Penggunaan lahan
Ht        : hutan
Ptk       : pertanian tanah kering
Sw       : sawah
Pd        : perairan darat
Pg        : padang
Pk        : perkebunan
Pm       : pemukiman
Kb       : kebun

2.  Untuk profil tanah kami mengambil unit lahan c, D3, Dt, 13, Sw. Kami mengambil unit lahan tersebut sebagai profil tanah karena pada saat pembuatan semua unit lahan menurut kami bagian unit lahan tersebut yang paling benar dan paling tepat. Untuk sampel tanah kami mengambil lima sampel dengan menggunakan sistem grid karena bentuk lahannya datar.

0 comments: