BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Berkaitan dengan budidaya tanaman, petani
selalu berusaha untuk mendapatkan hasil yang optimal. Berhasil atau tidaknya
suatu produksi pertanian tergantung dari beberapa faktor. Kedalaman dan media
tanam dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.Media tanam
merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan
digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan
media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat
asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki
kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda.
Negara Indonesia merupakan Negara agraris
dimana daerah-daerah yang terdapat dikepulauan Indonesia mempunyai potensi
untuk lahan pertanian. Lahan pertanian yang terdapat di Indonesia sangatlah
luas sehingga pertanian dapat tumbuh dan berkembang baik. Optimalisasi
pertanian merupakan usaha dalam bertani untuk meningkatkan produksi pertanian
dengan usaha mengoptimalkan factor-faktor yang mendukung keberhasilan
usahatani. Dalam melakukan suatu budidaya tanaman misalnya buncis, kita harus
mengetahui kedalaman tanam yang harus dilakukan. Buncis (Phaseolus vulgaris
L.) merupakan sayuran buah yang termasuk famili Leguminosae. Tanaman buncis
cocok dibudidayakan dan berproduksi baik pada dataran medium maupun dataran
tinggi. Kedalaman tanam berkisar 3-8 cm, dengan cara ditugal dan setiap lubang
tanam diisi dua biji.
Buncis (dari bahasa Belanda, boontjes, Phaseolus
vulgaris L.) merupakan
sejenis polong-polongan yang dapat dimakan. Buah, biji, dan daunnya
dimanfaatkan orang sebagai sayuran. Sayuran ini kaya dengan kandungan protein. Ia dipercaya
berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Buncis adalah sayur yang kaya dengan protein dan vitamin ini membantu
menurunkan tekanan darah serta mengawal metabolisme gula dalam darah
dan amat sesuai dimakan oleh mereka yang mengidap penyakit diabetes atau hipertensi. Kandungan serat dan enzim yang tinggi
dapat membantu penurunan berat badan Kacang buncis tumbuh melilit, mempunyai
akar tunggang dan sisi yang panjang dan memerlukan tiang untuk memanjat.
Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor
tanah yang makin keras (rusak) dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro
serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga karena faktor hama dan penyakit
tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.
B. Sentra
Penanaman
Daerah
yang sejak lama menjadi sentra pertanaman buncis antara lain Kotabatu (Bogor),
Pengalengan dan Lembang (Bandung) dan Cipanas (Cianjur). Sedangkan pusat
terbesar pertanaman kacang ijo anatara lain daerah Garut (Jawa Barat).
C. Manfaat
Tanaman
Peningkatan
produksi buncis mempunyai arti penting dalam menunjang peningkatan gizi
masyarakat, sekaligus berdaya guna bagi usaha mempertahankan kesuburan dan
produktivitas tanah. Kacang buncis merupakan salah satu sumber protein nabati
yang murah dan mudah dikembangkan.
Kacang
jogo/kacang merah yang dikonsumsi bijinya, mengandung protein 21-27%, sehingga
menu makanan yang terdiri atas campuran nasi dan kacang jogo (90%+10%)
merupakan komposisi makanan yang mencukupi karbohidrat dan protein tubuh.
Selain
itu, manfaat buncis lainnya adalah :
·
Buncis
merupakan sumber protein nabati yang sangat penting dan banyak mengandung
vitamin A, vitamin B, dan C,
·
Khasiat
buncis adalah mampu melancarkan sistem pencernaan.
·
Mencegah
konstipasi,
·
Menstimulasi
sistem kekebalan tubuh secara alami,
·
Menetralkan
gula darah,
·
Mengobati
tukak lambung,
·
Mencegah
kanker usus besar dan mampu memperkecil resiko terkena kanker ganas.
D. Jenis Tanaman
Taksonomi
tanaman buncis diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plant Kingdom
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub famili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papilionaceae)
Sub famili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.
BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS
2.1 Pengertian Kacang Buncis( Phaseolus Vulgaris L. )
Buncis merupakan salah satu jenis kacang sayur yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Buncis (phaseolus vulgaris L.) bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini berasal dari Mexico Selatan, Amerika Selatan, dan daratan Cina. Selanjutnya, penanaman tanaman ini meluas ke Indonesia, Melaysia, Karibia, Afrika Timur, dan Barat.
Tanaman buncis termasuk family Leguminoceae dan merupakan tanaman semusim berbentuk perdu. Tanaman ini juga memiliki beberapa sifat botani penting, diantaranya adalah sebagai berikut :
Susunan daunnya merupakan daun majemuk dengan tiga helai daun berbentuk segitiga pada tiap tangkai daun
Tandan bunga duduk diketiak daun dan merupakan bunga sempurna, sehingga bersifat menyerbuk sendiri
Warna dan ukuran polong bervariasi. Pada umumnya, polong berwarna hijau dan lurus memanjang
Warna dan bentuk biji juga bervariasi yakni putih, kuning, merah, nila, coklat, dan hitam
Tipe tanaman buncis
Tanaman buncis dibedakan atas dua tpe pertumbuhan, yakni:
Tipe Merambat
Buncis tipe ini memiliki system pertumbuhan merambat, sehingga memerlukan tiang untuk merambat. Produksinya berupa polong yang umumnya dipetik pada saat masih muda. Masyarakat umum menyebutnya koro atau kacang buncis.
Tipe Tegak
Buncis tipe ini memiliki system pertumbuhan yang tegak, tidak merambat. Tingginya sekitar 30 cm – 40 cm. Percabangannya rendah dan sedikit, ruas batangnya agak pendek. Tipe buncis tumbuh tegak ini dikenal sebagai kacang jogo. Kacang jogo umumnya dikomunikasi dalam bentuk biji, bukan polong. Dan kacang jogo ini dibagi menjadi dua, yaitu : kacang merah dan kacang coklat ( buncis pendek ).
2.2 Syarat Tumbuh
Tanaman buncis, tumbuh denga baik pada daerah dengan ketinggian 1.000 cm – 1.500 m dari permukaan laut ( dpl. ). Namun demikian, tanaman ini masih mampu tumbuh pada ketinggian antara 500 m – 600 m dpl., terutama jenis buncis tegak.
Tanaman buncis dapat tumbuh di semua jenis tanah, terutama terutama jenis Andosol dan Regosol. Keasaman ( pH ) tanah yang dikehendaki berkisar antara 5,5 – 6,0. Untuk menaikkan pH tanah, dapat dilakukan pengapuran. Setiap kenaikan pH sebesar 0,1 dibutuhkan sekitar 480 kg kapur/ha. Pengapuran dilakukan 2 – 3 minggu sebelum penanaman.
Suhu udara yang paling baik bagi pertumbuhan buncis adalah antara 20℃- 25℃. Sebaliknya, pada suhu lebih dari 25℃, banyak polong yang hampa. Pada umumnya, tanaman tanaman buncis memerlukan cahaya matahari yang cukup banyak yakni sekitar 400 – 800 footcandles. Oleh karena itu, tanaman buncis tidak memerlukan naungan. Tetapi didaerah yang bersuhu tinggi, sebaiknya tanaman diberi pohon pelindung atau mulsa. Mulsa dapat berupa jerami atau daun pisang kering.
Pada umumya, buncis adalah tanaman didaerah dengan kadar curah hujan 1.500 mm – 2.500 mm/tahun. Sebenarnya, tanaman ini tidak menghendaki curah hujan yang tinggi, tetapi yang terpenting jangan sampai terjadi kekurangan air. Saat penanaman yang paling baik adalah pada masa perahilan, yakni pada akhir musim kemarau atau akhir musim hujan. Pada saat peralihan, air hujan tidak begitu banyak, sehingga tanaman dapat terhindar dari penyakit bercak.
Kelembapan udara yang diperlukan tanaman buncis berkisar antara
50% - 60%. Kelembapan yang terlalu tinggi akan mendukung terjadinya serangan hama dan penyakit. Untuk mengurangi kelembapan, dilakukan pemangkasan dan penyiangan tanaman.
ANALISIS DAN SINTESIS
2.1 Pengertian Kacang Buncis( Phaseolus Vulgaris L. )
Buncis merupakan salah satu jenis kacang sayur yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Buncis (phaseolus vulgaris L.) bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini berasal dari Mexico Selatan, Amerika Selatan, dan daratan Cina. Selanjutnya, penanaman tanaman ini meluas ke Indonesia, Melaysia, Karibia, Afrika Timur, dan Barat.
Tanaman buncis termasuk family Leguminoceae dan merupakan tanaman semusim berbentuk perdu. Tanaman ini juga memiliki beberapa sifat botani penting, diantaranya adalah sebagai berikut :
Susunan daunnya merupakan daun majemuk dengan tiga helai daun berbentuk segitiga pada tiap tangkai daun
Tandan bunga duduk diketiak daun dan merupakan bunga sempurna, sehingga bersifat menyerbuk sendiri
Warna dan ukuran polong bervariasi. Pada umumnya, polong berwarna hijau dan lurus memanjang
Warna dan bentuk biji juga bervariasi yakni putih, kuning, merah, nila, coklat, dan hitam
Tipe tanaman buncis
Tanaman buncis dibedakan atas dua tpe pertumbuhan, yakni:
Tipe Merambat
Buncis tipe ini memiliki system pertumbuhan merambat, sehingga memerlukan tiang untuk merambat. Produksinya berupa polong yang umumnya dipetik pada saat masih muda. Masyarakat umum menyebutnya koro atau kacang buncis.
Tipe Tegak
Buncis tipe ini memiliki system pertumbuhan yang tegak, tidak merambat. Tingginya sekitar 30 cm – 40 cm. Percabangannya rendah dan sedikit, ruas batangnya agak pendek. Tipe buncis tumbuh tegak ini dikenal sebagai kacang jogo. Kacang jogo umumnya dikomunikasi dalam bentuk biji, bukan polong. Dan kacang jogo ini dibagi menjadi dua, yaitu : kacang merah dan kacang coklat ( buncis pendek ).
2.2 Syarat Tumbuh
Tanaman buncis, tumbuh denga baik pada daerah dengan ketinggian 1.000 cm – 1.500 m dari permukaan laut ( dpl. ). Namun demikian, tanaman ini masih mampu tumbuh pada ketinggian antara 500 m – 600 m dpl., terutama jenis buncis tegak.
Tanaman buncis dapat tumbuh di semua jenis tanah, terutama terutama jenis Andosol dan Regosol. Keasaman ( pH ) tanah yang dikehendaki berkisar antara 5,5 – 6,0. Untuk menaikkan pH tanah, dapat dilakukan pengapuran. Setiap kenaikan pH sebesar 0,1 dibutuhkan sekitar 480 kg kapur/ha. Pengapuran dilakukan 2 – 3 minggu sebelum penanaman.
Suhu udara yang paling baik bagi pertumbuhan buncis adalah antara 20℃- 25℃. Sebaliknya, pada suhu lebih dari 25℃, banyak polong yang hampa. Pada umumnya, tanaman tanaman buncis memerlukan cahaya matahari yang cukup banyak yakni sekitar 400 – 800 footcandles. Oleh karena itu, tanaman buncis tidak memerlukan naungan. Tetapi didaerah yang bersuhu tinggi, sebaiknya tanaman diberi pohon pelindung atau mulsa. Mulsa dapat berupa jerami atau daun pisang kering.
Pada umumya, buncis adalah tanaman didaerah dengan kadar curah hujan 1.500 mm – 2.500 mm/tahun. Sebenarnya, tanaman ini tidak menghendaki curah hujan yang tinggi, tetapi yang terpenting jangan sampai terjadi kekurangan air. Saat penanaman yang paling baik adalah pada masa perahilan, yakni pada akhir musim kemarau atau akhir musim hujan. Pada saat peralihan, air hujan tidak begitu banyak, sehingga tanaman dapat terhindar dari penyakit bercak.
Kelembapan udara yang diperlukan tanaman buncis berkisar antara
50% - 60%. Kelembapan yang terlalu tinggi akan mendukung terjadinya serangan hama dan penyakit. Untuk mengurangi kelembapan, dilakukan pemangkasan dan penyiangan tanaman.
0 comments:
Post a Comment